Share

Part 85

Penulis: Nur Cahaya
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-08 11:27:16

        Rafa masih gusar. Nathan tak kunjung mendatanginya. Kenapa terasa lama sekali? Padahal, baru beberapa menit ia menunggu. Tidak sampai sepuluh menit. Rafa khawatir jika ia kehilangan jejak. Ia berusaha menghubungi kendaraan umum supaya bisa mengejar pelaku. Namun tak bisa, di jam seperti ini tidak ada kendala yang berlalu lalang.

       Selang beberapa lama, Nathan datang dengan wajah panik. Ia segera membuka kaca mobilnya kemudian menyuruh Rafa untuk masuk. 

"Bagaimana ini bisa terjadi?" Tanya Nathan.

"Ceritanya panjang. Tadi pagi, berita tentang keburukan Clara memyebar begitu saja ke semua penjuru kampus. Saya bahan tidak menyangks jima kejadian itu terjadi begitu cepat. Sku sudah berusaha untuk menghentikan berita itu semampunya, namun berita itu sudah menyebar begitu cepat. Bahkan fotonya sudah tersebar begitu saja. Saya tidak tahu darimana sumber itu berasal

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Second Love   Part 86

    Clara berusaha melepaskan tangannya yang di ikat. Ia mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya. Ia tidak menemukan siapa-siapa. Tempat ini gelap dan kotor, seperti tidak ada seorang pum yang pernah menginjakkan kaki di tempat ini. Ia tidak menemukan seorangpun yang ada di tempat ini. Clara takut jika ada orang yang akan menyakitinya. Ia menyesal karena bertindak terlalu cepat. Seharusnya ia mengingat apa yang di katakan oleh Nathan bahwa ia tidak boleh keluar sendirian. Sekarang, ia hanya bisa menyesalinya. Tiba-tiba saja pintu terbuka. Terlihat seorang pria dan wanita memasuki ruangan ini. Clara nampak cemas, ia takut jika orang itu akan membawanya ke jurang kematian. Ia ingin berteriak namun mulutnya di tutup oleh lakban besar. Hal itu membuatnya tidak bisa membuka suara sedikitpun."Bagaimana kabarmu cantik? Aku lihat kamu semakin cantik hari ini. Aku tidak menyangka jika Nathan bisa memilik

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-08
  • Second Love   Part 87

    Clara gusar. Nathan tak kunjung datang untuk menyelamatkannya. Ia lapar sekali, ia membutuhkan makanan untuk mengganjal perutnya. Sudah satu hari penuh ia sendirian di ruangan pengap ini. Pernafasannya mulai terasa sesak akibat debu dan gelap. Clara terus merapalkan do'a supaya ia baik-baik saja. Ia berusaha menetralkan pernafasannya yang terasa sesak. Ia tidak sanggup menahan rasa sesak ini. Kenapa tidak satupun orang yang menyelamatkannya? Apa ia di bawa ke tempat terpencil sampai Nathan begitu lama untuk menyelamatkannya? Sekali lagi, Clara menyesali dirinya yang bertindak gegabah. Ia menatap celah jendela yang sedikit terbuka. Suasana di luar sudah tampak gelap. Ternyata sudah malam. Clara semakin ketakutan, ia takut jika ada makhluk tak kasat mata datang menghampirinya begitu saja. Clara menggeleng pelan, ia tidak mempercayai hal seperti itu.&

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-09
  • Second Love   Part 88

    Clara mulai membuka matanya pelan. Ia berusaha menetralkan pandangannya yang masih buram. Ia mengamati segala hal yang ada di sekelilingnya. Semuanya nampak berwarna putih. Apakah ia sudah berada di surga? Namun, ia masih merasakan rasa sakit di kepalanya. Ia juga merasakan sesuatu yang membebani lengannya. Clara tersenyum saat mendapati Nathan telah menjaganya. Pemikirannya tentang surga ternyata salah besar. Ia masih hidup di dunia ini. Ia masih bisa melihat sosok Nathan dengan jelas. Ia membelai rambut Nathan dengan lembut membuat sang empu melenguh pelan. Nathan mulai membuka matanya pelan. Ia bisa melihat Clara yang tersenyum lembut kepadanya. Clara tersenyum begitu cantik hingga Nathan terpaku sejenak. Nathan mengucek matanya pelan. Ia mencoba menyadarkan dirinya sendiri yang masih setengah tertidur."Kamu sudah sadar? Maafkan aku karena telat datan

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-09
  • Second Love   Part 89

    Nathan sudah mantab. Ia akan mengadakan konferensi pers di kampus Clara. Ia tidak mau jika Clara di cap sebagai jalang murahan seperti yang mereka katakan. Clara merupakan perempuan baik-baik yang selalu menjaga kesuciannya sebelum memilih untuk bersamanya. Ia harus meluruskannya sendiri. Iya sendiri. Ia tidak mengajak Clara untuk ikut bersamanya. Istrinya masih lemah. Ia tidak mau membuat istrinya semakin ngedrop karena pertanyaan-pertanyaan dari wartawan yang ia yakini akan menyakiti hati mereka. Nathan menghela nafas pelan. Ia berusaha menetralkan jantungnya yang berdegup kencang. Ia belum terbiasa menghadapi wartawan sebanyak itu. Apalagi ia akan di tanyai berbagai hal buruk kepadanya. Biasanya, ia akan ditanyai mengenai kemajuan bisnisnya. Nathan menggedikkan bahunya pelanoleh mencoba tidak perduli, ia akan menjawab semua pertanyaan mereka apa adanya. Ia sudah mempersiapkan semuanya. Ia akan menerima segala ko

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-09
  • Second Love   Part 90

    Clara mendengus kesal saat mendapati wajah suaminya di mana-mana. Kemanapun ia mengalihkan channel, maka wajah suaminya akan terpampang begitu saja. Ia heran, kenapa Nathan bisa seterkenal itu? Setelah ini, ia akan terpampang di televisi. Ia tidak sabar untuk menjadi terkenal. Ah tidak. Jika di fikir-fikir. Menjadi terkenal bukanlah hal yang mudah. Privasinya akan menjadi konsumsi publik. Seperti sekarang, hubungannya dengan Nathan harus menjadi konsumsi semua orang. Clara bosan. Jika setiap channel berisi tentang suaminya, untuk apa dia menonton televisi. Lebih baik ia mematikannya sekarang juga. Ia lebih suka menatap sang suami di dunia nyata bukan dalam layar kaca. Clara mendengus pelan. Kenapa tak seorang pum yang mengunjunginya. Apakah mereka tidak tahu jika Clara bisa saja mati kebosanan sekarang. Kenapa mereka tidak peka sama sekali sih? &

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-10
  • Second Love   Part 91

    Nathan memasuki ruangan Clara dengan hati-hati. Takut jika sang penghuni sedang tertidur. Namun, ia bisa melihat sosok laki-laki yang sedang berada di samping Clara. Ia tahu siapa laki-laki itu. Dia adalah Rafa. Nathan segera menyingkirkan Rafa dari tempat duduknya. Sontak, Rafa langsung jatuh tersungkur jatuh ke lantai akibat tenaga Nathan yang tidak main-main. Rafa menatap Nathan sengit. Baru saja ia memuji Nathan di depan Clara. Sekarang malah mempermalukannya begitu saja."Aduh, Pak. Jika ingin duduk tinggal katakan saja. Jangan seenaknya menyingkirkan saya begitu saja. Memangnya saja barang yang bisa di lempar begitu saja!" Ucap Rafa kesal."Itu memang pantas untukmu. Lagipula wajahmu itu mirip dengan sempak milik Kak Nathan. Ah, bahkan lebih bagusan milik Kak Nathan." Bukan Nathan yang menjawab, tapi Clara."Sudahlah. Lebih baik aku pergi daripada

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-10
  • Second Love   Part 92

    Clara dan Nathan memasuki rumah mereka dengan pelan. Mereka khawatir jika ada yang terganggu oleh kedatangan mereka. Clara menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Suasananya tampak begitu sepi. Mungkin penghuni rumahnya sudah memasuki ke alam mimpinya masing-masing. Clara menghela nafas berat. Ia harus segera mengistirahatkan tubuhnya yang masih terlalu lemas. Ia ingin segera meraih mimpinya seperti yang lain. Namun, impiannya sirna saat mendapati gundukan selimut yang memenuhi tempat tidurnya dan Nathan. Clara tahu siapa sang pelaku. Biasanya, ia akan merasa biasa saja melihat tingkah Devan yang seperti ini. Entah kenapa hari ini Clara merasa sedikit kesal. Mungkin karena ia kelelahan. Ia membalikkan badan Nathan kemudian menatapnya tajam."Kak, pindahkan Devan dari dari kamar kita. Aku tidak mau jika kita harus berbagi ranjang dengan dia." Uc

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-10
  • Second Love   Part 93

    Jovian kesal bukan main. Setelah ia menuntaskan semuanya, ia tidak menerima kabar dari Nathan sama sekali. Untung saja ia berhasil menuntaskannya tanpa jejak. Ia mensyukuri otak cerdasnya yang bisa di andalkan. Seandainya tindakannya di ketahui oleh aparat kepolisian, bisa habis ia karena telah menembak seseorang tanpa izin. Memangnya dia harus izin kemana? Jovian hanya mengirimkan Edgar ke luar negeri saat dirinya belum sadar. Ia menyuruh bawahannya untuk menemani raga Edgar sampai sana. Ia juga memerintahkan bawahannya, supaya Edgar di operasi untuk menghilangkan ingatannya. Ia tidak mau membunuh makhluk itu. Walaupun ia pria berdarah dingin, ia tidak mau mengotori tangan sucinya akibat membunuh Edgar. Jovian memasuki rumahnya dengan lesu. Ia lelah sekali karena mengurus semuanya sendirian. Ia tidak menyangka jika Nathan tega membiarkannya mengurus semuanya sendirian. Mentang-men

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-10

Bab terbaru

  • Second Love   EPILOG

    Clara pusing. Ia mengelus perutnya yang membesar. Ia terus mengomeli anak-anaknya yang berlari kesana kemari tak tentu arah. Rey dan Raka, si kembar berusia lima tahun yang masih Nakal-nakalnya. Clara sampai tidak tahu bagaimana mengatasi mereka. Bi Inah sedang pulang kampung, jadi tidak ada seorang pun yang menjaga Clara untuk menjaga anak-anaknya."Rey. Jangan lari-lari. Nanti terjatuh.""Raka. Jangan sentuh benda itu! Itu berbahaya, nanti pecah!""Rey! Mama bilang jangan lari-lari. Ya Tuhan, kenapa mereka bandel sekali." Nathan mendudukkan dirinya sendiri pada sofa miliknya. Ia terlanjur kesal dengan kedua putranya. Entah aoa kesalahannya sampai ia memiliki anak senakal ini. Padahal seingatnya, ia adalah seorang anak yang penurut saat kecil. Ia jadi berfikir, apa Nathan sewaktu kecil memang senakal ini?"Istirahatlah. Kamu pasti l

  • Second Love   Part 97

    Tiga bulan sudah berlalu. Perut Clara mulai menyembul di balik bajunya. Tubuh Clara juga semakin berisi. Pipinya yang bulat semakin bulat karena ia banyak sekali makan. Nathan jadi sering mencubit pipinya sampai memerah saking gemasnya. Hal itu membuat Clara jadi kesal sendiri. Devan menatap Clara yang masih menikmati camilannya. Ia melihat banyak sekali bungkus yang berserakan di depan Clara. Itu merupakan cemilannya. Tega sekali dia memakan milik Devan. Akan tetapi, Devan berusaha menerima. Ia harus mengingat perkataaUcapathan. Bahwa ia harus menuruti perkataan Clara. Kata Nathan, ini adalah salah satu cara untuk belajar menjadi kakak yang baik. Devan mendekati Clara kemudian duduk di sebelah Clara. Ia menatap Clara yang masih tidak memperdulikan keberadaan Devan. Clara masih terlalu fokus dengan makanannya. Lama menatap Clara makan, membuat Devan ikin mencicipinya juga. Namu

  • Second Love   Part 96

    Clara memasuki rumahnya dengan lesu. Ia masih belum menerima sepenuhnya bayi yang di kandungannya. Clara sudah berusaha, namun apalah daya. Hatinya belum ikhlas sepenuhnya. Bahkan ia melewati Devan begitu saja ketika anak itu hendak menyapanya. Ia tidak menggubris sama sekali akan keberadaan Devan. Devan merasa ada yang janggal. Ia menatap sang ayah guna meminta penjelasan. Sang ayah hanya tersenyum kemudian mengelus rambut Devan lembut. "Mama sedang capek. Makanya tidak sempat menyapa Devan. Devan tidak apa-apa kan?" Ucap Nathan berusaha menghibur Devan. "Tidak apa-apa, Papa. Devan hanya bingung saja. Tidak biasanya Mama seperti itu. Apa Mama capek sekali sampau tidak memperdulikan Devan sama sekali?" "Iya. Mama capek sekali. Apalagi sekarang ada dedek bayi." "Dedek bayi? Dedek bayi siapa? Aku tidak melihat dedek ba

  • Second Love   Part 95

    Clara menatap Wilda tidak suka. Sebenarnya siapa yang salah di sini? Kenapa dia malah menatapnya seperti itu? Bukankah seharusnya Clara yang merasa kesal karena suaminya telah di ganggu olehnya? Ia merutuki wanita yang tidak tahu diri itu. Kenapa dia masih bisa berkeliaran bebas di sini? Seharusnya ia sudah membusuk di penjara."Kenapa menatapku seperti itu? Kamu tidak suka? Aku tidak perduli. Kamu yang salah kenapa kamu yang kesal?" Ucap Clara kesal."Kamu yang salah! Kamu yang telah memasuki ke kehidupan kami tiba-tiba. Seandainya kamu tidak datang mungkin semuanya akan baik-baik saja. Karena kamu, hidupku menjadi hancur." Jawab Clara."Baik-baik saja? Maksudmu, kamu akan tetap mengejar-ngejar Nathan kemudian mengincar harta yang dimiliki oleh Nathan kan?""Tutup mulutmu bocah!""Kenapa? Apa yang aku katakan benar. Ah iya. Pentindak kriminal sepertimi sehar

  • Second Love   Part 94

    Clara ikut dengan Nathan ke kantor. Tiap tahu kenapa, ia selalu menempel dengan Nathan. Ia tidak mau berpisah sedetik pum dengan Nathan. Ia harus mengikuti kemanapun Nathan pergi. Nathan terheran-heran. Ada apa dengan istri kecilnya ini? Kenapa jadi manja sekali? Bahkan, tingkat kemanjaannya melebihi Devan. Ia tidak bisa berbuat apa-apa saat Clara merengek supaya bisa ikut dengannya. Nathan hanya bisa mengelus dadanya sabar saat tingkah Clara semakin menjadi-jadi. Seperti sekarang. Clara mengusir siapapun wanita yang ingin menemui Nathan. Sekalipun itu hanya karyawan maupun cleaning service. Clara akan mengusir mereka dengan cepat. Nathan hanya memijit pelipisnya pelan. Ia pening memikirkan tingkah sang istri. Istrinya ini terlihat begitu aneh. Clara yang biasanya tenang kini menjadi Clara yang yang emosional. Berubah seratus delapan puluh derajat.

  • Second Love   Part 93

    Jovian kesal bukan main. Setelah ia menuntaskan semuanya, ia tidak menerima kabar dari Nathan sama sekali. Untung saja ia berhasil menuntaskannya tanpa jejak. Ia mensyukuri otak cerdasnya yang bisa di andalkan. Seandainya tindakannya di ketahui oleh aparat kepolisian, bisa habis ia karena telah menembak seseorang tanpa izin. Memangnya dia harus izin kemana? Jovian hanya mengirimkan Edgar ke luar negeri saat dirinya belum sadar. Ia menyuruh bawahannya untuk menemani raga Edgar sampai sana. Ia juga memerintahkan bawahannya, supaya Edgar di operasi untuk menghilangkan ingatannya. Ia tidak mau membunuh makhluk itu. Walaupun ia pria berdarah dingin, ia tidak mau mengotori tangan sucinya akibat membunuh Edgar. Jovian memasuki rumahnya dengan lesu. Ia lelah sekali karena mengurus semuanya sendirian. Ia tidak menyangka jika Nathan tega membiarkannya mengurus semuanya sendirian. Mentang-men

  • Second Love   Part 92

    Clara dan Nathan memasuki rumah mereka dengan pelan. Mereka khawatir jika ada yang terganggu oleh kedatangan mereka. Clara menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Suasananya tampak begitu sepi. Mungkin penghuni rumahnya sudah memasuki ke alam mimpinya masing-masing. Clara menghela nafas berat. Ia harus segera mengistirahatkan tubuhnya yang masih terlalu lemas. Ia ingin segera meraih mimpinya seperti yang lain. Namun, impiannya sirna saat mendapati gundukan selimut yang memenuhi tempat tidurnya dan Nathan. Clara tahu siapa sang pelaku. Biasanya, ia akan merasa biasa saja melihat tingkah Devan yang seperti ini. Entah kenapa hari ini Clara merasa sedikit kesal. Mungkin karena ia kelelahan. Ia membalikkan badan Nathan kemudian menatapnya tajam."Kak, pindahkan Devan dari dari kamar kita. Aku tidak mau jika kita harus berbagi ranjang dengan dia." Uc

  • Second Love   Part 91

    Nathan memasuki ruangan Clara dengan hati-hati. Takut jika sang penghuni sedang tertidur. Namun, ia bisa melihat sosok laki-laki yang sedang berada di samping Clara. Ia tahu siapa laki-laki itu. Dia adalah Rafa. Nathan segera menyingkirkan Rafa dari tempat duduknya. Sontak, Rafa langsung jatuh tersungkur jatuh ke lantai akibat tenaga Nathan yang tidak main-main. Rafa menatap Nathan sengit. Baru saja ia memuji Nathan di depan Clara. Sekarang malah mempermalukannya begitu saja."Aduh, Pak. Jika ingin duduk tinggal katakan saja. Jangan seenaknya menyingkirkan saya begitu saja. Memangnya saja barang yang bisa di lempar begitu saja!" Ucap Rafa kesal."Itu memang pantas untukmu. Lagipula wajahmu itu mirip dengan sempak milik Kak Nathan. Ah, bahkan lebih bagusan milik Kak Nathan." Bukan Nathan yang menjawab, tapi Clara."Sudahlah. Lebih baik aku pergi daripada

  • Second Love   Part 90

    Clara mendengus kesal saat mendapati wajah suaminya di mana-mana. Kemanapun ia mengalihkan channel, maka wajah suaminya akan terpampang begitu saja. Ia heran, kenapa Nathan bisa seterkenal itu? Setelah ini, ia akan terpampang di televisi. Ia tidak sabar untuk menjadi terkenal. Ah tidak. Jika di fikir-fikir. Menjadi terkenal bukanlah hal yang mudah. Privasinya akan menjadi konsumsi publik. Seperti sekarang, hubungannya dengan Nathan harus menjadi konsumsi semua orang. Clara bosan. Jika setiap channel berisi tentang suaminya, untuk apa dia menonton televisi. Lebih baik ia mematikannya sekarang juga. Ia lebih suka menatap sang suami di dunia nyata bukan dalam layar kaca. Clara mendengus pelan. Kenapa tak seorang pum yang mengunjunginya. Apakah mereka tidak tahu jika Clara bisa saja mati kebosanan sekarang. Kenapa mereka tidak peka sama sekali sih? &

DMCA.com Protection Status