Home / Urban / Dalam Genggaman Sang Penguasa / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Dalam Genggaman Sang Penguasa: Chapter 41 - Chapter 50

90 Chapters

41. Anak Angkat

Delapan tahun lalu, saat pulang sekolah. Jonathan, bermaksud membantu ibunya bekerja. Anna bekerja menjadi cleaning service di instansi pemerintah. Ia bertugas menyapu dan mengumpulkan sampah di taman-taman kota dan pinggiran jalan raya.Jonathan menggantikan ibunya untuk menyapu bagian lorong sungai yang kering disaat musim panas. Namun kegiatannya terhenti ketika Jonathan menemukan tubuh orang dewasa yang sedang terlelap di pinggir sungai dan sekujur tubuhnya bersimbah darah. Ketika Jonathan ingin pergi meninggalkan tempat itu. Sosok yang sedang terlelap itu membuka mata."T-tolong …."Jonathan menghentikan langkahnya. Ia berbalik lalu mengamati wajah yang penuh dengan bercak darah itu. Ada rasa kasihan melihat laki-laki itu, ia teringat dengan ayahnya yang dihajar oleh kaki tangan rentenir dan mengakibatkan luka dalam yang berujung dengan kematian. Namun mengingat pesan ibunya yang melarangnya berurusan dengan segala hal yang berbau kekerasan dan darah. Jonathan bergerak mundur ke b
last updateLast Updated : 2022-05-08
Read more

42. Pembelaan dari Dante

"Kenapa kau menggangguku?" tanya Jonathan yang menahan perih di lututnya."Karena kau gembel, merusak pemandangan saja. Sekolah ini sekolahan mahal. Bagaimana bisa seorang gembel sepertimu sekolah di sini?""Singkirkan tanganmu!" Jonathan menepis tangan salah satu temannya yang terkenal paling jahil di kelas. Ia adalah salah satu anak dari pengurus sekolah tempatnya belajar. Selama ini Jonathan menghindarinya agar tidak terjadi perkelahian. Sifat semena-mena dan sering membully teman-temannya membuat Jonathan muak. Namun mengingat pesan ibunya dan keadaan ekonomi mereka, membuat Jonathan menahan egonya agar tidak ribut dengan Mario, si tukang bully."Kenapa?" Mario mencengkram kerah bajunya Jonathan. "Kau ingin melawan, hah?" ejek Mario.Jonathan mengepalkan tangannya, rasanya ingin sekali memukul wajah menyebalkan Mario."Aku bilang, singkirkam tanganmu!" Jonathan menggeram marah."Kalau tidak?" pancing Mario."Rasakan ini!" Jonathan membenturkan kepalanya ke kepala Mario. Cukup sudah
last updateLast Updated : 2022-05-09
Read more

43. Minta Tolong

"Pak, saya tidak melakukannya. Mario lah yang telah mengganggu dan melukai saya." protes Jonathan yang tidak terima dirinya telah difitnah oleh mereka."Jonathan Smith, Mario terluka dan banyak saksi menyebutkan kau lah pelaku kekerasan kepadanya. Sedangkan dirimu sehat-sehat saja."Jonathan terdiam, ia kalah telak. Rasanya sia-sia menjelaskan kejadian yang sebenarnya kepada mereka. Jika mereka telah meyakini pernyataan Mario adalah suatu kebenaran."Segera bereskan barang-barangmu dan keluar dari sekolah ini dengan segera. Maaf, kami tidak bisa merekomendasikan sekolah baru untukmu. Karena kasusmu adalah pembullyan terhadap siswa lain." ucap kepala sekolah dingin."Jonathan tidak ada pilihan lain selain menuruti permintaan dari kepala sekolah."Tunggu dulu, kau juga harus minta maaf kepada Mario. Kau tidak boleh pergi begitu saja. Kau sudah melukainya.""Minta maaf?" wajah Jonathan menggelap. Ini sudah di luar batas. Dirinya sudah menerima jika dikeluarkan. Tapi kalau harus meminta ma
last updateLast Updated : 2022-05-12
Read more

44. Tawaran dari Dante

"Sudah?" tanya petugas polisi.Jonathan mengangguk, "terima kasih, Pak.""Kembali ke sel sampai pengacaramu datang untuk membebaskanmu.""Baik, Pak." Jonathan kembali melewati Mario yang menatapnya lekat.Tidak lama kemudian, Dante tiba di kantor polisi bersama satu orang pengawal pribadinya dan seorang pengacara. Ia langsung berbincang kepada petugas kepolisian."Mario, ayo pulang. Urusan kita sudah selesai di sini." ajak Vernando yang baru datang dari ruang sebelah."Baik, Pa."Baru saja kedua ayah dan anak itu melangkahkan kaki keluar dari kantor polisi. Seorang petugas polisi memanggil nama mereka."Tunggu dulu, Tuan Garcia." Vernando dan Mario menoleh.Anak Anda, Mario. Harus menjalani tes visum sekarang juga bersama tertuduh, Jonathan Smith." tubuh Vernando menegang mendengar kata visum. Jika hal ini dilakukan, maka …"Tuan Garcia, silakan bawa Putra Anda masuk ke dalam." titah polisi."Ayo," Vernando menyeret Mario kedalam dengan kuat."Aduh, Pa. Pelan-pelan," protes Mario yang
last updateLast Updated : 2022-05-13
Read more

45. Kejadian tak Terduga

Jonathan terdiam lalu ia menoleh, senyum terbit di bibirnya. "Kenapa tidak? Saya rasa menjadi anak angkat Paman Dante, tidak terlalu buruk." "Hahaha … anak cerdas. Bagaimana kalau sekarang aku antarkan pulang."" Ayo, Paman. Tapi seperti biasa, aku akan turun di perempatan." "Terserah kau saja."***Keesokan harinya.Kasus persidangan pun dimulai. Jonathan yang dibantu oleh Dante tidak menemui kesulitan apapun dalam menuntut Mario dan kawan-kawannya. Dengan bukti dan saksi serta rekaman dari CCTV, Jonathan dengan mudah membuktikan bahwa Mario adalah pelaku pembullyan yang sebenarnya. Dan untuk nasib dari Vernando, kepala sekolah memecatnya secara tidak terhormat. Kepala sekolah juga mengembalikan status Jonathan menjadi siswa di sekolah itu. Sedangkan teman-teman Mario dikeluarkan dari sekolah karena terlibat dalam kasus pembullyan.kejadian tersebut tidak diketahui oleh ibunya Jonathan, dan ia juga tidak menceritakan kejadian tersebut kepada wanita itu. Takut jika ibunya melarang da
last updateLast Updated : 2022-05-15
Read more

46. Semakin Mendebarkan

Jonathan terperangah melihat pemandangan di depannya. Tampak, Dante berusaha keluar dari mobil dengan Luka berdarah di sekujur tubuhnya. Salah satu anak buahnya juga keluar dari mobil sedangkan yang lainnya sudah tidak bernyawa. Beberapa unit mobil di depan mereka, langsung berhenti. Segerombolan orang keluar dari dalam mobil dengan membawa senjata api berjalan ke arah Dante. Dengan sigap, Rocky menghampiri Dante setelah melancarkan serangan kepada orang-orang yang akan mencelakai Dante.Baku hantam pun terjadi, beberapa orang gerombolan itu jatuh terkapar di jalan setelah terkena tembakan. Begitu pula dengan beberapa teman seperjuangannya Rocky. Laki-laki itu memerintahkan Jonathan untuk tetap bersembunyi karena dia masih kecil dan belum berpengalaman di medan pertarungan. Rocky berusaha menyelamatkan Dante tapi berakhir sia-sia karena jumlah yang terlalu banyak di pihak musuh. Rocky kewalahan dan kini pistolnya telah kehabisan peluru.Keringat bercucuran membasahi tubuhnya Rocky, ia
last updateLast Updated : 2022-05-17
Read more

47. Dikejar Musuh

Mobil terbalik membuat Dante, Jonathan dan Rocky terhenyak. Badan mereka terguncang dan kepala mulai pusing, perut pun terasa mual. Mereka merasakan sesak napas. Namun kesadaran Jonathan masih berfungsi dengan baik. Ia langsung sadar dan tanggap dengan situasi di sekitarnya."Paman Dante, Paman Rocky. Ayo segera cepat keluar! Sepertinya mobil ini sebentar lagi meledak, karena tangki bensin sepertinya telah bocor.""Uhuk, uhuk!" Dante terbatuk, "kau benar sekali Jonathan.""Rocky, ayo kita segera keluar!""B-baik, Tuan." Rocky mendobrak pintu mobil di sebelahnya, karena hanya dialah yang mempunyai kekuatan lebih untuk membuka pintu dibanding Jonathan yang masih kecil.Setelah beberapa kali dobrakan, pintu terbuka. Orang yang pertama kali keluar adalah Rocky setelah itu Jonathan dan yang terakhir adalah Dante. Tubuh Dante ditarik oleh Rocky dan Jonathan karena keadaanya yang terluka parah."Gawat, Paman." teriak Jonathan."Ada apa?" tanya Rocky."Lihatlah di belakang, mereka sudah sangat
last updateLast Updated : 2022-05-19
Read more

48. Hidup atau Mati?

"Buam, buam," suara ledakan mobil terdengar sangat keras. Membuat para pengejar Dante dan Jonathan terkejut. Mereka berhenti mencongkel lubang air itu dan menoleh ke arah belakang. Asap hitam membumbung tinggi sedangkan mobil yang mereka sudah periksa tadi, kini telah seluruhnya menjadi kobaran api dilalap si jago merah."Apa yang kalian lakukan?! Kembali congkel pintu air itu secepatnya! Cepatlah, kita tidak ada waktu. Sebelum bala bantuan mereka datang kita harus menemukan mereka." teriak ketua gerombolan."Baik, Kak." jawab mereka serempak.Mereka kemudian bahu-membahu mulai mencongkel pintu lubang air tersebut. Sedangkan di bawah sana, Jonathan telah memutuskan ke mana arah langkah tujuannya."Apakah kau yakin, Bocah? Kita melangkah ke sini?" tanya Rocky cerewet."Saya yakin, Paman. Karena kalau kita melawan arah, darah dari Paman Dante akan terhanyut terbawa air dan mereka akan dengan mudah menemukan kita karena melihat darah yang mengalir ke arah mereka""Oh, betul juga. Kenapa a
last updateLast Updated : 2022-05-21
Read more

49. Meninggal?

Rentetan tembakan peluru menghujani di mana posisi Jonathan, Dante dan Rocky berusaha melarikan diri. Mereka Langsung terjun bebas ke bawah sambil berpegangan tangan. Entah berapa meter mereka terjatuh dari atas yang mereka rasakan hanya angin dingin melesat mengenai tubuh mereka beserta percikan air dari ketinggian. Ketiganya berteriak kencang, jantung mereka berdetak tidak beraturan. Mereka memejamkan mata dan hanya bisa berdo'a. Ketiganya langsung diterima oleh permukaan air yang bergelombang. Riak air yang terdengar sangat keras, sepertinya menandakan ketinggian itu cukup curam."Sial, mereka sudah meloncat ke bawah." gumam salah satu anggota gerombolan. "Terus, sekarang bagaimana ini?" sahut yang lainnya."Mana aku tahu!"Sementara itu ketua gerombolan yang berada di hulu lorong air datang menghampiri mereka."Bagaimana? Di mana mayat mereka?""Maaf, Kak. Mereka berhasil lolos mereka terjun ke bawah saat kami memergokinya. Kami sudah berusaha menembaknya. Entahlah, mereka terkena
last updateLast Updated : 2022-05-22
Read more

50. Ambisi Marco

"Benar, Tuan. Pasien yang baru saja masuk ke dalam ruang UGD, baru saja meninggal dunia." terang dokter. "Baiklah, Dokter. Terima kasih atas pemberitahuannya.""Saya permisi dulu.""Silakan," Senyuman lebar langsung terbit di bibir Marco. Rencananya tidak sia-sia ketika memanggil seseorang yang telah membunuh tunangannya Dante, lima tahun yang lalu kembali ke negeri ini. Ternyata Dante sangat mudah untuk dipancing emosinya. Terbukti setelah pertemuan di hotel itu, Dante langsung pergi meninggalkan hotel untuk mengejar pembunuh tunangannya."Kak Marco." panggil salah satu anak buah Blackstone."Siapkan pemakaman. Kumpulkan semua anak buah Blackstone.""Baik, Kak Marco."Marco menyempatkan diri untuk melihat Dante untuk yang terakhir kalinya sebelum dimasukkan kedalam peti mati. Laki-laki yang menjadi salah satu kaki tangan dari Dante itu mendekati brankar yang ditutupi oleh selembar kain putih yang telah kotor dengan bercak darah."Halo, Tuan Stone. Apa kabarmu?" sapa Marco di depan je
last updateLast Updated : 2022-05-23
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status