All Chapters of Si Bodoh yang Luar Biasa (LDN Seri 1): Chapter 81 - Chapter 90

128 Chapters

81. Catatan 999 racun

"Mencari Tabib Tang? Hahaha. Kau sudah sangat terlambat, Pak Tua. Istriku bahkan tidak bisa mencegahnya pergi, padahal sangat berharap agar dia bisa menjadi tabib tetap di Istana. Dia adalah tabib pengembara yang menyukai kebebasan. Jika kau bisa menemukannya dan membujuknya untuk ikut denganmu, aku tidak mempermasalahkannya. Tapi perlu kau ketahui, Pak Tua Yu ... aku sudah mengklaim dirinya sebagai orangku, karena dia telah menyembuhkan Ayah Mertua. Jadi, jika kau mengusiknya berarti kau telah menyinggungku," ucap Tu Lung Dong kepada Master Yu."Cih!" Master Yu berbalik membelakangi Tu Lung Dong sembari menggertakkan gigi. "Jangan kau pikir aku takut berhadapan denganmu, Tu Lung Dong. Sikapmu kepadaku malam ini, aku akan mengingatnya!" Dia pun pergi dari Istana Kerajaan Wong penuh kekesalan dan amarah.Tuan Dong telah menyinggung Master Yu, apakah Kerajaan Wong akan baik-baik saja? "Huft ...." Pemimpin Cang menghembuskan napas kasar. Kemudian, dia berpamitan. "Karena sudah tidak ada k
last updateLast Updated : 2022-12-06
Read more

82. Perguruan Rasa

"Panggil Cai Cing untuk memeriksa di bawah sana!" ucap Sang leluhur.Renggin Ang mengangguk."Cai Cing! Kali ini merepotkanmu masuk ke sumur untuk melihat, cahaya apakah yang ada di dalam sana!""Baik, Tuanku. Ini bukanlah hal yang merepotkan," kata Cai Cing.Setelah tidak memanggil Cai Cing dalam waktu yang lama, tampaknya naga ini terlihat semakin besar dan gagah. Tubuhnya telah mencapai sepuluh kali lipat lebih besar dari tubuh Renggin Ang.Cai Cing memasuki sumur itu. Lalu, beberapa saat kemudian, dia keluar dan mengabarkan bahwa terdapat sebuah tanaman. Tanaman itu tumbuh subur di dasar sumur memancarkan cahaya hijau."Naiklah ke punggungku!" kata Cai Cing. "Aku akan membawamu ke bawah untuk melihatnya!""Kau bisa membawaku?" tanya Renggin Ang tak percaya."Tentu saja, aku bisa berjalan di angin walaupun tanpa sayap dan tubuhku sudah mencapai sepuluh kali lipat lebih besar darimu. Apa kau meragukanku?""Haha. Bagus kalau begitu. Kedepannya aku bisa memakaimu. Aku merasa lelah ter
last updateLast Updated : 2022-12-08
Read more

83. Kentut oh kentut

Racun pelancar pencernaan ini tidak berbahaya hingga mengancam nyawa. Hanya saja, racun ini akan membuat si penderita mengalami sedikit masalah pencernaan. Sehingga, si penderita akan terus kentut sepanjang hari.Lesatan energi spiritual beracun yang berbentuk jarum angin, jika hanya sebuah jarum, tidak dapat dilihat oleh mata telanjang kecuali seseorang sedang dalam tingkat kewaspadaan yang tinggi.Dahi Mura Han berkerut sembari menggertakkan gigi. "Lemah? Heh! Kalau berani, hadapi aku satu lawan satu!" ucap anak itu bangkit."Sebentar lagi, racunnya akan bereaksi. Kekeke." gumam Renggin Ang nyengir."Karena kau menantangku, aku tidak akan menolak. Jurus patokan ayam terbang!" Lan Cang melompat sembari memperagakan tangannya. "Hiaaaaaat!"Dhuuuuuut!Hembusan angin, tanpa terkendali keluar dari lubang pantat Lan Cang dengan suara yang cukup keras. Jajaran calon murid-murid yang sedang berbaris mengantri, seketika menatap Lan Cang menjadi pusat perhatian mereka."Suara apa itu?""Sepert
last updateLast Updated : 2022-12-10
Read more

84. Inti api alam

Perguruan Rasa terletak di tengah Kerajaan Wong. Namun, masih termasuk bagian dari Wilayah Cang. Perguruan ini menyediakan tempat khusus untuk berlatih pedang, pembuatan tanda, dan pembuatan pil. Sedangkan tempat khusus untuk menjinakkan monster hewan spiritual adalah Hutan Bukit Awang-awang. Meskipun sangat berbahaya, tapi itu adalah tempat paling cocok untuk berlatih pengendalian hewan.Sebelum pelatihan ke Hutan Bukit Awang-awang dimulai, sang leluhur memerintahkan Renggin Ang agar dia berlatih teknik bernapas di dalam air."Aku baru ingat. Di dasar laut pelangi bagian selatan, aku menyimpan sesuatu yang sangat berharga," kata sang leluhur kepada Renggin Ang."Sesuatu yang sangat berharga. Apa itu?""Dua inti api alam.""Inti api alam?""Ya. Dahulu, aku menitipkannya kepada leluhur sang penguasa laut pelangi dan dia menyimpannya di bekas markas para siluman hiu tiran di sebuah kotak mutiara. Kau bisa mengkonfirmasikan hal ini kepada Tu Lung Dong sebelum kau pergi ke Hutan Bukit Awa
last updateLast Updated : 2022-12-12
Read more

85. Rubah ekor sembilan

Monster kaki seribu itu berhenti di hadapan Renggin Ang. Namun, dia berhenti bukan karena menuruti perkataan anak itu, melainkan dia berhenti karena hendak menyantapnya. Monster itu membuka mulut, hingga meneteskan air liurnya."Hey, kau! Dasar bodoh! Sudah kubilang lari ... kau malah menantangnya!" oceh salah satu teman seperguruan Renggin Ang. "Air liurnya itu sangat beracun! Kulitmu akan langsung mengelupas jika sampai menyentuh airnya."Beracun? Hehe. Aku akan menjadikannya sebagai bahan eksperimenku. Batin Renggin Ang. Dia menadahi air liur yang menetes dengan sebuah botol. Anak itu tidak memegang botol secara langsung, tapi menerbangkan botol tersebut dan mengendalikannya dengan energi angin di bawah mulut sang monster.Renggin Ang berlari dan melompat licah menghindari serangan sang monster sembari menjaga keseimbangan botol penadah."Apa yang dia lakukan? Mengambil air liur?""Aku tidak percaya, dia bisa bergerak segesit itu menghindari serangan monster!""Hebat!" Komentar dar
last updateLast Updated : 2022-12-14
Read more

86. Racun Jeroan Umeb

"Hoho. Apa yang kau temukan?""Mata merah, wajah pucat, dan ...." Renggin Ang menyipitkan matanya untuk menyelidiki sesuatu pada diri sang rubah. "Seharusnya, jantungnya terus merasa berdebar-debar dengan debaran yang menyesakkan. Dia terkena racun Jeroan Umeb. Umurnya kurang lebih hanya bisa sampai satu bulan lagi. Dia harus membuat keturunan dalam waktu yang dekat. Jika tidak, ras siluman rubah berwajah rupawan berada di ambang kepunahan. Benar kan, Kakek," lanjutnya percaya diri dengan hasil analisanya."Bagus. Meskipun kau sudah banyak kemajuan, kau harus terus menampakkan wajah bodohmu agar musuh lengah."Lumayan jauh dari pohon tempat Renggin Ang berada, Reba Han tampak kesulitan menghadapi siluman rubah itu. Sampai akhirnya, dia dikalahkan dan terpojok diambang kematian."Beraninya kau bersaing denganku! Aku, Gu Rhi San. Siluman rubah paling tampan di dataran tanah terbang ini," ucap siluman rubah itu dengam memperagakan pose tampan.Di sisi lain, Shen Tu Han telah mendapat kaba
last updateLast Updated : 2022-12-16
Read more

87. Bibi Shen

Di wilayah kekuasaan Keluarga Shen, tepatnya di sebuah tempat makan yang cukup terkenal kelezatannya, Ampy Ang, Shen Tie Er, dan Meng Aung sedang duduk menyantap dengan lahap makanan yang berada di hadapan mereka. Mereka mendengar kabar, tentang suatu tempat yang tidak diketahui oleh banyak orang.Seseorang yang dirinya berprofesi sebagai pedagang, duduk berseberangan di dekat mereka bertiga dengan seorang teman. Pedagang itu berkata kepada temannya, "Saat aku melakukan perjalanan dari Benua Ku ke Benua Yu, aku melihat ada sesuatu yang aneh di langit. Aku memastikannya lagi ketika menempuh perjalanan dari Benua Yu menuju Benua Hi, tampak jelas di atas sana terdapat sebuah pulau melayang di udara.""Apa! Itu mustahil!" kata teman si pedangang."Sungguh, aku benar-benar melihat dengan mata kepalaku sendiri." Si pedagang bersumpah mengangkat salah satu tangannya. "Setelah aku tiba di Benua Hi, aku mencari tahu informasi tentang pulau terbang itu." Si pedagang menceritakan detail, tentan
last updateLast Updated : 2022-12-18
Read more

88. Menembus tingkat jendral

"Apa yang kau pikirkan? Tanpa kau memberikan dua inti api itu, kau masih bisa membantunya, Bodoh!" ucap sang leluhur. "Apa? Benarakah?""Dengan menyatukan energi spiritual yang bersifat dingin dan panas, kultivasi akan meningkat dua kali lipat. Kau bisa membantunya dengan menyatukan energi spiritual kalian. Lakukan itu setelah kau menyerap dua inti api alam!""Haish!" Lagi-lagi Ampy Ang mendengus. "Mengapa aku jadi terlihat seperti adik kejam yang hanya memanfaatkan Kakakku. Kakak Tie Er bahkan bisa membantumu menyerap kedua inti api itu tanpa rasa sakit. Apakah Kakak sungguh tidak membutuhkan itu?"Wajah Renggin Ang melompong di hadapan dua gadis itu. Dia benar-benar tidak tahu tentang penyatuan energi spiritual dingin dan panas."Energi spiritualmu bersifat panas?" tanya Shen Tie Er kepada Renggin Ang."Benar." Kemudian Renggin Ang menjelaskan kepadanya bahwa dia memiliki dua inti api itu, tapi dia tidak bisa memberikannya.Shen Tie Er pun tidak merasa keberatan. Gadis itu justru de
last updateLast Updated : 2022-12-20
Read more

89. Lembah Peteng Ndedet

"Apa! Ditawan! Kenapa kau membiarkannya ditawan?!" Reba Han memaksa bangkit dan menyergap Renggin Ang dan mencekik kuat lehernya."Arrrgh!" Renggin Ang menahan cekikkannya dengan tangan.Di sisi lain, di sebuah tenda yang bersebelahan, yaitu tempat bermalam para wanita, Shen Tu Han bertanya kepada keponakannya, "Shen Tie Er, apa kau menyukai anak itu?""Siapa maksud Bibi?" Shen Tie Er mengangkat kedua alisnya."Chen Tong. Ehem, aku melihat sangat jelas, bahwa kau seperti mengistimewakan anak itu.""Iya. Eh, itu ..." Shen Tie Er gelagapan sembari memainkan jari. Gadis itu tidak bisa menyembunyikan perasaanya. Wajahnya merah seperti tomat."Ya ... Kakak Tie Er memang sangat menyukai Kakakku. Xixixi," goda Ampy Ang tertawa kecil."Ini semua salahmu! Huh! Jika kau tidak melebih-lebikannya di hadapanku, aku tidak akan tertarik," balas Shen Tie Er memanyunkan bibir."Apakah ini sebabnya kau ingin membatalkan pertunanganmu dengan Tuan Muda dari Keluarga Tung?" ucap Shen Tu Han bertanya lagi.
last updateLast Updated : 2022-12-22
Read more

90. Tipu daya sang ratu lebah

Pagi sepi, sore pun sepiSiang malam dingin dan sunyiGelap tanpa sinar mentariHanya siulan jangkrik berbunyiAku, di sini seorang diriMelantunkan syair iniSebagai penggerak hatiMemanggilmu tuk menemaniKemarilah! Lihat aku bagai periTubuh ramping, cantik, dan wangiWajah mempesona memikat hatiJadikan aku makhluk yang kau sayangiKu ingin kita hidup abadiTemani aku selamanya di siniMamadu kasih cinta yang suciKita bersama mengikat janji ..."Suara wanita."Renggin Ang terus mengikuti asal suara dari sosok yang melantunkan syair tersebut, hingga anak itu sampai di sebuah lembah yang sangat rindang dan lebat pepohonannya. Hampir tidak ada celah dari daun-daun pepohonan untuk masuk cahaya matahari, membuat lembah tampak gelap dan dingin.Lembah ini ....Sejenak Renggin Ang berhenti dan mengingat, bahwa lembah yang ia datangi adalah tempat yang ia cari. Dia pun menoleh ke belakang mendapati cuaca matahari yang cerah menyinari dunia. Sangat berbeda dengan lembah di hadapannya."S
last updateLast Updated : 2022-12-24
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status