Beranda / Romansa / Second Love / Bab 81 - Bab 90

Semua Bab Second Love: Bab 81 - Bab 90

98 Bab

Part 81

      Tiga bulan telah berlalu. Semuanya berjalan seperti biasanya. Seperti halnya Clara, ia menjalani hari-hari tanpaa halangan apapun. Tidak ada yang mengganggunya sama sekali. Mungkin orang yang mengganggunya telah bosana karena tidak pernah mendapat respon dari Clara.         Clara juga semakin populer di kampusnya. Ia terkenal sebagai mahasiswi yang begitu baik, cantik, ramah, dan supel. Banyak laki-laki yang berusaha mendekatinya. Namun, Clara enggan menanggapinya. Hatinya sudah terisi dengan sosok pria dingin bernama Nathan. Ia tidak mau mengkhianati pria itu. Terlalu mengerikan. Lagipula Nathan telah memberikan segalanya untuknya. Lantas apa yang kurang dari dia, sampai ia harus mencari laki-laki lain untuk kembali mengisi hatinya?        Clara berjalan menyelusuri lorong kampusnya. Sesekali ia menyapa orang yang tidak sengaja berpapasan dengannya.  
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-07
Baca selengkapnya

Part 82

        Edgar memasuki rumah Wilda dengan tergesa. Ia sudah tidak menyembunyikan hubungannya dengan Wilda. Ayah Wilda merestui hubungan mereka. Hal itu membuat Edgar terpaksa berpura-pura bahwa ia benar-benar mencintai Wilda. Edgar heran, kenapa ayah dan anak sama saja. Sama-sama mudah di bohongi. Padahal, ia hanya sedikit bersandiwara saja. Tetapi mereka percaya begitu saja akan kebohongannya.          Edgar memfokuskan matanya saat melihat Wilda sedang berbaring di sofa ruang tengahnya. Edgar heran, setiap kali ia datang ke rumah Wilda, ia selalu menemukan Wilda dalam posisi yang sama. Apakah kegiatannya sehari-hari hanya seperti itu saja?    "Hei. Sayang, sedang apa?" Tanya Edgar.         Wilda segera beranjak dari tidurnya. Ia kaget saat mengetahui Edgar datang sepagi ini. Tidak biasanya, Edgar datang sepagi ini.   "Edgar? Tumben sekali
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-07
Baca selengkapnya

Part 83

       Nathan memasuki rumahnya dengan tergesa. Perasannya begitu gusar. Ia begitu khawatir akan kondisi Clara. Pasalnya, ia mendapatkan sebuah pesan berisi ancaman untuknya dan Clara. Ia menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan wanita yang ia cintai itu.          Nathan bisa bernafas lega saat melihat Clara sedang tidur santai bersama Devan di ruang tengah. Ia mengelus dadanya pelan. Berusaha menetralkan detak jantungnya yang berdetak begitu cepat.       Nathan mendudukkan dirinya sendiri dengan nafas yang memburu. Clara mengernyit heran, ada apa dengan Nathan? Kenapa terlihat begitu aneh?  "Kak Nathan kenapa? Apa terjadi sesuatu? Kakak terlihat panik sekali." Tanya Clara. "Devan, kamu ke kamar dulu ya. Papa mau berbicara sama Mama dulu. Oke?" Ucap Nathan. "Oke, Pa. Jangan lama-lama ya." Uc
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-07
Baca selengkapnya

Part 84

      Clara heran. Kenapa semua mata tertuju padanya? Semua orang terlihat menatapnya tidak suka. Sepertinya ada yang salah darinya. Tapi apa? Seingatnya ia tidak melakukan apapun. Apa ia melakukan kesalahan itu tanpa ia menyadarinya.        Clara semakin menundukkan kepalanya saat bisikan-bisikan sinis masuk ke dalam rungunya. Ia benar-benar tidak menyangka jika ini adalah hari terburuk yang pernah ia alami. Selama ini, ia tidak pernah mendapatkan kebencian dari teman-temannya. Ia hanya terkenal sebagai gadis biasa yang tidak gemar melakukan kenakalan. "Hei, lihat ada seorang jalang yang masih berkeliaran di kampus kita. Benar-benar tidak memiliki malu. Kalau aku jadi dia, mungkin aku sudah keluar dari kampus ini lebih cepat. Melihat wajahnya saja sudah membuatku muak." Bisik salah satu temannya. "Benar. Mungkin dia memiliki wajah yang begitu tebal, sampai-sampai tidak memiliki rasa ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-08
Baca selengkapnya

Part 85

        Rafa masih gusar. Nathan tak kunjung mendatanginya. Kenapa terasa lama sekali? Padahal, baru beberapa menit ia menunggu. Tidak sampai sepuluh menit. Rafa khawatir jika ia kehilangan jejak. Ia berusaha menghubungi kendaraan umum supaya bisa mengejar pelaku. Namun tak bisa, di jam seperti ini tidak ada kendala yang berlalu lalang.          Selang beberapa lama, Nathan datang dengan wajah panik. Ia segera membuka kaca mobilnya kemudian menyuruh Rafa untuk masuk.    "Bagaimana ini bisa terjadi?" Tanya Nathan.   "Ceritanya panjang. Tadi pagi, berita tentang keburukan Clara memyebar begitu saja ke semua penjuru kampus. Saya bahan tidak menyangks jima kejadian itu terjadi begitu cepat. Sku sudah berusaha untuk menghentikan berita itu semampunya, namun berita itu sudah menyebar begitu cepat. Bahkan fotonya sudah tersebar begitu saja. Saya tidak tahu darimana sumber itu berasal
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-08
Baca selengkapnya

Part 86

      Clara berusaha melepaskan tangannya yang di ikat. Ia mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya. Ia tidak menemukan siapa-siapa. Tempat ini gelap dan kotor, seperti tidak ada seorang pum yang pernah menginjakkan kaki di tempat ini. Ia tidak menemukan seorangpun yang ada di tempat ini. Clara takut jika ada orang yang akan menyakitinya. Ia menyesal karena bertindak terlalu cepat. Seharusnya ia mengingat apa yang di katakan oleh Nathan bahwa ia tidak boleh keluar sendirian. Sekarang, ia hanya bisa menyesalinya.        Tiba-tiba saja pintu terbuka. Terlihat seorang pria dan wanita memasuki ruangan ini. Clara nampak cemas, ia takut jika orang itu akan membawanya ke jurang kematian. Ia ingin berteriak namun mulutnya di tutup oleh lakban besar. Hal itu membuatnya tidak bisa membuka suara sedikitpun. "Bagaimana kabarmu cantik? Aku lihat kamu semakin cantik hari ini. Aku tidak menyangka jika Nathan bisa memilik
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-08
Baca selengkapnya

Part 87

       Clara gusar. Nathan tak kunjung datang untuk menyelamatkannya. Ia lapar sekali, ia membutuhkan makanan untuk mengganjal perutnya. Sudah satu hari penuh ia sendirian di ruangan pengap ini. Pernafasannya mulai terasa sesak akibat debu dan gelap.        Clara terus merapalkan do'a supaya ia baik-baik saja. Ia berusaha menetralkan pernafasannya yang terasa sesak. Ia tidak sanggup menahan rasa sesak ini. Kenapa tidak satupun orang yang menyelamatkannya? Apa ia di bawa ke tempat terpencil sampai Nathan begitu lama untuk menyelamatkannya? Sekali lagi, Clara menyesali dirinya yang bertindak gegabah.        Ia menatap celah jendela yang sedikit terbuka. Suasana di luar sudah tampak gelap. Ternyata sudah malam. Clara semakin ketakutan, ia takut jika ada makhluk tak kasat mata datang menghampirinya begitu saja. Clara menggeleng pelan, ia tidak mempercayai hal seperti itu. &
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-09
Baca selengkapnya

Part 88

     Clara mulai membuka matanya pelan. Ia berusaha menetralkan pandangannya yang masih buram. Ia mengamati segala hal yang ada di sekelilingnya. Semuanya nampak berwarna putih. Apakah ia sudah berada di surga? Namun, ia masih merasakan rasa sakit di kepalanya. Ia juga merasakan sesuatu yang membebani lengannya.      Clara tersenyum saat mendapati Nathan telah menjaganya. Pemikirannya tentang surga ternyata salah besar. Ia masih hidup di dunia ini. Ia masih bisa melihat sosok Nathan dengan jelas. Ia membelai rambut Nathan dengan lembut membuat sang empu melenguh pelan.        Nathan mulai membuka matanya pelan. Ia bisa melihat Clara yang tersenyum lembut kepadanya. Clara tersenyum begitu cantik hingga Nathan terpaku sejenak. Nathan mengucek matanya pelan. Ia mencoba menyadarkan dirinya sendiri yang masih setengah tertidur. "Kamu sudah sadar? Maafkan aku karena telat datan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-09
Baca selengkapnya

Part 89

       Nathan sudah mantab. Ia akan mengadakan konferensi pers di kampus Clara. Ia tidak mau jika Clara di cap sebagai jalang murahan seperti yang mereka katakan. Clara merupakan perempuan baik-baik yang selalu menjaga kesuciannya sebelum memilih untuk bersamanya. Ia harus meluruskannya sendiri. Iya sendiri. Ia tidak mengajak Clara untuk ikut bersamanya. Istrinya masih lemah. Ia tidak mau membuat istrinya semakin ngedrop karena pertanyaan-pertanyaan dari wartawan yang ia yakini akan menyakiti hati mereka.       Nathan menghela nafas pelan. Ia berusaha menetralkan jantungnya yang berdegup kencang. Ia belum terbiasa menghadapi wartawan sebanyak itu. Apalagi ia akan di tanyai berbagai hal buruk kepadanya. Biasanya, ia akan ditanyai mengenai kemajuan bisnisnya. Nathan menggedikkan bahunya pelanoleh mencoba tidak perduli, ia akan menjawab semua pertanyaan mereka apa adanya. Ia sudah mempersiapkan semuanya. Ia akan menerima segala ko
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-09
Baca selengkapnya

Part 90

      Clara mendengus kesal saat mendapati wajah suaminya di mana-mana. Kemanapun ia mengalihkan channel, maka wajah suaminya akan terpampang begitu saja. Ia heran, kenapa Nathan bisa seterkenal itu? Setelah ini, ia akan terpampang di televisi. Ia tidak sabar untuk menjadi terkenal. Ah tidak. Jika di fikir-fikir. Menjadi terkenal bukanlah hal yang mudah. Privasinya akan menjadi konsumsi publik. Seperti sekarang, hubungannya dengan Nathan harus menjadi konsumsi semua orang.       Clara bosan. Jika setiap channel berisi tentang suaminya, untuk apa dia menonton televisi. Lebih baik ia mematikannya sekarang juga. Ia lebih suka menatap sang suami di dunia nyata bukan dalam layar kaca.        Clara mendengus pelan. Kenapa tak seorang pum yang mengunjunginya. Apakah mereka tidak tahu jika Clara bisa saja mati kebosanan sekarang. Kenapa mereka tidak peka sama sekali sih?   &
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status