Home / Romansa / Kekasihku Anak Mantan Istriku / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Kekasihku Anak Mantan Istriku: Chapter 101 - Chapter 110

123 Chapters

Kedatangan Oma Jihan

Bab 101 "Armand, kamu bisa nggak mengosongkan jadwal atau setidaknya menunda jadwal pertemuanku dengan Mrs. Maria dari Indo TV lusa nanti?" pinta Regan. "Emangnya kenapa, Tuan? Bukankah pertemuan dengan beliau sudah kita atur seminggu yang lalu? Saya tidak mau mengecewakan beliau," sahut Armand. Dia menoleh sekilas. "Aku tahu, tetapi dalam seminggu ini tidak ada jadwal kosong. Ada hal yang harus aku selesaikan Armand...." Armand terdiam. Lelaki muda nan tampan itu nampak berpikir keras. Dia tahu persis arah pembicaraan tuannya. Apalagi kalau bukan menyangkut nona mudanya yang sekarang entah berada di mana. Sebenarnya Armand merasa kasihan dengan Regan. Dia ingin sekali membantu lelaki itu. Namun dia sudah memilih tidak mau terlibat. Selama ini Jihan selalu menekan, mengingatkan kinerjanya yang bagus di perusahaan, membuatnya cukup percaya diri Regan tidak akan mungkin mengusik posisinya mengingatkan kinerjanya itu. Dia bukan tidak tahu jikalau selama ini Regan bersikap menjaga ja
last updateLast Updated : 2022-05-27
Read more

Kembali Ke Ibukota

Bab 102"Oma, mau apa datang kemari?" Suara Salwa begitu lirih. Dia duduk berhadapan dengan perempuan tua itu. Di sampingnya bunda Khadijah setia mengusap bahunya, membuat tubuh gemetar itu berangsur menjadi hangat. "Oma hanya ingin menjengukmu, Salwa," ujarnya santai Tidak mungkin. Hati kecil Salwa berteriak. Perempuan tua itu pasti memiliki tujuan tertentu. Tempat ini adalah tempat terpencil dan orang sekelas oma Jihan tidak akan pernah mau berkunjung ke tempat ini jika tidak dalam situasi mendesak "Kamu terlalu pintar, Salwa." Oma Jihan menyeringai. "Ini untuk yang pertama dan mungkin terakhir kalinya aku berkunjung kemari. Oma mohon, pulanglah ke rumah. Katakan kepada Regan agar ia mau menerima Chintya dan menikah dengannya. Sebagai balasannya, aku akan meminta keluarga Gunadi untuk mengakuimu sebagai cucu mereka," paparnya. "Aku tidak butuh pengakuan apapun, Oma. Aku sudah merasa cukup dengan diriku sendiri. Keluarga bagiku tidaklah penting, karena di lingkungan panti ini aku
last updateLast Updated : 2022-05-28
Read more

Kamu Datang, Sayang?

Bab 103Salwa memilih menyelesaikan urusannya di butik Salwa collection menemui Natalia, baru sesudah itu ia akan ke gedung RVM group. Salwa collection adalah salah satu prioritasnya. Dia tidak mau usaha peninggalan sang mommy mengalami masalah. Dari Natalia, ia banyak mendapat masukan dan belajar bagaimana cara mengelola sebuah bisnis fashion.Dia tidak menghabiskan waktunya terlalu lama di butik Salwa collection. Satu jam kemudian dia sudah kembali berada di mobil. Tujuan berikutnya adalah gedung RVM group, tempat Regan menghabiskan sebagian besar waktu siangnya untuk bekerja.Salwa enggan menemui lelaki itu di rumah Oma Jihan. Dia sedang tak ingin mengunjungi rumah itu apalagi harus berurusan dengan Oma Jihan. Terlebih rumah itu banyak menyimpan kenangan, tentang masa-masa indah saat bersama Regan dan AirinSembari menyetir, Salwa menatap salah satu lengannya yang dilingkari sebuah gelang hasil karya mommynya. Ah, sayang sekali mommynya keburu pergi untuk selamanya. Seandainya masi
last updateLast Updated : 2022-05-30
Read more

Meminta Kepastian

Bab 104"Apakah kamu tidak merindukanku, Sayang?" Suara Regan melemah."Maafkan aku, Daddy. Kita tidak bisa lagi berpelukan. Non muhrim," ujar Salwa lirih. Dia menangkupkan telapak tangan di dadanya."Non muhrim?" Regan tersentak. Dia merasa sangat asing dengan istilah itu."Kata bunda Khadijah, aku bukan putri kandung Daddy. Tak ada hubungan darah sedikitpun diantara kita. Ayah dan putri angkat itu non muhrim, bukan mahrom. Kita tidak boleh bersentuhan, kecuali kalau darurat."Kata-kata itu begitu menggetarkan hatinya. Regan baru menyadari, perubahan penampilan sweety-nya kini, tentu saja di barengi oleh perubahan cara berpikir. Lelaki itu menghela nafas sembari menunjuk sofa di sudut ruangan."Berceritalah padaku, Sayang. Apa yang sudah kamu alami selama berada di panti asuhan itu?" Tatapannya lembut memindai wajah cantik berbalut kerudung model pashmina itu."Justru aku ingin bertanya sama Daddy, kenapa Daddy tidak menjemputku di Panti Asuhan itu? Tidak mungkin Daddy tidak tahu sel
last updateLast Updated : 2022-06-01
Read more

Titik Kehidupan Baru

Bab 105"Sayang, kamu kenapa?" Regan berlari kecil menyusul gadis itu.Setibanya di wastafel, ia memberanikan diri memijat pundak Salwa. Gadis itu terus memuntahkan semua isi perutnya, lantas berkumur-kumur."Wajahmu pucat sekali, Sayang." Lelaki itu sangat terkejut."Aku tidak apa-apa, Daddy. Mungkin masuk angin," sahutnya dengan tubuh gemetar."No, Sayang. Kamu harus segera ke dokter. Sekecil apapun penyakitmu, harus segera diketahui." ucap Regan sembari memapah sweety-nya keluar dari restoran.Setelah menyelesaikan pembayaran, lelaki itu membawa Salwa menuju klinik dokter terdekat.Sampai saat ini, Regan masih tidak menggunakan jasa dokter pribadi. Regan masih belum menemukan pengganti yang cocok sebagai dokter pribadinya, menggantikan dokter Dirga yang telah ia pecat setelah Airin meninggal dunia tempo hari."Bagaimana kondisi kekasih saya, Dokter?" tanya Regan tak sabar setelah dokter perempuan bernama Nina itu selesai memeriksa Salwa.Kini mereka tengah duduk berhadapan di ruang
last updateLast Updated : 2022-06-02
Read more

Titik Kehidupan Baru (2)

Bab 106Bukankah momen seperti ini sudah sekian lama ia dambakan? Regan tidak munafik. Meskipun ia bisa menerima Airin apa adanya, tetapi memiliki anak sendiri, darah dagingnya adalah keinginan terbesarnya sejak belasan tahun yang lalu.Hanya karena ia lelaki yang sangat setia kepada istrinya dan menghormati komitmen di dalam sebuah pernikahan, bahwa seorang lelaki hanya untuk satu orang wanita, ia berhasil meredam keinginannya yang satu itu. Padahal Jihan mommynya telah berulang kali meminta untuk melakukan program bayi tabung atau menitipkan spermanya di rahim ibu pengganti. Dia selalu menolak mentah-mentah usul mommynya. Justru keinginan itu akhirnya terkabul melalui Salwa, seorang gadis kecil yang dulunya ia rawat dengan sepenuh cinta.Terlepas dari penyebab titik kehidupan baru yang tumbuh di rahim Salwa, tetap saja ini adalah anugerah buat Regan. Lelaki itu tak mampu menyembunyikan kegembiraan. Dia memeluk gadis itu, menyusut air matanya dan memapahnya keluar dari rumah sakit.K
last updateLast Updated : 2022-06-03
Read more

Mengulang Sejarah

Bab 107"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya Ustadz Rasyid sesaat setelah menangkupkan tangan di dadanya."Saya sengaja datang membawa Salwa kemari karena kami ingin menikah. Mohon kiranya Ustadz bersedia untuk menikahkan kami," ujarnya yang diiringi oleh pelototan mata Salwa.Gadis itu benar-benar kaget. Regan memang pernah menyinggung soal pernikahan. Hanya saja dia tak menyangka kalau Regan akan membawanya begitu saja dan mereka akan menikah di sini.Salwa tak pernah membayangkan pernikahan seperti ini. Akan tetapi Salwa tidak berani protes. Dia tak punya muka, bahkan untuk sekedar menatap kepada ustaz Rasyid. Dia malu saat lelaki setengah tua itu mengetahui dirinya yang sedang hamil. Pasti ustadz itu akan berpikiran macam-macam, walaupun pakaian yang dikenakannya saat ini adalah pakaian muslimah."Menikah?" Suara lelaki itu kembali terdengar. Dia kembali memindai wajah sepasang pasang insan di hadapannya ini secara bergantian."Betul, Ustadz. Mohon maaf, walaupun ini bagi kami
last updateLast Updated : 2022-06-04
Read more

Ujian Cinta

Bab 108Laki-laki itu sangat terkejut ketika mendapati Regan tengah berdiri di teras musalla. Tepat di belakang Regan, seorang laki-laki setengah tua dengan kopiah dan sorban di bahu juga tersenyum ramah kepadanya. Ingin rasanya Axel menumpahkan segenap kemarahan kepada Regan, tetapi lelaki dewasa itu keburu mengulurkan tangan. Mau tak mau Axel menyambut uluran tangan kekasih putrinya itu. Apalagi lelaki setengah tua yang semula berdiri di belakang Regan juga bersikap tak kalah ramah. Demi menghormati laki-laki alim dan berwibawa itu, Axel menekan emosinya dalam-dalam. Sepasang matanya liar mengamati sekitar tempat itu. Keningnya menyerngit. Dia tidak menemukan sosok putrinya. "Ananda Salwa berada di rumah saya. Dia ditemani oleh istri saya," ucap Ustadz Rasyid sembari menunjuk sebuah rumah yang berada tepat di samping mushola. Dia menangkap jelas kegelisahan dari raut wajah tamunya yang barusan datang ini. "Jadi benar, Tuan Axel ini adalah ayah kandung dari Ananda Salwa?" tanya Us
last updateLast Updated : 2022-06-05
Read more

Cinta Tanpa Syarat

Bab 109"Lho, Dad?" tegur Salwa saat mobil mereka berhenti di halaman sebuah hotel berbintang. "Kita tinggal dulu di sini selama tiga hari, Sayang. Anggap saja ini bulan madu untuk kita," sahut Regan. "Tapi bagaimana dengan pekerjaan Daddy? Pasti Om Armand dan Tante Shafira kebingungan karena tidak ada Daddy." "Biarkan saja, Sayang. Daddy sudah meminta agar jadwal-jadwal Daddy diundurkan waktunya sampai tiga hari ke depan. Daddy hanya ingin fokus sama kamu." Regan memperlihatkan ponselnya yang ternyata sudah dimatikan. "Sampai segitunya, Daddy?" keluh Salwa. "Loh, memangnya kamu mau, suami tercintamu ini begitu menikah langsung meninggalkan istrinya untuk kembali bekerja?" Dia menatap intens perempuan berjilbab itu, kemudian pandangannya turun menuju perutnya. Tangannya seketika terulur, mengelus perut itu kemudian menciumnya Salwa hanya diam. Dia tidak tahu harus bereaksi apa dengan perhatian lelaki yang baru tiga jam yang lalu itu sah menjadi suaminya. Regan yang tidak mau m
last updateLast Updated : 2022-06-07
Read more

Percakapan Di Balkon

Bab 110Axel seketika memalingkan wajah saat melihat penampilan Chintya yang hanya memakai lingerie. Pakaian tidur penggoda hasrat lelaki itu melekat pas, mengeksplore tubuh adiknya yang sangat proporsional. Maklum, Chintya adalah seorang model internasional dan selalu menjaga tubuhnya tetap ideal demi kelangsungan karirnya. "Berpakaianlah yang benar, Chintya. Kakak tunggu kamu di balkon. Ada yang ingin Kakak bicarakan sama kamu." Setelah mengucapkan kata-kata itu, Axel keluar dari kamar adiknya dan bergegas melangkah menuju balkon. Chintya yang kaget segera menguasai diri. Perempuan itu mengganti lingerie dengan piyama tidur biasa, kemudian keluar dari kamar tidurnya, menyusul Axel yang lebih dulu sampai di balkon. "Ada apa malam-malam begini mengajakku bicara, Kak?" Chintya mendaratkan bokongnya tepat di samping Axel. Lelaki itu menahan nafas sembari tetap menatap wanita berusia 32 tahun itu. "Salwa hamil, Chintya. Dan itu karena ulahmu, kan, yang mencampurkan obat setan itu di
last updateLast Updated : 2022-06-08
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status