Selina berjalan menuju ke kelasnya, di sepanjang koridor sekolah, semua mata tertuju padanya.
Bisik-bisik dari sekerumunan siswa dan siswi terdengar oleh Selina.
"Lihat apakah dia murid baru? Astaga dia sangat cantik."
"Oh, Astaga dia secantik peri."
"Apakah aku sudah mati sekarang? Mengapa aku melihat malaikat di sini?"
"Setelah melihat wanita secantik ini, aku bisa mati dengan tenang sekarang."
Kira-kira begitulah bisikan murid-murid yang terdengar oleh Selina. Akan tetapi Selina hanya diam, dia sudah terbiasa menjadi pusat perhatian di kehidupan pertamanya.
Saat Selina memasuki kelas, siswa dan siswi di kelas itu seakan tercengang.
Bagaimana tidak? Selina sangat cantik, sulit untuk mengabaikan kecantikan langka seperti Selina.
Raut wajah Selina tetap tenang, ia segera duduk di tempat yang biasa pemilik asli tempati dari ingatan yang ia dapatkan sebelumnya.
"Hei apakah kau murid baru?" tanya salah seorang gadis yang menghampiri Selina.
Selina menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak," jawabnya singkat.
Sontak orang-orang yang mendengar ucapan Selina mengerutkan kening dengan kompak, seingat mereka, tidak ada siswi di kelas ini yang memiliki kecantikan seperti Selina.
Melihat reaksi orang-orang, Selina menghembuskan nafas pelan. "Aku Selina Victoria, teman sekelas kalian," ujar Selina tenang.
Mendengar ucapan Selina, murid kelasan itu seolah membeku, mereka tidak pernah tau bahwa dibalik penampilan aneh Selina selama ini, tersembunyi kecantikan langka seperti ini.
"K-kau benar-benar Selina Victoria si gadis yang berpenampilan aneh itu?" tanya salah seorang gadis memandang Selina tak percaya.
Selina tak menjawab, ia hanya mengangguk mengiyakan.
Dan para gadis yang ingin menjadi cantik, tidak bisa menahan rasa penasaran mereka, kemudian merema bertanya
"Selina cepat beritahu kami, bagaimana bisa menjadi cantik sepertimu."
"Benar Selina, beritahu kami apa rahasiamu.
"Jika kau mau memberi tahu kami apa rahasiamu, kami akan membayarmu."
Barusaja Selina akan membalas pertanyaan gadis-gadis itu, tiba-tiba sang guru masuk ke dalam kelas.
Para siswa dan siswi buru-buru duduk di tempat mereka masing-masing, karena guru ini merupakan guru killer yang ditakuti oleh semua murid di sekolah ini.
Saat sang guru melihat kearah Selina, ia mengerutkan keningnya. "Apa kau murid baru?" tanya guru yang diketahui bernama Rosela.
"Tidak, saya Selina Victoria murid kelas ini," jawab Selina dengan tenang seperti biasanya.
Saat mendengar nama Selina, Rosela langsung mencibir. Menurutnya percuma memiliki fisik yang cantik tapi tidak memiliki otak di tambah Selina datang dari keluarga miskin.
Selina hanya tersenyum miring kala melihat cibiran Rosela, dari ingatan pemilik asli, Selina tau bahwa Rosela merupakan guru yang pilih kasih, tidak peduli mau sebodoh apa kau, jika kamu berasal dari keluarga kaya, maka Rosela akan memperlakukanmu secara baik. Selina juga tahu, bahwa selama pemilik asli bersekolah di sini, ia telah di tekan dan di remehkan oleh guru Rosela.
Selina menatap malas pada papan tulis, ia menguap pelan, sebagai seorang genius, ia sudah pernah mempelajari pelajaran ini saat ia berusia 9 tahun. Jadi saat melihat materi matematika yang tengah diajarkan oleh Rosela ia bisa dengan mudah menyelesaikan soal itu bahkan dengan tutup mata.
Gadis cantik itu tidak kuasa menahan rasa kantuknya, namun baru saja ia akan tertidur, sebuah penghapus melayang kearahnya.
"Selina berani-beraninya kamu tidak memperhatikan pelajaran saya, sudah merasa pintar kamu? Sadarlah kamu adalah siswi terbodoh di sekolah ini, setiap ulangan kamu selalu mendapatkan angka nol, dan sekarang berani-beraninya kamu tidak menghargai saya yang sedang menjelaskan di sini." Rosela berteriak marah, hal itu membuat semua murid yang ada di kelas menatap mengejek pada Selina, terutama para gadis.
Lagipula meskipun sekarang Selina cantik, ia masih tetaplah seorang siswi bodoh yang tidak mempunyai otak.
"Sekarang cepat kamu isi soal-soal yang ada di papan tulis!" perintah Rosela sekali lagi.
Tanpa di suruh dua kali, Selina langsung berjalan ke depan dengan langkah angkuh.
Ia langsung mengambil spidol yang ada di meja guru, semua murid di kelas itu sudah siap untuk melihat Selina membuat lelucon, namun rupanya harapan mereka tidak dapat terwujud, dalam waktu beberapa menit, Selina telah berhasil menyelesaikan soal yang ada di papan tulis.
Semua orang yang berada di sana tercengang selama beberapa saat, termasuk guru Rosela sendiri, ia tidak pernah menyangka bahwa Selina bisa menjawab pertanyaan matematika yang sulit di papan tulis, ia sangat yakin bahwa ia belum pernah mengajarkan materi ini pada anak-anak. Namun, mengapa Selina bisa mengerjakan semua soal itu? Yang lebih pentingnya lagi, Selina menjawab dengan benar soal-soal itu, di tambah Selina menggunakan rumus yang lebih cepat dan sederhana.
Namun tak ingin malu, guru Rosela tetap mempertahankan wajah angkuhnya. "Tidak perlu merasa bangga seperti itu, saat ini kau pasti hanya sedang beruntung saja," ucap Rosella menolak untuk percaya. Ketimbang mempercayai kemampuan Selina, guru itu lebih memilih percaya bahwa jawaban Selina itu hanya keberuntungan sesaat saja.
Mendengar ucapan Rosela, Selina tidak dapat menahan cibirannya. "Tak tau malu," ucap Selina yang masih terdengar oleh Rosela.
Rosela sontak merasa marah, ia menatap tajam Selina yang kini sudah duduk di tempatnya. "Apa yang kau bilang Selina? Kurang ajar sekali murid bodoh sepertimu berani melawan guru," teriak Rosela marah.
"Mengapa? Apa Ibu merasa tak terima? Bukankah itu sebuah kebenaran? Bukankah setiap guru harusnya mengajarkan etika dan moral? Namun saya tidak melihat hal itu dalam diri ibu," ucap Selina dengan nada menantang.
Mata Rosela melotot tajam, "kamu ..." ucap Rosela tidak bisa berkata-kata.
Sebagai seorang Genius di kehidupan pertamanya, semua guru yang mengajarnya akan selalu menyanjungnya, jadi ketika ia di hina oleh guru Seperti ini, Selina merasa tak tahan.
Namun tanpa Rosela ketahui, diam-diam Selina memainkan hpnya ia mulai membobol situs keamanan sekolah, di kliknya sebuah video, dan dikirimkannya video tersebut ke grup angkatan dengan nama akun anonim.
Tring
Tring
Tring
Sebuah notifikasi masuk ke semua murid.
Murid-murid yang mendapatkan notifikasi pesan secara serempak, sontak mereka merasa penasaran.
Mereka mengklik video yang dikirim oleh orang yang tak di kenal di grup angkatan. Saat video terputar, mereka semua merasa kaget, di sana terpampang jelas adegan tak senonoh yang dilakukan oleh guru Rosela bersama salah satu guru laki-laki di sekolah.
Bukan hanya itu terdengar percakapan mengejek yang dilayangkan oleh guru Rosela, wanita itu mengejek siswa dan siswi yang berlatar belakang miskin dan mengejek sekola yang memiliki fasilitas buruk sembari mendesah.
Rosela yang ikut penasaran juga membuka pesan tersebut, saat video terputar, seluruh tubuhnya merasa gemetar, ia tidak pernah tau bahwa hal yang ia lakukan seminggu lalu akan ada yang merekam.
Para murid sontak merasa marah, mereka mulai menyoraki guru Rosela dan melemparinya dengan kertas.
Rosela yang merasa malu, buru-buru keluar dari kelas dengan raut wajah yang memerah.
Sementara Selina hanya tersenyum miring, guru yang tidak memiliki etika dan moral juga pilih kasih antara si kaya dan si miskin tidak pantas menjadi guru.
Karena sejatinya seorang guru haruslah bersikap adil, sopan dan jujur.
•••
Selina melangkahkan kakinya keluar dari sekolah, namun saat ia akan berjalan menuju arah pulang, ia tiba-tiba saja dihadang sekelompok preman dan menariknya ke gang sempit dan gelap yang jarang di lewati oleh masyarakat.
Gadis cantik itu tertawa iblis dalam hati, ia ingat plot ini, plot di mana si putri palsu mengetahui identitasnya yang sebenarnya.
Dalam novel di ceritakan si putri palsu menyuruh sekelompok preman untuk menghancurkan wajah dan merenggut kesucian Selina. Karena Selina hanyalah umpan meriam, bukan pahlawan wanita, jadi tidak ada seorang penyelamat yang datang untuk membantunya, dan rencana si putri palsu akhirnya berhasil.
Dan saat Selina kembali ke keluarga Gillbert, ia telah menjadi noda untuk keluarga dan mendapatkan penghinaan di mana-mana.
Namun sekarang yang mengisi tubuh ini bukan lagi Selina yang bodoh dan tidak berotak, tapi Selina si genius yang berasal dari dunia lain.
"Hei gadis kau sangat cantik jika kau tidak ingin kami memaksamu, serahkanlah dirimu pada kami," ucap salah satu preman itu.
"Ya benar kecantikan seperti ini, sangat sayang apabila kami merusaknya," saut preman yang satunya.
"Bersenang-senanglah dengan kami cantik," ujar preman itu yang dengan kurang ajarnya mencolek dagu Selina.
"Bisa-bisanya makhluk menjijikan seperti kalian dengan beraninya menyentuhku," ucap Selina penuh penekanan, matanya menatap tajam ketiga preman itu, aura membunuh yang kuat sudah terpancar dari tubuhnya.
Namun bukannya takut, ketiga preman itu malah tertawa kencang, seolah hal.yang baru saja diucapkan oleh Selina barusan adalah lelucon.
Ketiga preman itu saling melirik seolah sedang memberi kode pada teman-temannya.
Sedangkan Selina, masih menunjukkan ekspresi tenangnya, di kehidupan pertamanya ia bisa dengan mudah mengalahkan 10 preman sekaligus, sebagai atlet beladiri yang sudah memenangkan medali emas dalam kancah Internasional. Bukan hal sulit baginya untuk menumbangkan preman kampung seperti yang berada dihadapannya ini.
Ketiga preman itu mulai menyerang Selina dengan kompak, namun dengan cepat Selina menghindar, gadis cantik itu menendang perut salah satu preman itu tanpa ampun, hingga membuat preman itu memekik kesakitan dan mengeluarkan darah.
Dengan membabi buta, Selina memukul, menendang ketiga preman itu secara bergantian, pertempuran sengit terjadi.
Dan pada akhirnya, tubuh kekar ketiga preman itu tumbang hingga mereka tak sadarkan diri.
Selina hanya menatap datar tubuh para preman tersebut, ia berhasil menumbangkan mereka tanpa tercipta luka sedikitpundi tubuhnya.
Namun baru saja ia akan pergi meninggalkan tempat itu, ia mendengar suara rintihan minta tolong dari kejauhan.
Karena penasaran, Selina mengikuti asal suara tersebut, saat sampai, betapa terkejutnya ia saat melihat seorang pria yang sangat tampan yang terluka di perutnya dan mengeluarkan darah.
Selama dua kali ia hidup, Selina tidak pernah melihat seorang pria yang setampan itu. Dari model pakaian yang digunakan lelaki itu, Selina yakin bahwa ia bukanlah dari orang biasa.
Hanya saja, apa yang dilakukan lelaki itu si tempat terpencil seperti ini? Juga ia tidak ingat, ada karakter seperti ini dalam novel, bahkan deskripsi pemeran utama laki-laki tidak bisa dibandingkan dengan lelaki yang tengah merintih kesakitan itu.
Selina menghampiri lelaki tersebut, ia mengecek denyut nadi yang berada dipergelangan tangan lelaki tersebut.
Selina terkejut setengah mati, jika saja orang biasa yang terkena luka tembakan tepat di perut, maka orang itu akan segera mati. Namun saat melihat kondisi si lelaki itu, nampaknya luka yang ia dapatkan Sangat parah dan sudah dibiarkan cukup lama.
Lalu tanpa aba-aba, Selina segera menyembuhkan luka lelaki tersebut.
"Kau sudah bangun?" tanya Selina tepat setelah pria itu membuka matanya.Pria itu menatap Selina dengan waspada, ia merasakan nyeri di perutnya. Selina barusaja mengeluarkan peluru dari perut pria itu dan melakukan operasi darurat yang pernah ia pelajari dikehidupan pertamanya.Namun bukannya berterima kasih, pria itu malah mencekik Selina dan menatapnya tajam. "Siapa kau? Katakan padaku yang sebenarnya! Apa kau salah satu mata-mata yang dikirim oleh Scorpio untuk membunuhku?"Sebagai seseorang yang berkecimpung di dunia bawah, tentu saja Ernest mempunyai tingkat kewaspadaan yang sangat tinggi. Jadi ketika melihat seorang gadis yang sangat cantik dihadapannya, bukannya malah terpesona lelaki tampan itu malah langsung mengancamnya, selain karena dia tidak pernah tertarik pada wanita manapun sebelumnya, ia juga khawatir bahwa para musuh biasanya suka mengecoh menggunakan wanita-wanita cantik.Sementara
dibilang sempit itu, Selina langsung menaruh tas sekolahnya secara asal. Ia merebahkan dirinya di kasur yang menurutnya sangat tidak empuk.Perlahan gadis cantik itu mulai memejamkan matanya tanpa mengganti seragam sekolahnya. Pikiran Selina saat ini sudah bercabang, barusaja pertama kali ia bertransmigrasi tapi sudah banyak hal-hal yang membuatnya kesal.Mulai dari teman-teman sekolahnya, gurunya, kejadian melawan preman, pertemuannya dengan pria aneh, dan keluarga pemilik asli yang sangat ingin membuat Selina membunuh mereka karena sikap mereka yang sangat tidak tau malu.Ditambah ia terlalu miskin sekarang, gadis cantik itu bangkit dari tidurnya, ia mulai mengeluarkan buku, pulpen dan pensil dari tas sekolahnya.Ia tidak bisa terus-menerus kekurangan uang seperti ini, dia harus memikirkan cara bagaimana memiliki banyak uang.Selina mulai menggambar sebuah desain baju, ia
Gadis cantik itu memasuki toko kain, melihat-lihat dan memilih kain mana yang bagus, sampai akhirnya ia memasukkan kain-kain yang menarik perhatiannya ke dalam keranjang.Selina tidak terlalu takut soal uang, Karena ia yakin uang yang ia dapatkan karena membantu pria itu kemarin sudah lebih dari cukup untuk membeli kebutuhan menjahit.Gadis beriris mata abu itu membayar semua kebutuhan yang dia beli, dan tak lama ia keluar dari toko tersebut.Selina berjalan dengan langkah santai, melihat kesekeliling pasar yang cukup ramai, tidak jauh berbeda dengan kehidupan di dunianya dulu.Kebetulan dia memiliki ingatan si pemilik asli, jadi dia tidak takut tersesat karena memang dia memiliki ingatan dari si pemilik asli.Meskipun ini hanya dunia novel, akan tetapi orang-orang di sini nampak benar-benar hidup, seperti orang sungguhan. Dia dulunya adalah seorang genius yang
Selina berhenti sesaat, jika dipikir-pikir, tawaran Ernest boleh juga. Dia bisa menghemat uang, lalu dia tak perlu keberatan membawa semua barang belanjaannya ini. Lagipula Selina tak takut Ernest akan melakukan hal macam-macam padanya, karena ia bisa seni beladiri."Baik, antar aku sampai rumah," jawab Selina memutuskan. Dia cukup lelah sekarang.Ernest hanya mengangguk, akan tetapi dalam hati dia tersenyum bahagia karena berhasil mengajak Selina untuk pulang bersamanya. Lalu tak lama dia mengajak Selina ke sebuah parkiran mobil yang di mana mobilnya terparkir cantik di sana.Saat melihat Ernest memasuki mobil itu, Selina terpana. Bukan, bukan karena Ernest kini manaiki sebuah mobil mewah seharga ratusan miliar. Akan tetapi yang membuat Selina tercengang adalah, mengapa juga lelaki itu membawa mobil tersebut ke tempat seperti ini, terlebih ini pasar umum yang pastinya kumuh, dan apakah Ernest tidak mer
"Berhenti di sini," ucap Selina pada Ernest yang masih mengendarai mobilnya.Ernest menuruti permintaan Selina, pria itu menghentikan mobilnya tepat di gang sempit yang sangat tidak mungkin untuk bisa dilewati oleh mobil."Apakah ini jalan menuju rumahmu?" tanyanya pada Selina yang kini tengah berusaha membuka sabuk pengaman. "Ya." Selina menjawab singkat, lalu tanpa aba-aba dia membuka pintu mobil dan keluar dari sana."Terima kasih," lanjutnya sekali lagi.Belum sempat Ernest menjawab, akan tetapi Selina telah lebih dulu pergi meninggalkan Ernest begitu saja. Lelaki itu sendiri merasa heran dengan Selina, mengapa juga gadis itu suka sekali pergi tiba-tiba begitu saja. Namun Ernest tak mau ambil pusing, dia melihat punggung mungil milik gadis cantik itu yang mulai menjauh, menggelengkan kepalanya pelan. Lalu kemudian terbesit sebuah senyuman tipis di wajahnya yang sangat tampan.***Selina masuk ke dalam ruma
Perilaku Martha dan Selina ini mungkin dilihat orang lain seperti kasih sayang antara anak dan ibu. Akan tetapi kenyataannya yang sebenarnya mereka berdua saling melemparkan ancaman untuk menghancurkan satu sama lain.Selina menjauh dari Martha, dia menatap Martha menantang, lengkap dengan senyuman Provokasi yang terukir cantik di bibir tipisnya.Sementara Martha yang melihat tingkah Selina saat ini hampir terpancing emosi, jika saja tidak ada Rachell dan Arthur kemungkinan besar dia sudah memukuli Selina saat ini juga.Dan leyla? Rasa kebencian gadis itu kepada Selina semakin bertambah. Dia merasa kalau Selina sangatlah beruntung. Kenapa juga harus Selina yang merupakan anak asli keluarga kaya? Kenapa bukan dirinya saja? Rasa iri dan benci Leyla terhadap Selina telah mencapai tahap ekstream.Leyla menatap Rachell dan Arthur bergantian lalu kemudian dia berkata, "Paman, Bibi. Saya harap kalian bisa menjaga Selina dengan baik, meskipun terkadang Se
Selina menatap Mansion yang begitu megah dan mewah dihadapannya dengan pandangan datar, di dunianya. Dia juga memiliki sebuah rumah yang lebih megah dan mewah dari ini, jadi ketika melihat rumah keluarga Gillbert saat ini, dia tidak memiliki ekspresi apapun di wajahnya. "Ini sekarang menjadi rumahmu, bagaimana? Kau menyukainya?" tanya Rachell lembut, matanya menatap Selina dengan senyum keibuan. "Ya, aku menyukainya," jawab Selina dengan senyum tipis yang terukir di wajahnya yang cantik. Rachell menghembuskan nafas lega, disebelahnya ada Arthur yang sudah membawa sebuah barang-barang milik Selina.Mereka bertiga masuk ke dalam Mansion mewah dengan gaya Eropa itu. Saat masuk, para pelayan sudah berjejer rapih memberikan hormat pada mereka. Lalu tak lama, salah satu dari pelayan tersebut datang dan mengambil barang bawaan milik Selina. Melihat ke sekeliling Selina harus mengakui bahwa Mansion ini mewah dan megah.
Arthur dan Rachell hanya diam, mereka memaklumi kepribadian Selina yang seperti itu, karena mereka tau tidak mungkin mudah bagi Selina untuk cepat-cepat beradaptasi dengan lingkungan baru.Sementara Jesslyn menyumpah serapahi Selina dalam hatinya. Bagaimana mungkin seorang anak yang dibesarkan di pedesaan bisa dibandingkan dengannya? Seharusnya Selina itu tau diri, dia hanyalah sebutir debu jika dibandingkan dengan dirinya. Jesslyn melihat wajah Selina yang sangat cantik, sedetik kemudian dia berdicih sinis dalam hati. Untuk apa memiliki wajah cantik apabila memiliki otak bodoh? Jesslyn sangat yakin, bahwa Selina begitu mudah ditipu. Lagipula menurut informasi yang diberikan oleh ibu kandungnya— Martha. Selina sangatlah bodoh dalam pelajaran, dia memiliki mental pengecut dan keterbelakangan mental. Mengingat Selina memiliki gangguan mental, Jesslyn tidak bisa menahan senyumnya. Dalam hati dia memaki-maki Selina, akan tetapi diperm
Tak mau pusing-pusing Selina segera duduk di tempat yang sudah disediakan.Dan Lucas hanya tersenyum tipis, dia merasa bahwa adiknya itu unik dan sederhana."Ah ya Selina mungkin hari ini kamu hanya bertemu dengan Lucas, kakak lelaki pertama dan ketigamu merupakan orang yang sibuk sekali. Kakak pertamamu saat ini sedang sibuk mengurus perusahaan dan sedang melakukan perjalanan bisnis keluar negeri, sedangkan kakak lelaki ketigamu saat ini sedang melakukan olimpiade fisika di luar kota," jelas Rachell seraya menyiapkan lauk untuk Arthur.Selina tidak menjawab dia hanya mengangguk tanda mengerti.Dalam novel diceritakan bahwa ketiga kakak lelaki pemilik asli ini sangatlah hebat, di masa depan kakak lelaki pertama akan menjadi seorang pembisnis yang sangat hebat dan ditakuti oleh musuh-musuhnya.Kakak lelaki kedua akan menjadi seorang pengacara ternama dan ditakuti
Selina duduk dengan tenang di tempat tidurnya, menatap kesekitar. Akhirnya perlahan dia berjalan mendekati komputer yang ada di meja belajar. Menyalakan komputer tersebut, lalu kemudian dia mengunjungi sebuah forum tertentu dan mendaftarkan akunnya di sana.Melihat-lihat sebentar dia tersenyum miring, dengan senang hati dia akan mengambil tugas ini. Tugas di mana dia harus meretas sistem perusahaan dan hadiah yang diterima sangatlah menarik setelah tugas selesai dilakukan maka uang senilai 500 juta akan segera dikirimkan. Hal ini bukanlah masalah yang sulit baginya, dia sudah begitu ahli. Bahkan di dunianya pun begitu dia sudah terlalu sering meretas sistem perusahaan yang ada.Sejak kecil, kehidupan Selina hanya didedikasikan untuk belajar. Selina kecil sangat menyukai mempelajari hal-hal yang baru, maka jangan heran apabila Selina hampir bisa melakukan segalanya karena Selina telah belajar mati-matian sedari kecil.
Arthur dan Rachell hanya diam, mereka memaklumi kepribadian Selina yang seperti itu, karena mereka tau tidak mungkin mudah bagi Selina untuk cepat-cepat beradaptasi dengan lingkungan baru.Sementara Jesslyn menyumpah serapahi Selina dalam hatinya. Bagaimana mungkin seorang anak yang dibesarkan di pedesaan bisa dibandingkan dengannya? Seharusnya Selina itu tau diri, dia hanyalah sebutir debu jika dibandingkan dengan dirinya. Jesslyn melihat wajah Selina yang sangat cantik, sedetik kemudian dia berdicih sinis dalam hati. Untuk apa memiliki wajah cantik apabila memiliki otak bodoh? Jesslyn sangat yakin, bahwa Selina begitu mudah ditipu. Lagipula menurut informasi yang diberikan oleh ibu kandungnya— Martha. Selina sangatlah bodoh dalam pelajaran, dia memiliki mental pengecut dan keterbelakangan mental. Mengingat Selina memiliki gangguan mental, Jesslyn tidak bisa menahan senyumnya. Dalam hati dia memaki-maki Selina, akan tetapi diperm
Selina menatap Mansion yang begitu megah dan mewah dihadapannya dengan pandangan datar, di dunianya. Dia juga memiliki sebuah rumah yang lebih megah dan mewah dari ini, jadi ketika melihat rumah keluarga Gillbert saat ini, dia tidak memiliki ekspresi apapun di wajahnya. "Ini sekarang menjadi rumahmu, bagaimana? Kau menyukainya?" tanya Rachell lembut, matanya menatap Selina dengan senyum keibuan. "Ya, aku menyukainya," jawab Selina dengan senyum tipis yang terukir di wajahnya yang cantik. Rachell menghembuskan nafas lega, disebelahnya ada Arthur yang sudah membawa sebuah barang-barang milik Selina.Mereka bertiga masuk ke dalam Mansion mewah dengan gaya Eropa itu. Saat masuk, para pelayan sudah berjejer rapih memberikan hormat pada mereka. Lalu tak lama, salah satu dari pelayan tersebut datang dan mengambil barang bawaan milik Selina. Melihat ke sekeliling Selina harus mengakui bahwa Mansion ini mewah dan megah.
Perilaku Martha dan Selina ini mungkin dilihat orang lain seperti kasih sayang antara anak dan ibu. Akan tetapi kenyataannya yang sebenarnya mereka berdua saling melemparkan ancaman untuk menghancurkan satu sama lain.Selina menjauh dari Martha, dia menatap Martha menantang, lengkap dengan senyuman Provokasi yang terukir cantik di bibir tipisnya.Sementara Martha yang melihat tingkah Selina saat ini hampir terpancing emosi, jika saja tidak ada Rachell dan Arthur kemungkinan besar dia sudah memukuli Selina saat ini juga.Dan leyla? Rasa kebencian gadis itu kepada Selina semakin bertambah. Dia merasa kalau Selina sangatlah beruntung. Kenapa juga harus Selina yang merupakan anak asli keluarga kaya? Kenapa bukan dirinya saja? Rasa iri dan benci Leyla terhadap Selina telah mencapai tahap ekstream.Leyla menatap Rachell dan Arthur bergantian lalu kemudian dia berkata, "Paman, Bibi. Saya harap kalian bisa menjaga Selina dengan baik, meskipun terkadang Se
"Berhenti di sini," ucap Selina pada Ernest yang masih mengendarai mobilnya.Ernest menuruti permintaan Selina, pria itu menghentikan mobilnya tepat di gang sempit yang sangat tidak mungkin untuk bisa dilewati oleh mobil."Apakah ini jalan menuju rumahmu?" tanyanya pada Selina yang kini tengah berusaha membuka sabuk pengaman. "Ya." Selina menjawab singkat, lalu tanpa aba-aba dia membuka pintu mobil dan keluar dari sana."Terima kasih," lanjutnya sekali lagi.Belum sempat Ernest menjawab, akan tetapi Selina telah lebih dulu pergi meninggalkan Ernest begitu saja. Lelaki itu sendiri merasa heran dengan Selina, mengapa juga gadis itu suka sekali pergi tiba-tiba begitu saja. Namun Ernest tak mau ambil pusing, dia melihat punggung mungil milik gadis cantik itu yang mulai menjauh, menggelengkan kepalanya pelan. Lalu kemudian terbesit sebuah senyuman tipis di wajahnya yang sangat tampan.***Selina masuk ke dalam ruma
Selina berhenti sesaat, jika dipikir-pikir, tawaran Ernest boleh juga. Dia bisa menghemat uang, lalu dia tak perlu keberatan membawa semua barang belanjaannya ini. Lagipula Selina tak takut Ernest akan melakukan hal macam-macam padanya, karena ia bisa seni beladiri."Baik, antar aku sampai rumah," jawab Selina memutuskan. Dia cukup lelah sekarang.Ernest hanya mengangguk, akan tetapi dalam hati dia tersenyum bahagia karena berhasil mengajak Selina untuk pulang bersamanya. Lalu tak lama dia mengajak Selina ke sebuah parkiran mobil yang di mana mobilnya terparkir cantik di sana.Saat melihat Ernest memasuki mobil itu, Selina terpana. Bukan, bukan karena Ernest kini manaiki sebuah mobil mewah seharga ratusan miliar. Akan tetapi yang membuat Selina tercengang adalah, mengapa juga lelaki itu membawa mobil tersebut ke tempat seperti ini, terlebih ini pasar umum yang pastinya kumuh, dan apakah Ernest tidak mer
Gadis cantik itu memasuki toko kain, melihat-lihat dan memilih kain mana yang bagus, sampai akhirnya ia memasukkan kain-kain yang menarik perhatiannya ke dalam keranjang.Selina tidak terlalu takut soal uang, Karena ia yakin uang yang ia dapatkan karena membantu pria itu kemarin sudah lebih dari cukup untuk membeli kebutuhan menjahit.Gadis beriris mata abu itu membayar semua kebutuhan yang dia beli, dan tak lama ia keluar dari toko tersebut.Selina berjalan dengan langkah santai, melihat kesekeliling pasar yang cukup ramai, tidak jauh berbeda dengan kehidupan di dunianya dulu.Kebetulan dia memiliki ingatan si pemilik asli, jadi dia tidak takut tersesat karena memang dia memiliki ingatan dari si pemilik asli.Meskipun ini hanya dunia novel, akan tetapi orang-orang di sini nampak benar-benar hidup, seperti orang sungguhan. Dia dulunya adalah seorang genius yang
dibilang sempit itu, Selina langsung menaruh tas sekolahnya secara asal. Ia merebahkan dirinya di kasur yang menurutnya sangat tidak empuk.Perlahan gadis cantik itu mulai memejamkan matanya tanpa mengganti seragam sekolahnya. Pikiran Selina saat ini sudah bercabang, barusaja pertama kali ia bertransmigrasi tapi sudah banyak hal-hal yang membuatnya kesal.Mulai dari teman-teman sekolahnya, gurunya, kejadian melawan preman, pertemuannya dengan pria aneh, dan keluarga pemilik asli yang sangat ingin membuat Selina membunuh mereka karena sikap mereka yang sangat tidak tau malu.Ditambah ia terlalu miskin sekarang, gadis cantik itu bangkit dari tidurnya, ia mulai mengeluarkan buku, pulpen dan pensil dari tas sekolahnya.Ia tidak bisa terus-menerus kekurangan uang seperti ini, dia harus memikirkan cara bagaimana memiliki banyak uang.Selina mulai menggambar sebuah desain baju, ia