Beranda / Urban / Dalam Genggaman Sang Penguasa / 46. Semakin Mendebarkan

Share

46. Semakin Mendebarkan

Penulis: HANINA
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-17 08:13:50
Jonathan terperangah melihat pemandangan di depannya. Tampak, Dante berusaha keluar dari mobil dengan Luka berdarah di sekujur tubuhnya. Salah satu anak buahnya juga keluar dari mobil sedangkan yang lainnya sudah tidak bernyawa. Beberapa unit mobil di depan mereka, langsung berhenti. Segerombolan orang keluar dari dalam mobil dengan membawa senjata api berjalan ke arah Dante. Dengan sigap, Rocky menghampiri Dante setelah melancarkan serangan kepada orang-orang yang akan mencelakai Dante.

Baku hantam pun terjadi, beberapa orang gerombolan itu jatuh terkapar di jalan setelah terkena tembakan. Begitu pula dengan beberapa teman seperjuangannya Rocky. Laki-laki itu memerintahkan Jonathan untuk tetap bersembunyi karena dia masih kecil dan belum berpengalaman di medan pertarungan. Rocky berusaha menyelamatkan Dante tapi berakhir sia-sia karena jumlah yang terlalu banyak di pihak musuh. Rocky kewalahan dan kini pistolnya telah kehabisan peluru.

Keringat bercucuran membasahi tubuhnya Rocky, ia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dalam Genggaman Sang Penguasa   47. Dikejar Musuh

    Mobil terbalik membuat Dante, Jonathan dan Rocky terhenyak. Badan mereka terguncang dan kepala mulai pusing, perut pun terasa mual. Mereka merasakan sesak napas. Namun kesadaran Jonathan masih berfungsi dengan baik. Ia langsung sadar dan tanggap dengan situasi di sekitarnya."Paman Dante, Paman Rocky. Ayo segera cepat keluar! Sepertinya mobil ini sebentar lagi meledak, karena tangki bensin sepertinya telah bocor.""Uhuk, uhuk!" Dante terbatuk, "kau benar sekali Jonathan.""Rocky, ayo kita segera keluar!""B-baik, Tuan." Rocky mendobrak pintu mobil di sebelahnya, karena hanya dialah yang mempunyai kekuatan lebih untuk membuka pintu dibanding Jonathan yang masih kecil.Setelah beberapa kali dobrakan, pintu terbuka. Orang yang pertama kali keluar adalah Rocky setelah itu Jonathan dan yang terakhir adalah Dante. Tubuh Dante ditarik oleh Rocky dan Jonathan karena keadaanya yang terluka parah."Gawat, Paman." teriak Jonathan."Ada apa?" tanya Rocky."Lihatlah di belakang, mereka sudah sangat

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-19
  • Dalam Genggaman Sang Penguasa   48. Hidup atau Mati?

    "Buam, buam," suara ledakan mobil terdengar sangat keras. Membuat para pengejar Dante dan Jonathan terkejut. Mereka berhenti mencongkel lubang air itu dan menoleh ke arah belakang. Asap hitam membumbung tinggi sedangkan mobil yang mereka sudah periksa tadi, kini telah seluruhnya menjadi kobaran api dilalap si jago merah."Apa yang kalian lakukan?! Kembali congkel pintu air itu secepatnya! Cepatlah, kita tidak ada waktu. Sebelum bala bantuan mereka datang kita harus menemukan mereka." teriak ketua gerombolan."Baik, Kak." jawab mereka serempak.Mereka kemudian bahu-membahu mulai mencongkel pintu lubang air tersebut. Sedangkan di bawah sana, Jonathan telah memutuskan ke mana arah langkah tujuannya."Apakah kau yakin, Bocah? Kita melangkah ke sini?" tanya Rocky cerewet."Saya yakin, Paman. Karena kalau kita melawan arah, darah dari Paman Dante akan terhanyut terbawa air dan mereka akan dengan mudah menemukan kita karena melihat darah yang mengalir ke arah mereka""Oh, betul juga. Kenapa a

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-21
  • Dalam Genggaman Sang Penguasa   49. Meninggal?

    Rentetan tembakan peluru menghujani di mana posisi Jonathan, Dante dan Rocky berusaha melarikan diri. Mereka Langsung terjun bebas ke bawah sambil berpegangan tangan. Entah berapa meter mereka terjatuh dari atas yang mereka rasakan hanya angin dingin melesat mengenai tubuh mereka beserta percikan air dari ketinggian. Ketiganya berteriak kencang, jantung mereka berdetak tidak beraturan. Mereka memejamkan mata dan hanya bisa berdo'a. Ketiganya langsung diterima oleh permukaan air yang bergelombang. Riak air yang terdengar sangat keras, sepertinya menandakan ketinggian itu cukup curam."Sial, mereka sudah meloncat ke bawah." gumam salah satu anggota gerombolan. "Terus, sekarang bagaimana ini?" sahut yang lainnya."Mana aku tahu!"Sementara itu ketua gerombolan yang berada di hulu lorong air datang menghampiri mereka."Bagaimana? Di mana mayat mereka?""Maaf, Kak. Mereka berhasil lolos mereka terjun ke bawah saat kami memergokinya. Kami sudah berusaha menembaknya. Entahlah, mereka terkena

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-22
  • Dalam Genggaman Sang Penguasa   50. Ambisi Marco

    "Benar, Tuan. Pasien yang baru saja masuk ke dalam ruang UGD, baru saja meninggal dunia." terang dokter. "Baiklah, Dokter. Terima kasih atas pemberitahuannya.""Saya permisi dulu.""Silakan," Senyuman lebar langsung terbit di bibir Marco. Rencananya tidak sia-sia ketika memanggil seseorang yang telah membunuh tunangannya Dante, lima tahun yang lalu kembali ke negeri ini. Ternyata Dante sangat mudah untuk dipancing emosinya. Terbukti setelah pertemuan di hotel itu, Dante langsung pergi meninggalkan hotel untuk mengejar pembunuh tunangannya."Kak Marco." panggil salah satu anak buah Blackstone."Siapkan pemakaman. Kumpulkan semua anak buah Blackstone.""Baik, Kak Marco."Marco menyempatkan diri untuk melihat Dante untuk yang terakhir kalinya sebelum dimasukkan kedalam peti mati. Laki-laki yang menjadi salah satu kaki tangan dari Dante itu mendekati brankar yang ditutupi oleh selembar kain putih yang telah kotor dengan bercak darah."Halo, Tuan Stone. Apa kabarmu?" sapa Marco di depan je

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-23
  • Dalam Genggaman Sang Penguasa   51. Kemunculan Dante

    Mata Marco membulat, ia tidak menyangka Rocky masih hidup dan datang kembali ke pemakaman. 'Mungkinkah dia tahu atas apa yang aku perbuat terhadap Tuan Stone?' batin Marco."Rocky?" panggil Steve yang langsung mendekati Rocky dan memeluknya. "Ada Apa denganmu? Kenapa tubuhmu terbungkus perban? tanya Steve khawatir. "Terima kasih atas perhatiannya Steve. Aku baik-baik saja, aku hanya ingin melihat jasad Tuan Stone untuk terakhir kalinya. "ucap Rocky yang melirik sinis kepada Marco."Pak Pendeta, bolehkah saya melihat jasad Tuan Stone untuk yang terakhir kalinya?""Tentu saja boleh, Nak." jawab Pendeta."Kalian, angkat peti mati lalu buka penutupnya." titah Rocky kepada beberapa adik satu organisasi dengannya itu.Rocky mendekati peti yang sudah dibuka."Tuan Stone, saya berjanji akan mencari dalang dibalik kematian Anda. Pasti ada PENGKHIANAT dari organisasi kita. Sehingga Anda bisa terbunuh dengan mudah." Rocky sengaja mengatakan kata pengkhianat dengan intonasi yang dikeraskan."Rock

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-25
  • Dalam Genggaman Sang Penguasa   52. Pelaku

    Semua mata memandang Dante dengan rasa yang tidak percaya. Ketua mereka yang dinyatakan meninggal, ternyata masih hidup. Lalu? Siapakah yang mereka kuburkan tadi siang? Berbagai pertanyaan dan spekulasi tentang rentetan kejadian yang dialami orang nomor satu di Blackstone itu membuat para anggota tidak habis berpikir."Pertemuan apa ini?" tanya Dante dengan nada bicara yang dingin. Wajahnya yang penuh luka itu, terlihat sangat menyeramkan. Ia melirik ke arah barisan di mana Marco berada.Semua anggota Blackstone diam tak bersuara. Mereka menundukkan kepala karena takut akan dampak dari kemarahan Dante."Aku tanya kalian, apa kalian bisu!" teriak Dante."Brak!" Dante melempar kursi hingga membentur dinding. Seketika kursi itu terbelah menjadi beberapa bagian."Tuan Stone, Anda … kembali." sapa Marco basa-basi. Laki-laki itu mulai berakting."Aku hanya tertidur dan kalian mau menguburku? Siapa yang mengizinkan kalian mengadakan pertemuan untuk memilih calon penggantiku?!" Dante menatap m

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-28
  • Dalam Genggaman Sang Penguasa   53. Karena Cinta

    "Maksud kalian, Rocky?" tanya Dante."Benar, Tuan." Mereka berempat membenarkan kata-kata pengakuan rekannya.Marco tersenyum simpul karena orang-orangnya sangat bisa diandalkan untuk berbohong. Ia bisa bernapas lega karena kali ini dirinya bisa dipastikan lolos dari hukuman Dante."Rocky yang melakukan pengkhianatan?" tanya Dante sekali lagi."I-itu benar sekali.""Oh ternyata penghianat di sini adalah orang yang paling dekat denganku." jawab Dante yang mulai semakin dingin kata-katanya."Tomi!" teriak Dante."Ya, Tuan.""Ambil cambuk besi kemari.""Baik, Tuan." Tomi berjalan ke belakang sisi podium lalu mengambil sebuah cambuk besi."Rocky, berlutut!" teriak Dante."Tuan, bukan saya." Rocky bingung dengan sikap Dante."Aku tidak peduli! Ternyata kau yang selama ini mengkhianatiku. Pantas saja berbagai kemalangan sering menimpaku, termasuk percobaan pembunuhan kemarin.""Tapi, Tuan. Sungguh saya tidak mengerti dengan kata-kata, Tuan.""Masa bodoh!""Tar!" Dante mengayunkan cambuknya h

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-29
  • Dalam Genggaman Sang Penguasa   54. Tertangkap

    Dante langsung mendidih darahnya. Setelah mendengar pengakuan Marco yang mengatakan membunuh Martha gara-gara dia mencintainya.Dante langsung memukul kepala Marco dengan keras. "Kenapa kau membunuhnya kalau kau mencintainya?!" tanya Dante. Marco diam tidak menjawab."Ayo jawab atau aku pecahkan kepalamu sekarang juga!" Dante menarik rambut Marco ke belakang hingga dia mendongak, menatap wajah Dante yang sangat mengerikan."Karena dia memilih Tuan, padahal sebelumnya dia menerima saya dengan baik. Namun setelah kenal dengan Tuan, dia berpaling dan memilih Anda, karena kedudukan Anda lebih tinggi dari saya.""Bohong, kau bohong. Kau hanya ingin mengelabuhiku, membuat nama Martha menjadi jelek di depanku.""Saya bertaruh, Tuan. Saya tidak berbohong. Sebelum kenal dengan Tuan, saya sudah bertemu dengan Martha terlebih dahulu. Satu tahun sebelum Anda kenal dengan Martha. Saat saya menjalankan misi dan terkena luka tembakan. Ketika berobat di rumah sakit itu, saya mengenal Martha. Karena s

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-31

Bab terbaru

  • Dalam Genggaman Sang Penguasa   90. Tak Terduga

    “K-kenapa kau ada di sini?” Maria mundur beberapa langkah. Ia tidak mengira jika bukan Magdalena yang berada di dalam karung. Melainkan Jonathan Smith. Orang yang sangat dicintai dan sekaligus dibenci oleh Maria.“Karena saya ingin melihat orang yang mencoba mengganggu hidup saya, Maria.” Jonathan melepas wig yang diambil dari toko di mana Magdalena diculik.Ide menyamar menjadi Magdalena itu datang secara tiba-tiba. Saat Jonathan melihat seseorang membuntuti Magdalena lalu ikut masuk ke ruang ganti. Awalnya Jonathan ingin menghajar laki-laki yang berusaha menculik Magdalena. Tapi kemudian Jonathan mempunyai ide untuk berpura-pura menjadi Magdalena agar bisa mengetahui siapa dalang dibalik rencana penculikan Magdalena.Setelah menemukan karung yang berisikan Magdalena. Jonathan menyuruh anak buahnya untuk mengamankan Magdalena. Ia lalu mengambil sebuah wig berwarna pirang yang mirip dengan rambut Magdalena. Dengan bantuan anak buahnya, Jonathan masuk ke dalam karung lalu diikat seper

  • Dalam Genggaman Sang Penguasa   89. Surprise

    Jonathan waspada, ternyata ada seseorang yang sedang mengawasi Magdalena. Seseorang itu masuk ke ruang ganti. Jonathan sangat marah tapi ia menahan amarahnya demi senuah rencana yang sedang di susunnya.Jonathan mengambil sebuah wig lalu memanggil beberapa anak buahnya.Sementara itu di dalam ruang ganti, Magdalena terkejut di saat akan membuka kancing bajunya ada laki-laki yang masuk ke ruang di mana ia berada. “Siapa kau?”Laki-laki itu diam, tidak menjawab lalu membekap mulut Magdalena menggunakan sapu tangan.Magdalena meronta sebentar lalu pingsan. Laki-laki itu tersenyum karena sudah berhasil melumpuhkan korban. Ia kemudian mengambil sebuah karung lalu memasukkan Magdalena ke dalamnya. Selesai mengikat ujung karung, laki-laki itu keluar dari ruang ganti tanpa sepengetahuan pelayan toko.Lily yang melihat laki-laki itu berhasil membawa pergi Magdalena, langsung buru-buru meninggalkan toko. Ia berjanji akan neninggalkan negara Azdania agar Adam selamat dari intimidasi Jonathan dan

  • Dalam Genggaman Sang Penguasa   88. Beraksi

    “Adam, hubungi anak buah kita untuk segera ke mansion Moris atau mencari keberadaan Magdalena.”Walaupun Adam bingung dengan maksud dari perintah Jonathan. Ia tidak banyak bertanya dan langsung melaksanakan apa yang Jonathan minta. Sudah berkali-kali Jonathan bereaksi seperti ini dan memang ada kejadian genting yang sedang terjadi.Jonathan berlari keluar ruangan diikuti oleh Adam.“Nona Rodriguez, ubah skedul jadwal pekerjaan saya hari ini. Ada kepentingan mendadak yang harus saya tangani bersama Adam.”“Baik, Pak.” Rebecca juga tidak banyak bertanya. Ia pun juga sudah hafal dengan gerak-gerik Jonathan yang sedang tertimpa masalah.Selesai memberi perintah kepada Rebecca, Jonathan masuk ke dalam lift bersama Adam. Ia menghubungi nomor ponsel Abraham. Tapi sayang ponsel Abraham tidak aktif. Jonathan menebak jika calon mertuanya itu sedang berada di kantor pemerintahan karena saat ini adalah jam kantor.“Sial,” desis Jonathan.“Halo, apakah Nona Moris tidak ada di mansionnya?” Jonathan

  • Dalam Genggaman Sang Penguasa   87. Kecolongan

    “Nona Moris,” Lily menyapa Magdalena.“Kau pasti kekasihnya Adam. Lily, kan, namamu?” tebak Magdalena.“Benar Nona.”“Ayo masuk.” Magdalena menarik tangan Lily. Namun ia berhenti setelah mengingat Adam.“Adam, aku bawa Lily ke dalam. Nanti jam lima sore kau bisa menjemputnya.”“Baik, Nona.”“Lily cantik, pantas kau memilihnya.” bisik Magdalena.Adam hanya tersenyum sambil menggaruk rambutnya.“Sudah, sana pergi. Nathan pasti sudah menunggumu di kantor.”“Baik, Nona.” Adam melambaikan tangan kepada Lily sebelum pergi ke kantor Smith Corp.***“Bagaimana? Kau sudah mengantarkan kekasihmu ke rumah Lena?” tanya Jonathan yang baru saja tiba di kantor.“Sesuai perintah dari Tuan.”“Bagus.”“Tuan tidak bertanya, bagaimana reaksi Nona Moris saat bertemu Lily?” Adam kesal karena Jonathan tidak mencari tahu reaksi tunangannya saat Adam membawa Lily.Jonathan tersenyum tipis, “Dia pasti sangat senang. Senyumnya sangat lebar dan dia tak henti-hentinya bersenandung.”Adam mengernyit, “Tanpa bertemu

  • Dalam Genggaman Sang Penguasa   86. Ancaman

    “Tuan Adam.” Lily kaget melihat kedatangan Adam yang tiba-tiba.“Boleh, aku masuk?”Lily mempersilakan Adam masuk. “Tuan, ada apa?” Lily takut jika ibunya Adam akan marah jika Adam kembali berhubungan intens dengannya.“Lily, jangan panggil aku, Tuan. Panggil saja Adam.” Sebenarnya Adam rindu, tapi ia menahan diri untuk tidak menyentuh gadis itu karena takut jika Lily akan marah.“Tuan, saya tidak ingin melanggar apa yang sudah saya ucapkan kepada ibu Anda.”Adam menghela napas, sungguh sulit meluluhkan hati Lily semenjak ibunya dengan keras memberi peringatan kepada gadis itu agar menjauhi dirinya.“Tuan Smith ingin meminta bantuanmu.” Adam berharap dengan membawa nama Jonathan, Lily akan memperlakukannya sedikit hangat.“Tuan Smith?” Lily kaget karena Jonathan yang terkenal dingin dan tak tersentuh itu tiba-tiba ingin meminta bantuannya.“Boleh aku duduk?” tanya Adam.“Oh, silakan duduk.” Lily lupa mempersilakan Adam untuk duduk.“Terima kasih,” Adam duduk. Namun ia merasa tidak ena

  • Dalam Genggaman Sang Penguasa   85. Memancing

    Maria ingin menghubungi orang yang bisa menolongnya dari jeratan Ronald. Namun sayang ponselnya saat ini sedang mati karena baterainya kosong.“Ayolah Nona Soriano. Kau tidak bisa mengelak dari kemauanku.” Ronald tetap saja menarik Maria hingga masuk ke dalam mobilnya. Saat ini kemarahannya harus dilampiaskan. Apalagi Maria adalah partnernya untuk menghancurkan Jonathan Smith. Tentu saja keadaan hatinya yang sedang marah harus ia bagi adil dengan Maria.‘Sialan,’ Maria mengumpat dalam hatinya. Dalam keadaan setengah tidak sadar ia bersumpah akan menghancurkan Ronald. Ia juga tidak peduli jika laki-laki itu juga mempunyai misi yang sama untuk menghancurkan Jonathan.***“Ada apa? Kenapa sudah hampir seminggu ini kau di rumah dan tidak kemana-mana?” tanya Abraham kepada Magdalena.“Aku hanya ingin beristirahat, Pa. Sebelumnya aku sempat kelelahan dan badanku sedikit terasa pegal-pegal.” dusta Magdalena yang tidak ingin memberitahukan larangan Jonathan padanya.“Jangan berbohong, Lena. Pa

  • Dalam Genggaman Sang Penguasa   84. Ancaman

    “Sialan, brengsek! Dia telah menghinaku,” umpat Ronald yang saat ini telah sampai di hotel yang ditempatinya. Ia mengamuk, mengobrak-abrik isi seluruh kamar hotel yang ditempatinya.“Tenanglah, Tuan.” ucap Alex, asisten pribadinya Ronald.“Tenang katamu?” Ronald langsung menarik kerah bajunya Alex. “Kau tidak melihat bagaimana wajah si keparat itu ketika menghinaku? Penolakannya sungguh sangat membuat wibawaku turun. Kau tahu, selama ini tidak ada satu pun orang yang pernah memandangku dengan sebelah mata. Namun si Jonathan Smith itu berani-beraninya merendahkanku di pertemuan pertama kami.”“Tenanglah, bukankah sebelumnya Nona Soriano sudah memperingatkan Anda akan kelebihan dari Tuan Smith?”“Sialan,” Ronald melempar tubuh Alex ke dinding. “Aargh,” Alex mengerang.“Kau memujinya?”“Saya hanya mengingatkan Anda, Tuan. Tentu saja saya ingin kebaikan di pihak Tuan. Saya bekerja untuk Tuan.” ucap Alex ketakutan.“Ke mana perginya wanita itu?” Ronald menanyakan keberadaan Maria.“Sepert

  • Dalam Genggaman Sang Penguasa   83. Penolakan

    “Tuan Smith,” Ronald langsung menyambut kedatangan Jonathan yang baru saja keluar dari lift.“Silakan masuk,” ucap Jonathan dingin.“Nona Rodriguez, sediakan dua minuman dingin untuk kami.”“Baik, Tuan.” Rebecca langsung menuju ke pantry untuk membuatkan minuman yang diminta oleh Jonathan.Sedangkan itu Adam langsung mengikuti langkah dari Jonathan dan Ronald. Ia sudah merasa jika ada hal yang tidak beres dengan sikap Jonathan. Maka dari itu ia tidak mau meninggalkan Jonathan sendirian untuk berhadapan dengan Ronald. Adam takut jika emosi Jonathan tidak stabil dalam menghadapi musuh bisnisnya. Walaupun Jonathan belum mengatakan jika Ronald adalah musuhnya. Namun Adam bisa merasakan aura buruk yang dipancarkan oleh Jonathan terkait dengan kedatangan Ronald Robinson.“Tuan, silakan diminum.” Rebecca datang dengan membawa dua gelas cocktail dingin untuk Jonathan dan Ronald.“Terima kasih, Nona Rodriguez.” ucap Jonathan.“Terima kasih, Nona manis.” Ronald mengucapkannya dengan nada yang se

  • Dalam Genggaman Sang Penguasa   82. Feeling

    "Pantas saja Jonathan Smith sangat setia, putri Abraham Smith sangatlah cantik." puji Ronald saat menatap photo Magdalena di berita online."Ck," Maria berdecak kesal."Akui saja, Nona Soriano. Kalau pesonamu tidak bisa mengungguli Magdalena Morris. Kau tidak akan patah hati sehingga ditolak oleh Jonathan Smith." cibir Ronald."Cukup sudah aku mendengarkan ocehanmu. Sekarang apa rencana kita untuk menghancurkan Jonathan Smith?""Aku harus bertemu dulu dengan laki-laki itu sambil menunggu orang-orangku yang menyelinap untuk mencari informasi penting di Smith Corporation.""Heh," Maria kecewa. "Lalu kenapa kau mengajakku bertemu?" Maria berkacak pinggang."Sebagai tuan rumah, harusnya kau menjamu tamu penting sepertiku." Ronald mendekati Maria sambil mengelus pipinya."Lupakan itu, aku tidak akan menjual tubuhku." Maria ingin meninggalkan kamar hotel tempat pertemuannya dengan Ronald. Namun kedua penjaganya Ronald menghalangi kepergian Maria."Apa maksudnya ini?""Jangan berpura-pura bod

DMCA.com Protection Status