Home / Romansa / Suami di Atas Kertas / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Suami di Atas Kertas: Chapter 31 - Chapter 40

80 Chapters

BAB 31

Sudah dua kali Bagus mencari pekerjaan, tetapi belum juga dia dapatkan. Menyerah? Tentu saja tidak. Bagus tetap berusaha mencari pekerjaan yang lain. Menyusuri jalanan, Bagus masuk kembali ke salah satu kedai yang cukup besar. Bagus menghampiri seorang lelaki paruh baya yang sedang menunggu di sana. “Permisi, Pak. Apakah di sini ada lowongan pekerjaan?” tanya Bagus. Sang penjaga toko menoleh ke arah Bagus lalu berkata, “Mohon maaf, di sini belum ada lowongan. Kamu bisa mencari tempat yang lain, ya.” Penjaga toko itu bersikap ramah dan lemah lembut menolak. “Saya mohon, Pak. Saya sangat butuh uang untuk membiayai ayah saya yang sedang sakit. Butuh uang yang banyak untuk operasi. Saya membutuhkan pekerjaan agar saya bisa mengumpulkan uang.” Bagus menceritakan kesulitan hidupnya, bukan untuk dikasihani, melainkan agar sang penjaga toko bisa terbuka hatinya.“Maaf, Nak. Belum ada,” jawab sang penjaga toko. Air muka Bagus mendadak murung, tetapi dia tetap memohon kembali. “Saya lihat, d
Read more

BAB 32

Silvi pun merasa bersalah dan meminta maaf. Hanna menjelaskan lebih detail tentang surat perjanjian pernikahan kontrak tersebut. Silvi mengangguk pertanda paham. “Setelah kamu selesai membuat surat itu, kembali lagi ke sini dan berikan kepada saya, ya,” ujar Hanna. Semenjak tingggal di kontrakan sederhana, Hanna tidak memiliki ruang kerja pribadi. Sehingga Silvi harus bolak-balik. “Baik, Bu. Saya laksanakan,” balas Silvi patuh. “Tapi, pastikan tidak ada yang tahu soal ini, ya. Bisa kamu menjaga rahasia ini?” tanya Hanna yang dibalas anggukan oleh Silvi. Hanna mengembangkan senyumnya. Selepas kepergian sang sekretaris, Hanna beranjak ke kamar mandi. Dia membersihkan tubuhnya. Hari ini Hanna ingin pergi mencoba menemui Bagus kembali. Meski saat ini, dia tidak tahu di mana keberadaan lelaki itu. Waktu bergulir begitu cepat. Tak terasa sudah pukul 13.00 WIB. Silvi sudah kembali dan dia membawa sebuah map berwarna biru. Hanna menerimanya dan membaca isi surat tersebut. Semua sudah
Read more

BAB 33

Perkataan Hanna, ada benarnya. Bagus kembali fokus pada deretan kata yang tertuang daam kertas tersebut. Bagus tetap membacanya, meski keputusan tetap tidak. Yang bertanda tangan di bawah ini adalah kedua belah pihak. Pihak pertama adalah Hanna Rihanna Kumalasari dan pihak yang kedua adalah Bagus. Pihak pertama dan kedua menjalin pernikahan kontrak selama lima tahun. Dengan kesepakatan berikut ini: Bagus menjadi ayah secara hukum untuk anak yang dikandung Hanna. Hanna membiayai seluruh biaya pengobatan ayah Bagus dan seluruh biaya hidup keluarga Bagus. Tidak ada nafkah batin dan tidak melibatkan perasaan.Bagus tidak berkewajiban memberi nafkah kepada Hanna. Hanna tidak berkewajiban melayani Bagus selayaknya seorang istri kepada suaminya.Kedua belah pihak bebas menjalin hubungan dengan perempuan/lelaki mana pun. Tidak boleh saling mengekang aktivitas satu sama lain. Tinggal serumah, tetapi tidak satu ranjang. Setelah bercerai, Hanna menjamin kehidupan Bagus selama dua tahun.
Read more

BAB 34

“Beli berapa batang?” tanya Bagus usai menghampiri mereka. “Lima batang saja cukup,” jawab lelaki tersebut sambil menunjuk salah satu rokok yang dia inginkan. Bagus mengambilnya sesuai pesanan lalu memberikan lima batang rokok kepada lelaki itu. Akan tetapi, tiba-tiba saja tangan Bagus ditahan olehnya. “Ada apa? Tolong lepaskan tangan saya.” Pinta Bagus hanya dianggap angin lalu. Salah seorang temannya yang lain, menarik dagangan Bagus dan membuangnya ke tanah. Tak hanya itu, dia juga menginjak-injak sampai hancur. Bagus ternganga, melihat dagangannya yang sudah berantakan. “Hei! Apa yang baru saja kalian lakukan?” teriak Bagus. Berusaha melepaskan tangannya dari cengkeraman pria bertubuh kekar. Namun, apalah daya, tenaga tak sebanding. “Kau rasakan ini, hahahah.” Mereka tertawa di atas penderitaan Bagus. Lelaki itu tak ada yang menolong meski banyak orang yang berlalu lalang, menatap Bagus hanya sekadar singgah. “Kenapa malah merusak dagangan saya? Ganti rugi sekarang ju
Read more

Bab 35

Hanna pun menyuruh dua orang suruhannya untuk menghancurkan Bagus. Berkata kepada mereka untuk berpura-pura sebagai pembeli, merusak dagangan, dan mengambil uangnya. Namun, jangan ada tanda-tanda kekerasan di wajah atau anggota tubuh lainnya yang tampak secara kasat mata. Hanna mengirimkan foto Bagus agar mereka mengetahui target. Dari mana Hanna bisa memiliki foto Bagus? Diam-diam dia sudah pernah mengambil potretnya. Memberikan lokasi terkini dia berada, Bagus tentu saja tidak jauh dari sekitarnya. Hanna sampai di tempat awal mobilnya berada. Dia kelelahan karena jalan kaki mengikuti Bagus. Tak berapa lama setelah Hanna tiba, dua orang lelaki yang menjadi bayarannya pun datang. “Ini uang untuk kalian.” Hanna memberikan masing-masing amplop yang berukuran cukup tebal yang sudah dia keluarkan dari dalam tas. “Terima kasih, Bos,” ucap salah satu di antara mereka sambil mencium amplop berwarna cokelat itu. Keduanya tampak semringah usai mendapatkan upah atas pekerjaan yang mereka
Read more

Bab 36

Melihat ke dalam, tampak bungkusan tadi bergabung bersama tumpukan sampah yang lain. Bagus dengan sengaja mengambil bungkusan itu dan membuka ikatannya. Dibersihkan sedikit permukaan plastik itu. Kepala menunduk, mendekatkan indra penciuman ke makanan tersebut. “Tidak ada bau apa pun. Malah sepertinya masih segar. Ini belum basi,” ucap Bagus. Di dalam plastik tersebut, ada nasi, suiran ayam, dan juga kuah kangkung. Bagus mengelap tangan kanannya dengan baju yang dia pakai, kemudian mengambil satu suap lalu memasukkannya ke dalam mulut. Mengunyahnya perlahan sampai makanan tersebut benar-benar masuk ke dalam perutnya. “Ini juga masih enak.” Bagus tampak semringah. Bagai mendapatkan rezeki nomplok, nyatanya hanya sedikit nasi sisa saja. Bagus tidak tahu kenapa orang tadi membuangnya. Mungkin nasi yang tidak habis dimakan. Bagus pun tak ragu menyantapnya. Selagi itu masih bisa dia makan, setidaknya bisa mengganjal perut saat ini. Bagus tidak mau menjadi orang yang suka meminta-minta
Read more

Bab 37

Bagus mengangguk. Apa pun pekerjaan yang diberikan kepadanya, Bagus merasa sangat bersyukur sebab dia sangat membutuhkannya. Terlebih bisa bekerja di perusahaan bonafit adalah suatu kehormatan bagi Bagus. “Mari ikut saya ke sebelah sana!” Khalif kembali mengajak Bagus berkeliling sampai Tuan Sean memintanya untuk mengantarkan Bagus ke ruangan. Sementara itu, di sebuah ruangan yang cukup luas, Sean baru saja menyelesaikan meeting. Lelaki paruh baya itu sekarang duduk di kursinya dengan raut wajah penuh emosi. Menatap kedua orang lelaki di hadapannya. “Apa hak kalian mengusir tamu saya?” tanya Sean. Kedua rahangnya mengeras. Dua orang lelaki hanya bisa menunduk pasrah. Salah satu dari mereka, angkat bicara. “Maafkan kami, Tuan. Kami tidak percaya jika lelaki itu adalah benar tamu Tuan.” Mereka adalah dua orang security yang sudah mengusir Bagus kala itu. Security senior berusaha menjelaskan, sementara sang junior hanya diam. Sean menegakkan tubuhnya. “Memang benar orang ter
Read more

Bab 38

“Memangnya kau tahu apa? Kau sudah merasa benar dalam bekerja. Apa kau sudah lebih baik dari dia hingga menghina seenaknya? Justru saya yang sedang memberikan kamu peringatan untuk tidak lagi mengulangi kesalahanmu. Biar kamu tahu rasanya berada di bawah, saya turunkan jabatan kamu menjadi office boy.Saya sendiri juga akan menyelidiki anak itu. Tak perlu kau memberi saran. Saya lebih percaya kepadanya. Saya juga mau melihat proses kerjanya dulu di sini. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk mempertahankan atau memberhentikan. Saya berlakukan itu untuk kamu juga, Julio!” Sean membalas perkataan Julio. Membuat Julio sendiri, mati kutu. Tubuh gemetar dan keringat sudah bercucuran deras. Julio sudah paham apa yang dimaksud Sean pada akhir kalimatnya. Dia akan terus menjadi seorang office boy. Jika masih membuat ulah, bisa terancam akan dipecat. “Tapi, apakah ada kemungkinan saya naik jabatan lagi, Pak? Meski bukan seorang HRD, misal seorang supervisor atau yang lain?” tanya Julio penuh
Read more

Bab 39

Pemuda itu tampak terkejut. Bayangkan saja, apa yang akan Bagus dapat, bisa mengubah hidupnya seratus delapan puluh derajat menjadi lebih baik. Tentu saja ini kabar bahagia, rezeki yang tidak disangka-sangka. “Terima kasih banyak, Pak," ucap Bagus. Tak hentinya dia mengucapkan syukur. Sean juga senang sebab dia bisa membalas kebaikan sang penyelamatnya. “Oh, ya. Ini adalah JVS Group Company. Saya adalah CEO di perusahaan ini. JVS Group Company sendiri, bergerak di bagian pengolahan minuman kemasan. Ini adalah perusahaan anak cabang, sama seperti Glorius Group Company. Kita menjalin kerja sama dengan perusahaan itu dan perusahaan lainnya. Perusahaan pusat adalah YG Union,” jelas Sean. “Glorious Company Group?” tanya Bagus. Dia tampak berpikir, merasa tidak asing dengan nama itu. “Ya, kenapa? Apakah kamu tahu?” Sean bertanya. Bagus menggeleng. “Tidak, kok, Pak. Saya tidak tahu,” jawab Bagus. Sean tersenyum manis. “Baiklah. Mulai besok kamu sudah mulai bekerja di sini. Datanglah t
Read more

Bab 40

Bagus menganggap bahwa ini adalah jebakan untuknya. Kesimpulan yang dia punya adalah Hanna meminta Sean, CEO di JVS Group Company untuk bekerja di sana sebagai HRD agar Bagus terikat di perusahaan tersebut sehingga Hanna menjadi lebih sering bertemu dengan Bagus karena dia adalah CEO Glorious Group Company dan berusaha untuk membujuk menikah kontrak dengannya. Jika tidak mau maka akan terancam dipecat. Bagus berpikir bahwa Hanna dan Sean menjalin kerja sama. Sean pura-pura kecopetan. Sebenarnya Sean dan bisa saja beserta anak buahnya, sudah sering memantau Bagus dan berpura-pura sebagai sosok yang kecopetan di depannya. Bisa saja tanpa sepengetahuan Bagus, wanita tersebut diam-diam masih suka menguntitnya. Bisa saja ini semua hanyalah rekayasa mereka. Sebagai orang kaya, tentu mudah sekali bagi mereka untuk melakukan segala cara. Terutama terhadap orang miskin seperti Bagus. Bagus tak terima jika dirinya dijebak seperti ini. Mereka benar-ben
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status