Selina berhenti sesaat, jika dipikir-pikir, tawaran Ernest boleh juga. Dia bisa menghemat uang, lalu dia tak perlu keberatan membawa semua barang belanjaannya ini. Lagipula Selina tak takut Ernest akan melakukan hal macam-macam padanya, karena ia bisa seni beladiri. "Baik, antar aku sampai rumah," jawab Selina memutuskan. Dia cukup lelah sekarang. Ernest hanya mengangguk, akan tetapi dalam hati dia tersenyum bahagia karena berhasil mengajak Selina untuk pulang bersamanya. Lalu tak lama dia mengajak Selina ke sebuah parkiran mobil yang di mana mobilnya terparkir cantik di sana. Saat melihat Ernest memasuki mobil itu, Selina terpana. Bukan, bukan karena Ernest kini manaiki sebuah mobil mewah seharga ratusan miliar. Akan tetapi yang membuat Selina tercengang adalah, mengapa juga lelaki itu membawa mobil tersebut ke tempat seperti ini, terlebih ini pasar umum yang pastinya kumuh, dan apakah Ernest tidak mer
Baca selengkapnya