Semua Bab Ketulusan Hati Amirah: Bab 21 - Bab 30

135 Bab

Kembali ke Bandung

Kesulitan harus dirasakan terlebih dulu, sebelum kebahagiaan yang sempurna datang. Melabuhkan cinta pada orang yang tepat yang menjaga hati dan menerima semua pengorbanan, yang tulus memberi tanpa mengharap, yang rela berkorban meskipun terabaikan, yang menjunjung kepercayaan dan ketulusan, yang tidak akan pernah tergantikan, walaupun berusaha tuk memisahkan.(Amirah Najwa Syaifuddin)Amirah, Kenzo dan kedua orang tuanya melangkah keluar dari rumah Ambar, mereka segera masuk ke mobil Kenzo, Abah duduk di sebelah Kenzo yang sudah siap di balik kemudi, sedangkan Amirah dan Ummi Rianti duduk di bangku penumpang. Sesekali Amirah melihat keakraban sang abah dengan dokter Kenzo. Kenzo selalu bisa mencairkan suasana dengan banyolan-banyolannya yang ditimpali Abah dengan banyolannya juga. Amirah tidak menyangka di wajah seriusnya Kenzo, dokter muda itu juga humoris. Sesekali Abah dan Kenzo tertawa nyaring membuat Ummi dan Amirah tersenyum melihat dua laki-laki tampan beda usia
Baca selengkapnya

Memikirkannya

Jangan pernah lelah dengan apa yang diri semogakan. Yakinlah bahwa suatu hari nanti pasti akan dikabulkan. Karena, langit telah menjadi saksi bahwa Allah mendengar setiap doa-doa baik yang dipanjatkan padaNya.(Kenzo – Ketulusan Hati Amirah)***Setelah salat Asar berjamaah, Kenzo pamit pulang kepada Abah dan Ummi. Mereka sebenarnya melarang Kenzo untuk pulang hari ini, tapi Kenzo bersikeras untuk tetap pulang, selain Kenzo harus menjaga hati, ia tidak mau terlalu larut dalam pesona Amirah yang membuat ia bingung harus menempatkan diri."Astagfirullah ... Astagfirullah ... kenapa perasaan ini tidak sinkron dengan perilakuku? Aku ingin pulang supaya bisa menenangkan pikiran supaya tidak terlalu jatuh pada rasa cinta ini pada Amirah. Tetapi hatiku rasanya sulit menerima kalau aku akan jauh dari Amirah," batin Kenzo bergejolak.Kenzo gelisah antara pulang atau tidak, sesekali melihat pintu kamar Amirah yang tertutup. Gerak gerik Kenzo tidak lupu
Baca selengkapnya

Curahan Hati

Kini kenzo sudah sampai di rumah. Rasa capek sudah menjalar di tubuh. Sejak pagi sampai malam ia full beraktivitas. Bahkan untuk mandi ia tidak sempat. Tadi abah Syaifuddin sempat menawarkan untuk mandi, tapi ia menolak, hanya karena merasa canggung. Apalagi kamar mandi yang ada di rumah Amirah hanya satu, itu pun tidak ada di dalam kamar tidur. Bukannya ia sombong. Namun, hal itu membuatnya malu untuk menempatkan diri, apalagi saat itu ada ummi yang sedang sibuk di dapur.  Tiba-tiba perutnya sudah keroncongan ingin segera diisi. Kenzo melangkahkan kaki menuju meja makan, di sana sudah ada Bik Ijah yang sedang menyiapkan makanan di meja makan. Memang Kenzo sering telat untuk makan malam di rumah, tapi tetap saja ia meminta Bik Ijah untuk tetap memasak, karena meskipun ia pulang larut. Kenzo selalu menyempatkan makan makanan yang dimasak bik Ijah. Melihat sang tuan muda sudah pulang Bik Ijah menyapa dan segera menghidangkan makanan di meja maka
Baca selengkapnya

Meminta Dukungan

Akhir bulan ini Kenzo berada di bandara untuk menjemput kedua orang tuanya. Ia sangat merindukan mereka. Selang beberapa saat menunggu, akhirnya ia bertemu kedua orang tuanya. Ia segera menyapa keduanya. Vika yang sangat merindukan sang putra langsung memeluknya dan menciumi pipi sang putra, dirinya tidak peduli berpasang mata melihat ke arah mereka. Tante cantik sedang menciumi berondong tampan mungkin itu pemikiran mereka. Padahal di sebelahnya ada pria paruh baya yang tak kalah tampannya dengan sang putra yang hanya tersenyum nyengir melihat kelakuan sang istri, bahkan Devan tidak bisa menolak maupun membantah apa yang dikatakan dan diingini sang istri. Kenzo sedikit risih dan malu saat tersadar banyak pasang mata yang melihat horor.Kenzo segera menyeret koper sang mama sedangkan Devan menarik kopernya sendiri."Sayang, kata Amran kamu sedang dekat sama seorang cewek ya?" tanya mamanya saat mobil sudah melaju. Kenzo belum mau menceritakannya pada orang tuanya, tapi
Baca selengkapnya

Mengunjungi Amirah

Setelah Kenzo menceritakan semua tentang Amirah. Vika masih kepikiran dengan sang sahabat bagaimana kondisi Ambar? Bagaimana keadaanya? Betapa kecewa dan malunya Ambar pada keluarga Amirah. Vika sangat tahu Ambar sebelas dua belas dengannya tidak pernah tega melihat orang tersakiti, terdzolimi atau pun menderita di depan mata mereka. Vika dan Ambar akan membantu orang-orang yang kesusahan meskipun tanpa diminta.Tiba di rumah Ambar, Vika segera menekan bel. Tidak lama Bik Na membukakan pintu. Bik Na terlihat heboh saat mengetahui Vika yang menjadi tamu.Seketika Ambar menoleh ke arah bik Na yang di sampingnya sudah ada Vika berdiri sambil tersenyum. Ambar lalu berdiri dan memeluk sang sahabat yang sudah satu tahun tidak bertemu. Setelah melepas kerinduan Ambar menceritakan masalahnya pada sang sahabat. Ambar mulai bercerita dengan berurai air mata, membuat Vika tidak tega melihat Ambar menangis pilu, Vika pun ikut meneteskan air mata.Ambar mencerit
Baca selengkapnya

Kejujuran Kenzo pada Abah

Sebelum akhir pekan Kenzo sudah bolak balik Jakarta-Bandung untuk menyiapkan acara tujuh bulanan Amirah."Terima kasih banyak Nak Kenzo sudah membantu menyiapkan semua. Bahkan Nak Kenzo harus bolak balik Jakarta-Bandung demi menyiapkan acara ini.""Saya sangat senang, Abah. Bisa ikut andil dalam mensukseskan acara ini, lagian minggu-minggu ini jadwal saya banyak yang kosong, mama dan tante Ambar juga sudah menyerahkan semua urusan ini pada saya." Abah tersenyum mendengar penuturan Kenzo."Nak Kenzo bisa kita bicara di sana," ucap Abah Syaifuddin sambil menunjuk bangku panjang di halaman rumah, di bawah pohon mangga."Iya, mari, Abah!""Nak Kenzo, sebelumnya Abah minta maaf, Abah lancang menanyakan ini pada Nak Kenzo.""Maaf maksud Abah apa ya? Abah tidak perlu minta maaf, Abah mau bertanya apa?" "Sebelumnya bagaimana perasaan Nak Kenzo pada putri saya Amirah," tanya Abah sambil melihat wajah Kenzo. Memastikan bagaimana r
Baca selengkapnya

Berasa Lega

 *** Cinta sejati itu selalu sederhana. Pengorbanan yang sederhana, sesederhana cinta ini padanya. Yang tak akan pudar dimakan waktu. Kesetiaan yang tak menuntut apapun. Ketulusan untuk memberi tanpa harus meminta. Melakukan apapun tanpa mengharapkan imbalan dan keindahan yang selalu apa adanya. *** Kenzo melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Meskipun jalan tol terlihat lenggang. Namun dirinya tidak mau terburu-buru dalam berkendara. Dirinya masih ingin meresapi apa yang dikatakan abah Syaifuddin padanya. Lega!! itulah yang dirasakan Kenzo saat ini. Dirinya begitu lega rasanya seperti terbebas dari tumpukan balok es yang sudah menindih dadanya dan membuatnya sesak. Perasaan tidak enak hati pada abah karena menyimpan perasaan pada Amirah kini sudah terbebaskan.  Senyum Kenzo semakin mengembang saat abah bilang merestui hubungan mereka, namun setelah itu senyum itu sedikit redup
Baca selengkapnya

Persiapan Tujuh Bulanan

Kumemilih ketulusan untuk merangkulmu. Kumemilih kesetiaan untuk mencintaimu. Kumemilih pengorbanan untuk merasakan sakitmu. Agar kebahagiaan tak kan pernah lari lagi darimu. Kumemilih hatimu dengan pasti. Kesungguhanku yang akan membuktikan semua itu. Agar keabadian tak pernah pergi darimu. Akan terus kukepakkan sayap cinta untukmu, membawamu meninggi dan terus mengibas sampai akhirnya sampai pada tujuan kebahagiaan hakiki. Senyummu yang tak pernah pudar di wajah cantikmu.(Kenzo - Ketulusan Hati Amirah)***Amirah dan abah Syaifuddin juga ummi Rianti menyambut kedatangan mereka dengan senyum tulus yang mengembang di wajah mereka."Siapa ini, Bu Ambar, Bu Vika? Sebelumnya saya belum pernah melihat mereka?" tanya abah sambil menunjuk dengan jempolnya ke arah Amran dan Revi."Perkenalkan ini anak angkat saya, Abah. Namanya Amran, kakaknya Kenzo, dan ini istrinya Revi," ucap Vika memperkenalkan Amran dan Revi."Assalamualaikum, Abah. Saya Amra
Baca selengkapnya

Kesalahpahaman

*** Cinta adalah pengorbanan, karena  untuk mendapatkan cinta, rinai ujian harus dihadapi dengan tangguh dan sabar. Semua itu tak semata agar pada saatnya nanti kebahagiaan menanti diakhir keikhlasan.    ***    Kenzo dan Amran melangkahkan kaki mereka  masuk kedalam rumah Amirah. Kenzo menghampiri sang mama dan tante Ambar yang duduk selonjoran  disamping Revi.    "Kenapa ma, tan, capek ya?"   "Nggak capek," ucap keduanya serentak.    "Tante dan mamamu hanya menikmati semilir angin yang sejuk disore hari ini," ucap tante Ambar jujur. Memang mereka sedang menikmati hembusan angin dari pintu samping yang sejuk banget karena ada hamparan kebun abah yang tertata rapi.    Kenzo melihat kearah pintu kamar Amirah yang tertutup.    "Amirah sedang apa ya didalam? kenapa hati ini sangat merinduka
Baca selengkapnya

Melahirkan

*** Suara adzan shubuh berkumandang.setelah mengerjakan sholat shubuh berjamaah mereka kembali melakukan aktivitasnya. Mereka semua sibuk menyiapkan persiapan acara hari ini.  Pukul 07.30. Berbagai hidangan makanan, bermacam buah-buahan dan beraneka macam minuman tersedia disana. Semua sudah siap untuk acara ini. Tikar sudah digelar untuk tamu undangan pengajian yang akan dihadiri kurang lebih 200 anak yatim dari panti asuhan Vika dan selebihnya anak yatim yang ada didaerah tempat tinggal Amirah juga kaum dhu'afa.  Amirah sangat bahagia hari ini. Kini dirinya memakai gamis putih senada dengan kerudungnya, gamis yang dibelikan Ambar untuknya ternyata sama dengan Ambar maupun Vika juga ummi Rianti dan uwak Anisah serta kak Revi. Ternyata mereka berenam sarimbitan. Sedangkan Niken dengan gamis kecil yang lucu dan membuatnya semakin gemes.  Dari arah pintu samping sosok dua laki-laki tampa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status