Ini beneran, Wan?" tanyanya, seperti ragu-ragu.Aku mengangguk, dan memang aku sudah yakin ingin membeli rumah itu."Yang 15 juta, hitung-hitung saya ingin bersedekah buat ikut membantu pembangunan kobong, juga untuk di-sedekahkan atas nama almarhumah Mamah," ucapku lirih, ada rasa nyeri di hati jika menyebut ataupun mengingat almarhumah."Subhanallah," ucap Ustaz Arief. "Nanti soal surat-surat jual belinya biar saya yang urus, dan kita akan adakan tahlilan untuk mendoakan secara khusus buat almarhumah," lanjutnya lagi."Terima kasih, Ustaz," jawabku, sembari mengambil teh hangat yang sudah disediakan istri Ustaz Arief."Ngomong-ngomong, uang kamu banyak juga, Wan?" tanya Ustaz Arief, berseloroh."Ngumpulin sedikit-sedikit, Ustaz, saat kerja di luar kemaren," jawabku, menyembunyikan jati diri. Hening sejenak, lalu aku mulai memberanikan diri untuk kembali bertanya hal yang belakangan ini membuatku risau."Taz, saya mau tan
Last Updated : 2022-01-20 Read more