Selina perlahan membuka matanya, rasa pusing langsung ia rasakan. Yang ia ingat terakhir kali adalah ia mengalami kecelakaan saat akan menghadiri penghargaan yang dibuat khusus untuknya, ia pikir ia sudah mati, namun entah mengapa tiba-tiba saja ia selamat dari kecelakaan itu.
"Si bodoh Selina ingin mengejar Aaron? Apakah dia gila?" ejek salah seorang gadis yang kini menatap remeh pada Selina.
Sementara Selina memandang bingung pada seorang gadis yang mengenakan seragam SMA dan melayangkan tatapan mengejek padanya.
Sebagai seorang genius dia tidak pernah di perlakukan seperti ini sebelumnya, kemanapun ia pergi, orang-orang akan selalu menatapnya kagum dan mencoba untuk mendekatinya.
Lantas kualifikasi dasar apa yang dimiliki oleh ketiga gadis SMA dihadapannya ini mengatakannya bodoh? Hei! Ia bahkan sudah menyelesaikan studi kuliahnya.
"Atas dasar apa kau mengataiku bodoh? Apa kau tidak tau siapa aku?" Selina menatap ketiga gadis itu dengan tajam, nada bicaranya dingin, sehingga membuat gadis remaja itu sedikit aneh.
"Hei Selina, apa kau saat ini sedang melakukan akting? Mengapa kau tidak terima dipanggil bodoh? Bukankah kau benar-benar bodoh. Ayolah Selina semua murid di sekolah ini tau bahwa kau adalah siswi paling bodoh di sekolah ini dan selalu mendapatkan angka nol setiap kali ujian," jelas siswi yang satunya.
Ketika Selina siap untuk melawan ketiga gadis itu, tiba-tiba saja sederet kenangan yang bukan miliknya muncul dipikirannya.
Sesaat Selina nampak membisu di tempat, ia baru menyadari bahwa ia telah mati dan jiwanya telah bertransmigrasi pada tubuh salah satu karakter antagonis bodoh yang ia baca sebelum kematiannya.
Ia telah menjadi Selina Victoria Gillbert, seorang putri asli keluarga Gillbert yang telah ditekan oleh putri palsu.
Pada awalnya, mereka adalah bayi yang sengaja ditukar. Selina yang seharusnya tinggal dan diasuh oleh keluarga kaya, malah harus menjalani kehidupan yang mengerikan di keluarga miskin.
Saat identitas aslinya terungkap, orangtua kandungnya buru-buru mengambil Selina dan berniat untuk membesarkannya.
Saat ia pertama kali memasuki keluarga Gillbert, keluarganya memperlakukan Selina dengan baik, karena biar bagaimanapun darah lebih kental daripada air.
Namun putri palsu yang sudah menjalani kehidupan kaya selama bertahun-tahun tidak terima, ia mulai membingkai Selina, dan selalu menjebaknya. Selina yang sangat bodoh selalu masuk keperangkap putri palsu yang bernama Jesslyn. Sehingga lambat laun, Selina di benci oleh semua keluarganya dan kembali tidak dipedulikan.
Dalam cerita aslinya Selina merupakan penjahat yang tidak berotak yang selalu cemburu pada pahlawan wanita, sehingga ia melakukan hal-hal gila, agar pahlawan wanita itu menderita, sehingga ia berakhir mati dibakar oleh protagonis laki-laki.
Selina tidak bisa bergidik ngeri kala mengingat takdir tragis si pemilik asli. Karena Selina sudah menempati tubuh ini, ia bersumpah untuk menghancurkan plot yang sudah dirancang oleh penulis.
Untungnya, alur novel ini belum di mulai, sehingga Selina tidak perlu repot-repot untuk membereskan segala masalah yang telah di buat oleh pemilik asli.
Selina melirik ketiga gadis yang berdiri dihadapannya, mereka bertiga adalah Freya, Lilith dan Tania. Tiga orang gadis yang selalu menindas Selina karena Selina merupakan siswi yang paling bodoh, dan memiliki latar belakang sederhana.
"Oh lihatlah apakah sekarang si Selina ini telah berubah dari bodoh menjadi idiot?" ucap Lilith yang kemudian memancing tawa Freya dan Tania.
Selina memandangan datar pada tiga orang itu. "Lebih baik kalian minggir, aku sedang malas berurusan dengan kalian."
Freya terkekeh kala mendengar ucapan Selina yang menurutnya sangat lucu, lalu ia berkata. "Selina apakah kau sekarang berani menantang kami, huh?"
"Ck, si bodoh Selina sudah mulai melawan rupanya." Kali ini Tania yang angkat suara.
"Girls, habisi dia sekarang," ujar Lilith memberi perintah.
Sedangkan Selina masih menampilkan raut datarnya, jika ketiga gadis itu ingin bermain dengannya? Maka Selina dengan senang hati menerima undangan mereka.
Freya dan Tania mulai melangkah untuk menjambak rambut hitam Selina, namun sebelum mereka bisa menyentuh Selina, gadis itu buru-buru menghindar dan dengan kasarnya Selina mendorong kedua gadis itu kuat hingga mereka berdua terjatuh.
Freya dan Tania meringis kesakitan, sedangkan Lilith yang tidak terima kedua temannya dikalahkan oleh Selina mulai melangkah maju untuk menampar Selina.
Namun, gerakan Selina begitu cepat, ia mengambil tangan Lilith yang bersiap untuk menamparnya lalu memutarnya sehingga membuat Lilith meringis kesakitan.
Lalu tanpa aba-aba ia mendorong Lilith untuk bergabung dengan kedua temannya.
Ketiga gadis itu merasa marah, ia tidak terima diperlakukan seperti ini oleh Selina.
"Selina sialan! Kau berani memperlakukan kami seperti ini? Kau tidak takut pada kami? Kami bersumpah akan membuatmu menyesal!" teriak Lilith marah.
Selina tersenyum miring. "Memangnya apa yang harus aku takutkan dari sampah seperti kalian?" tanya Selina remeh.
"Kurang ajar!" Kali ini, Tania yang berteriak marah.
Ketiga gadis itu bangkit, seakan bersiap untuk melawan Selina kembali. Kali ini mereka menyerang Selina secara bersamaan, namun Selina dengan mudah untuk menghindari serangan mereka.
Dengan sengaja, Selina menjambak rambut Freya dan Tania lalu tanpa ampun, ia menubrukan tubuh kedua gadis itu hingga terjatuh, tak lama ia lagi-lagi mendorong Lilith hingga Lilith ikut terjatuh.
Ketiga gadis itu merasakan nyeri disekujur tubuh mereka, sementara Selina hanya memandang mereka dengan seringai tipis.
"Jika kalian mencoba untuk mengangguku lagi, maka aku akan membuat keadaan kalian menjadi lebih parah dari ini, apa kalian mengerti?" tanya Selina penuh penekanan seraya menatap tajam mereka bertiga.
Mereka yang ditatap seperti itu oleh Selina, bergidik ngeri. Lalu dengan kaku mereka mengangguk mengiyakan.
"Bagus ini terakhir kalinya aku memperingati kalian, jika kalian tetap nekad dan melaporkan hal ini pada guru, maka aku akan juga melaporkan tabiat busuk kalian, sehingga kalian akan dikeluarkan dari sekolah."
Setelah selesai mengucapkan itu, Selina pergi meninggalkan ketiga orang itu.
Ia memasuki salah satu kamar mandi siswi, ia penasaran bagaimana dengan rupanya saat ini.
Ketika ia melihat cermin di kamar mandi, ia dibuat kaget dengan sosok yang terpantul oleh cermin.
Selina tau bahwa pemilik asli digambarkan sebagai penjahat yang tidak berotak, namun ia tidak pernah tau bahwa akan menjadi sangat parah seperti ini.
Lihatlah sosok seorang wanita yang muncul di cermin itu, dengan make up tebal sehingga terlihat seperti badut, rambut yang acak-acakan, dan seragam sekolah yang terlihat seperti preman.
Pantas saja tidak ada satu orangpun yang menyukai pemilik asli, orang normal manapun akan bergidik ngeri kala melihat penampilan pemilik asli yang sangat aneh.
Buru-buru Selina menyalakan kran air, dengan sedikit kasar, ia mencuci wajahnya agar make up yang diwajahnya menghilang.
Perlahan, sosok yang sangat cantik muncul ketika make up menghilang. Dengan kulit sangat putih, seputih susu, mata berwarna abu, hidung mancung, bibir yang mungil dan merah seperti ceri, dan dagu yang lancip menambah kecantikannya.
Selina tidak bisa menahan takjub kala melihat sosok yang sebenarnya dari pemilik asli, gadis ini begitu cantik, bahkan lebih cantik dari dirinya di kehidupan yang lalu.
Selina tersenyum iblis, mulai saat ini ia bersumpah untuk merubah takdir tragis pemilik tubuh ini.
Selina berjalan menuju ke kelasnya, di sepanjang koridor sekolah, semua mata tertuju padanya.Bisik-bisik dari sekerumunan siswa dan siswi terdengar oleh Selina."Lihat apakah dia murid baru? Astaga dia sangat cantik.""Oh, Astaga dia secantik peri.""Apakah aku sudah mati sekarang? Mengapa aku melihat malaikat di sini?""Setelah melihat wanita secantik ini, aku bisa mati dengan tenang sekarang."Kira-kira begitulah bisikan murid-murid yang terdengar oleh Selina. Akan tetapi Selina hanya diam, dia sudah terbiasa menjadi pusat perhatian di kehidupan pertamanya.Saat Selina memasuki kelas, siswa dan siswi di kelas itu seakan tercengang.Bagaimana tidak? Selina sangat cantik, sulit untuk mengabaikan kecantikan langka seperti Selina.Raut wajah Selina tetap tenang, ia segera duduk di tempat yang
"Kau sudah bangun?" tanya Selina tepat setelah pria itu membuka matanya.Pria itu menatap Selina dengan waspada, ia merasakan nyeri di perutnya. Selina barusaja mengeluarkan peluru dari perut pria itu dan melakukan operasi darurat yang pernah ia pelajari dikehidupan pertamanya.Namun bukannya berterima kasih, pria itu malah mencekik Selina dan menatapnya tajam. "Siapa kau? Katakan padaku yang sebenarnya! Apa kau salah satu mata-mata yang dikirim oleh Scorpio untuk membunuhku?"Sebagai seseorang yang berkecimpung di dunia bawah, tentu saja Ernest mempunyai tingkat kewaspadaan yang sangat tinggi. Jadi ketika melihat seorang gadis yang sangat cantik dihadapannya, bukannya malah terpesona lelaki tampan itu malah langsung mengancamnya, selain karena dia tidak pernah tertarik pada wanita manapun sebelumnya, ia juga khawatir bahwa para musuh biasanya suka mengecoh menggunakan wanita-wanita cantik.Sementara
dibilang sempit itu, Selina langsung menaruh tas sekolahnya secara asal. Ia merebahkan dirinya di kasur yang menurutnya sangat tidak empuk.Perlahan gadis cantik itu mulai memejamkan matanya tanpa mengganti seragam sekolahnya. Pikiran Selina saat ini sudah bercabang, barusaja pertama kali ia bertransmigrasi tapi sudah banyak hal-hal yang membuatnya kesal.Mulai dari teman-teman sekolahnya, gurunya, kejadian melawan preman, pertemuannya dengan pria aneh, dan keluarga pemilik asli yang sangat ingin membuat Selina membunuh mereka karena sikap mereka yang sangat tidak tau malu.Ditambah ia terlalu miskin sekarang, gadis cantik itu bangkit dari tidurnya, ia mulai mengeluarkan buku, pulpen dan pensil dari tas sekolahnya.Ia tidak bisa terus-menerus kekurangan uang seperti ini, dia harus memikirkan cara bagaimana memiliki banyak uang.Selina mulai menggambar sebuah desain baju, ia
Gadis cantik itu memasuki toko kain, melihat-lihat dan memilih kain mana yang bagus, sampai akhirnya ia memasukkan kain-kain yang menarik perhatiannya ke dalam keranjang.Selina tidak terlalu takut soal uang, Karena ia yakin uang yang ia dapatkan karena membantu pria itu kemarin sudah lebih dari cukup untuk membeli kebutuhan menjahit.Gadis beriris mata abu itu membayar semua kebutuhan yang dia beli, dan tak lama ia keluar dari toko tersebut.Selina berjalan dengan langkah santai, melihat kesekeliling pasar yang cukup ramai, tidak jauh berbeda dengan kehidupan di dunianya dulu.Kebetulan dia memiliki ingatan si pemilik asli, jadi dia tidak takut tersesat karena memang dia memiliki ingatan dari si pemilik asli.Meskipun ini hanya dunia novel, akan tetapi orang-orang di sini nampak benar-benar hidup, seperti orang sungguhan. Dia dulunya adalah seorang genius yang
Selina berhenti sesaat, jika dipikir-pikir, tawaran Ernest boleh juga. Dia bisa menghemat uang, lalu dia tak perlu keberatan membawa semua barang belanjaannya ini. Lagipula Selina tak takut Ernest akan melakukan hal macam-macam padanya, karena ia bisa seni beladiri."Baik, antar aku sampai rumah," jawab Selina memutuskan. Dia cukup lelah sekarang.Ernest hanya mengangguk, akan tetapi dalam hati dia tersenyum bahagia karena berhasil mengajak Selina untuk pulang bersamanya. Lalu tak lama dia mengajak Selina ke sebuah parkiran mobil yang di mana mobilnya terparkir cantik di sana.Saat melihat Ernest memasuki mobil itu, Selina terpana. Bukan, bukan karena Ernest kini manaiki sebuah mobil mewah seharga ratusan miliar. Akan tetapi yang membuat Selina tercengang adalah, mengapa juga lelaki itu membawa mobil tersebut ke tempat seperti ini, terlebih ini pasar umum yang pastinya kumuh, dan apakah Ernest tidak mer
"Berhenti di sini," ucap Selina pada Ernest yang masih mengendarai mobilnya.Ernest menuruti permintaan Selina, pria itu menghentikan mobilnya tepat di gang sempit yang sangat tidak mungkin untuk bisa dilewati oleh mobil."Apakah ini jalan menuju rumahmu?" tanyanya pada Selina yang kini tengah berusaha membuka sabuk pengaman. "Ya." Selina menjawab singkat, lalu tanpa aba-aba dia membuka pintu mobil dan keluar dari sana."Terima kasih," lanjutnya sekali lagi.Belum sempat Ernest menjawab, akan tetapi Selina telah lebih dulu pergi meninggalkan Ernest begitu saja. Lelaki itu sendiri merasa heran dengan Selina, mengapa juga gadis itu suka sekali pergi tiba-tiba begitu saja. Namun Ernest tak mau ambil pusing, dia melihat punggung mungil milik gadis cantik itu yang mulai menjauh, menggelengkan kepalanya pelan. Lalu kemudian terbesit sebuah senyuman tipis di wajahnya yang sangat tampan.***Selina masuk ke dalam ruma
Perilaku Martha dan Selina ini mungkin dilihat orang lain seperti kasih sayang antara anak dan ibu. Akan tetapi kenyataannya yang sebenarnya mereka berdua saling melemparkan ancaman untuk menghancurkan satu sama lain.Selina menjauh dari Martha, dia menatap Martha menantang, lengkap dengan senyuman Provokasi yang terukir cantik di bibir tipisnya.Sementara Martha yang melihat tingkah Selina saat ini hampir terpancing emosi, jika saja tidak ada Rachell dan Arthur kemungkinan besar dia sudah memukuli Selina saat ini juga.Dan leyla? Rasa kebencian gadis itu kepada Selina semakin bertambah. Dia merasa kalau Selina sangatlah beruntung. Kenapa juga harus Selina yang merupakan anak asli keluarga kaya? Kenapa bukan dirinya saja? Rasa iri dan benci Leyla terhadap Selina telah mencapai tahap ekstream.Leyla menatap Rachell dan Arthur bergantian lalu kemudian dia berkata, "Paman, Bibi. Saya harap kalian bisa menjaga Selina dengan baik, meskipun terkadang Se
Selina menatap Mansion yang begitu megah dan mewah dihadapannya dengan pandangan datar, di dunianya. Dia juga memiliki sebuah rumah yang lebih megah dan mewah dari ini, jadi ketika melihat rumah keluarga Gillbert saat ini, dia tidak memiliki ekspresi apapun di wajahnya. "Ini sekarang menjadi rumahmu, bagaimana? Kau menyukainya?" tanya Rachell lembut, matanya menatap Selina dengan senyum keibuan. "Ya, aku menyukainya," jawab Selina dengan senyum tipis yang terukir di wajahnya yang cantik. Rachell menghembuskan nafas lega, disebelahnya ada Arthur yang sudah membawa sebuah barang-barang milik Selina.Mereka bertiga masuk ke dalam Mansion mewah dengan gaya Eropa itu. Saat masuk, para pelayan sudah berjejer rapih memberikan hormat pada mereka. Lalu tak lama, salah satu dari pelayan tersebut datang dan mengambil barang bawaan milik Selina. Melihat ke sekeliling Selina harus mengakui bahwa Mansion ini mewah dan megah.
Tak mau pusing-pusing Selina segera duduk di tempat yang sudah disediakan.Dan Lucas hanya tersenyum tipis, dia merasa bahwa adiknya itu unik dan sederhana."Ah ya Selina mungkin hari ini kamu hanya bertemu dengan Lucas, kakak lelaki pertama dan ketigamu merupakan orang yang sibuk sekali. Kakak pertamamu saat ini sedang sibuk mengurus perusahaan dan sedang melakukan perjalanan bisnis keluar negeri, sedangkan kakak lelaki ketigamu saat ini sedang melakukan olimpiade fisika di luar kota," jelas Rachell seraya menyiapkan lauk untuk Arthur.Selina tidak menjawab dia hanya mengangguk tanda mengerti.Dalam novel diceritakan bahwa ketiga kakak lelaki pemilik asli ini sangatlah hebat, di masa depan kakak lelaki pertama akan menjadi seorang pembisnis yang sangat hebat dan ditakuti oleh musuh-musuhnya.Kakak lelaki kedua akan menjadi seorang pengacara ternama dan ditakuti
Selina duduk dengan tenang di tempat tidurnya, menatap kesekitar. Akhirnya perlahan dia berjalan mendekati komputer yang ada di meja belajar. Menyalakan komputer tersebut, lalu kemudian dia mengunjungi sebuah forum tertentu dan mendaftarkan akunnya di sana.Melihat-lihat sebentar dia tersenyum miring, dengan senang hati dia akan mengambil tugas ini. Tugas di mana dia harus meretas sistem perusahaan dan hadiah yang diterima sangatlah menarik setelah tugas selesai dilakukan maka uang senilai 500 juta akan segera dikirimkan. Hal ini bukanlah masalah yang sulit baginya, dia sudah begitu ahli. Bahkan di dunianya pun begitu dia sudah terlalu sering meretas sistem perusahaan yang ada.Sejak kecil, kehidupan Selina hanya didedikasikan untuk belajar. Selina kecil sangat menyukai mempelajari hal-hal yang baru, maka jangan heran apabila Selina hampir bisa melakukan segalanya karena Selina telah belajar mati-matian sedari kecil.
Arthur dan Rachell hanya diam, mereka memaklumi kepribadian Selina yang seperti itu, karena mereka tau tidak mungkin mudah bagi Selina untuk cepat-cepat beradaptasi dengan lingkungan baru.Sementara Jesslyn menyumpah serapahi Selina dalam hatinya. Bagaimana mungkin seorang anak yang dibesarkan di pedesaan bisa dibandingkan dengannya? Seharusnya Selina itu tau diri, dia hanyalah sebutir debu jika dibandingkan dengan dirinya. Jesslyn melihat wajah Selina yang sangat cantik, sedetik kemudian dia berdicih sinis dalam hati. Untuk apa memiliki wajah cantik apabila memiliki otak bodoh? Jesslyn sangat yakin, bahwa Selina begitu mudah ditipu. Lagipula menurut informasi yang diberikan oleh ibu kandungnya— Martha. Selina sangatlah bodoh dalam pelajaran, dia memiliki mental pengecut dan keterbelakangan mental. Mengingat Selina memiliki gangguan mental, Jesslyn tidak bisa menahan senyumnya. Dalam hati dia memaki-maki Selina, akan tetapi diperm
Selina menatap Mansion yang begitu megah dan mewah dihadapannya dengan pandangan datar, di dunianya. Dia juga memiliki sebuah rumah yang lebih megah dan mewah dari ini, jadi ketika melihat rumah keluarga Gillbert saat ini, dia tidak memiliki ekspresi apapun di wajahnya. "Ini sekarang menjadi rumahmu, bagaimana? Kau menyukainya?" tanya Rachell lembut, matanya menatap Selina dengan senyum keibuan. "Ya, aku menyukainya," jawab Selina dengan senyum tipis yang terukir di wajahnya yang cantik. Rachell menghembuskan nafas lega, disebelahnya ada Arthur yang sudah membawa sebuah barang-barang milik Selina.Mereka bertiga masuk ke dalam Mansion mewah dengan gaya Eropa itu. Saat masuk, para pelayan sudah berjejer rapih memberikan hormat pada mereka. Lalu tak lama, salah satu dari pelayan tersebut datang dan mengambil barang bawaan milik Selina. Melihat ke sekeliling Selina harus mengakui bahwa Mansion ini mewah dan megah.
Perilaku Martha dan Selina ini mungkin dilihat orang lain seperti kasih sayang antara anak dan ibu. Akan tetapi kenyataannya yang sebenarnya mereka berdua saling melemparkan ancaman untuk menghancurkan satu sama lain.Selina menjauh dari Martha, dia menatap Martha menantang, lengkap dengan senyuman Provokasi yang terukir cantik di bibir tipisnya.Sementara Martha yang melihat tingkah Selina saat ini hampir terpancing emosi, jika saja tidak ada Rachell dan Arthur kemungkinan besar dia sudah memukuli Selina saat ini juga.Dan leyla? Rasa kebencian gadis itu kepada Selina semakin bertambah. Dia merasa kalau Selina sangatlah beruntung. Kenapa juga harus Selina yang merupakan anak asli keluarga kaya? Kenapa bukan dirinya saja? Rasa iri dan benci Leyla terhadap Selina telah mencapai tahap ekstream.Leyla menatap Rachell dan Arthur bergantian lalu kemudian dia berkata, "Paman, Bibi. Saya harap kalian bisa menjaga Selina dengan baik, meskipun terkadang Se
"Berhenti di sini," ucap Selina pada Ernest yang masih mengendarai mobilnya.Ernest menuruti permintaan Selina, pria itu menghentikan mobilnya tepat di gang sempit yang sangat tidak mungkin untuk bisa dilewati oleh mobil."Apakah ini jalan menuju rumahmu?" tanyanya pada Selina yang kini tengah berusaha membuka sabuk pengaman. "Ya." Selina menjawab singkat, lalu tanpa aba-aba dia membuka pintu mobil dan keluar dari sana."Terima kasih," lanjutnya sekali lagi.Belum sempat Ernest menjawab, akan tetapi Selina telah lebih dulu pergi meninggalkan Ernest begitu saja. Lelaki itu sendiri merasa heran dengan Selina, mengapa juga gadis itu suka sekali pergi tiba-tiba begitu saja. Namun Ernest tak mau ambil pusing, dia melihat punggung mungil milik gadis cantik itu yang mulai menjauh, menggelengkan kepalanya pelan. Lalu kemudian terbesit sebuah senyuman tipis di wajahnya yang sangat tampan.***Selina masuk ke dalam ruma
Selina berhenti sesaat, jika dipikir-pikir, tawaran Ernest boleh juga. Dia bisa menghemat uang, lalu dia tak perlu keberatan membawa semua barang belanjaannya ini. Lagipula Selina tak takut Ernest akan melakukan hal macam-macam padanya, karena ia bisa seni beladiri."Baik, antar aku sampai rumah," jawab Selina memutuskan. Dia cukup lelah sekarang.Ernest hanya mengangguk, akan tetapi dalam hati dia tersenyum bahagia karena berhasil mengajak Selina untuk pulang bersamanya. Lalu tak lama dia mengajak Selina ke sebuah parkiran mobil yang di mana mobilnya terparkir cantik di sana.Saat melihat Ernest memasuki mobil itu, Selina terpana. Bukan, bukan karena Ernest kini manaiki sebuah mobil mewah seharga ratusan miliar. Akan tetapi yang membuat Selina tercengang adalah, mengapa juga lelaki itu membawa mobil tersebut ke tempat seperti ini, terlebih ini pasar umum yang pastinya kumuh, dan apakah Ernest tidak mer
Gadis cantik itu memasuki toko kain, melihat-lihat dan memilih kain mana yang bagus, sampai akhirnya ia memasukkan kain-kain yang menarik perhatiannya ke dalam keranjang.Selina tidak terlalu takut soal uang, Karena ia yakin uang yang ia dapatkan karena membantu pria itu kemarin sudah lebih dari cukup untuk membeli kebutuhan menjahit.Gadis beriris mata abu itu membayar semua kebutuhan yang dia beli, dan tak lama ia keluar dari toko tersebut.Selina berjalan dengan langkah santai, melihat kesekeliling pasar yang cukup ramai, tidak jauh berbeda dengan kehidupan di dunianya dulu.Kebetulan dia memiliki ingatan si pemilik asli, jadi dia tidak takut tersesat karena memang dia memiliki ingatan dari si pemilik asli.Meskipun ini hanya dunia novel, akan tetapi orang-orang di sini nampak benar-benar hidup, seperti orang sungguhan. Dia dulunya adalah seorang genius yang
dibilang sempit itu, Selina langsung menaruh tas sekolahnya secara asal. Ia merebahkan dirinya di kasur yang menurutnya sangat tidak empuk.Perlahan gadis cantik itu mulai memejamkan matanya tanpa mengganti seragam sekolahnya. Pikiran Selina saat ini sudah bercabang, barusaja pertama kali ia bertransmigrasi tapi sudah banyak hal-hal yang membuatnya kesal.Mulai dari teman-teman sekolahnya, gurunya, kejadian melawan preman, pertemuannya dengan pria aneh, dan keluarga pemilik asli yang sangat ingin membuat Selina membunuh mereka karena sikap mereka yang sangat tidak tau malu.Ditambah ia terlalu miskin sekarang, gadis cantik itu bangkit dari tidurnya, ia mulai mengeluarkan buku, pulpen dan pensil dari tas sekolahnya.Ia tidak bisa terus-menerus kekurangan uang seperti ini, dia harus memikirkan cara bagaimana memiliki banyak uang.Selina mulai menggambar sebuah desain baju, ia