All Chapters of Jerat Sang Model: Chapter 71 - Chapter 80

90 Chapters

71. Membingungkan

Keesokan harinya Arcala bangun terlebih dahulu mandi di kamar mandi luar. Setelah selesai dia bersiap pulang namun dia sempatkan untuk menengok Sissy sejenak di dalam kamarnya.Ketika membuka pintu dilihatnya Sissylia  masih terbaring memunggungi pintu nampak jika dia belum bangun. Tidak ingin mengganggu tidur kekasihnya Arcala memilih menutup pintu kembali dan mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam kamar.Tepat saat pria itu menutup pintu Sissylia berbaring menatap langit-langit dengan pandangan nyalang. Bahkan saat hendak pergi pria itu tidak berpamitan padanya, sehebat itukah kesalahannya sampai Arcala tidak mau menatapnya lebih dahulu.Kali ini dalam diamnya air mata Sissylia mengalir membasahi kedua netranya  kembali.Dalam perjalanan pulang yang sangat mulus. Arcala sampai di rumah hanya saja tidak nampak mobil orang tuanya di sana membuatnya bertanya-tanya apakah mereka sudah pulang?Masuk ke dalam rumah tanpa rasa bersalah. Dia
Read more

72. Berbeda

Berjalan perlahan namun bukan mengendap Arcala mendekati Ressi yang tengah mengaduk masakan di dalam panci.Meraih rambut Ressi. Arcala terkejut melihat Ressi yang berbalik dengan mengacungkan pisau dapur padanya. "Astaga Raga! Kenapa kamu diam-diam datang ke mari?" tanya Ressi terkejut lalu mengusap dadanya dengan pisau masih menempel di tangan."Ya ampun Re. Tidak bisakah kamu meletakkan pisau itu lebih dulu? Benda itu berbahaya kau tahu!" Sigap Arcala merebut pisau dalam genggaman Ressi.Ressi merengut sambil merebut kembali pisau di tangan Arcala lalu berbalik dan memotong-motong mentimun dengan sangat bar-bar hingga membuat pria itu meringis ngilu."Tumben pulang?" tanya Ressi tanpa minat."Ingin mengajak Valeri pergi." Arcala meneruskan niatnya mengikat rambut Ressi."Apa yang kamu lakukan?" lirih Ressi hampir mendesah saat kulit tangan Arcala bersentuhan dengan kulit lehernya."Mengikat rambutmu. Kenapa tidak meng
Read more

73. Awal Kesalah Pahaman

"Tante masak apa?" tanya Xenna bocah kecil itu pemakan segalanya dan di saat makan seperti ini dia harus memiliki banyak pilihan menu."Tante baru masak cumi asam manis sama scalop Xen, ini mau nambah tumis brokoli sama daging kesukaan Valeri. Xenna mau dimasakkan apa?" Ressi bergerak menuju kulkas untuk mengambil bahan yang dibutuhkan."Tidak Tante, itu saja sudah cukup." Xenna tersenyum menampakkan giginya yang baru tumbuh setelah gigi susunya lepas."Mommy?" panggil Valeri saat Ressi mulai memotong-motong brokoli."Yes Baby!" jawab Ressi."Tidak usah numis brokoli. Aku makan apa yang ada saja," ucap Valeri memaksakan senyum tipis.Pergerakan Ressi yang memotong brokoli terhenti dia merasa jika putrinya tengah menolak keberadaannya. Hatinya pilu bahkan untuk bergerak saja dia tidak mampu perasaan yang dia bangun dan perbaiki susah payah langsung runtuh dalam sekejap."Baby," panggil Arcala saat Valeri mengabaikan kehad
Read more

74. Tenggelam

Selesai makan dan mengantar Avixenna pulang, Valeri kembali masuk ke dalam rumah.Dalam setiap perjalanan masuk dan naik ke atas berulang kali Valeri menghela nafas.Keadaan ini nampak sangat rumit dan tidak mudah untuk diuraikan oleh gadis kecil sepertinya. Bahkan dia tidak tahu jika mommy-nya tengah salah paham mencerna perkataannya.Terlalu banyak berpikir tanpa sadar dia sudah sampai di depan kamarnya, membuka kamar perlahan Valeri tidak langsing melihat sekitar namun dia berjalan menunduk meletakkan tasnya di lantai dan menuju ranjang untuk mendudukkan dirinya yang merasa sangat lelah. Memejamkan mata dan kembali menghela nafas barulah Valeri mendongak dan terkejut mendapati kamarnya yang berubah.Bangkit berdiri Valeri segera menutup tirai kamarnya sampai menjadi remang dan mematikan lampu. Saat itulah tangisan haru Valeri tidak dapat dibendung lagi meski gelap kamarnya begitu indah dengan benda-benda kecil yang menyala tersebar di penjuru r
Read more

75. Enggan

Apakah dia harus membawa Sissylia ke mari supaya bisa bertemu dengan Valeri?Ya! Mungkin lebih baik begitu. Ressi mabuk setidaknya butuh seharian untuk membuatnya kembali sadar lalu tidak akan ada drama asal Valeri tidak mengatakan apa pun pada Ressi dan dia bisa membuat madam Yeri, Yongky dan Revan keluar sejenak dari rumah ini.Benar dia harus melakukan itu!Ketika Yongky sudah menyelimuti Ressi dan madam Yeri mengatur suhu AC supaya anak asuhnya itu bisa tidur dengan nyaman.Bel rumah berbunyi. Menatap Ressi beberapa saat lebih lama, madam Yeri dan Yongky segera turun untuk membukakan pintu meninggalkan Arcala dan Valeri di kamar.Valeri ingin naik ke ranjang dan mendekati Ressi namun dia mencium bau aneh dari mommy-nya meski begitu dia tetap saja naik dan memeluk Ressi.Arcala menatap hal itu lalu duduk di sisi ranjang tempat putrinya berada.Mengusap punggung Valeri Arcala bertanya, "Baby, bagaimana kalau aunty Siss
Read more

76. Berpikir Untuk Mundur

"Minggir Der!!" hardik Arcala yang kesal."Yak ilah Pak, sensi amat. Pms yak?" "Sana pulang!" usir Arcala meski kesal namun tidak serius melakukannya."Anda bahkan belum menawari saya sesuatu dan sudah mengusir saya Pak? Anda sungguh tega," keluh Xadera yang merasa kehausan."Masuk dan cari sendiri minuman apa yang kamu inginkan." Arcala menyambut kedatangan Sissylia dan langsung menghela wanita itu masuk ke dalam rumah."Mana Valeri, Cala?" tanya Sissy tidak sabar."Sebentar, dia sedang menemani Ressi," ucap Arcala pelan."Memangnya ada apa dengan Ressi?" tanya Sissy sambil lalu dan memperhatikan penataan ruang keluarga yang sederhana dan hangat. Wanita itu memang pandai mengutus rumah, tapi hanya sebatas itu. Dia tidak pandai mengurus suami sampai suaminya tidak bisa beranjak dari masa lalunya."Jadi apa kamu ingin agar Arcala menatap masa depan dengan wanita lain?" Sissylia membatin bertanya pada dirinya sen
Read more

77. Seperti Berkaca

Turun perlahan dengan keadaan yang bisa dikatakan berantakan, Valeri tidak ada selera sedikit pun untuk membenahi diri."Sayang kemarilah," ajak Sissy membuka kedua tangannya.Namun, dia harus kecewa karena Valeri memilih tempat terjauh darinya.Sama seperti pertama kali mereka bertemu, Sissylia duduk berdampingan dengan Arcala sedangkan Valeri memilih duduk sendiri."Ada apa?" tanya Valeri enggan."Mami rindu kamu sayang," ucap Sissy sangat lirih."Setelah sepuluh tahun?" Bolehkah Valeri tersenyum miris ketika tidak ada secuilpun perasaan iba pada ibu kandungnya sendiri karena sekarang pikirannya justru tertuju pada wanita mabuk yang selama ini ada di sisinya tanpa bergeser seinci pun darinya."Mami punya alasan sayang," rintih Sissy merasa jika semua serba salah."Katakan, aku ingin mendengarnya."Menilik wajah datar putrinya, hati Sissylia gentar, mengejar impian. Dia pikir semua yang dia lakukan di
Read more

78. Cerai

"Sudah kukatakan, panggilan itu hanya untuk orang terdekat saja!" geram Valeri mendengar Sissylia memanggilnya Baby."Valeri!!" bentak Arcala dengan mengangkat tangan hampir menampar Valeri.Gadis kecil itu pun segera memasang sikap defensif dan memejamkan mata."Berhenti Arcala Ragananta atau kamu akan menyesali perbuatanmu kali ini," larang Ressi dengan wajah datar turun dari kamarnya.Perasaannya tidak enak, dan inilah yang dia dapatkan. Wanita dari masa lalu suaminya datang tanpa rasa malu setelah menyerang dirinya. "Wow Sissylia Fransiska Wow, kamu luar biasa sekali. Ah, Maaf salahku. Seharusnya aku yang orang asing di sini ya kan?" tanya Ressi pelan."Ingat Raga, Valeri adalah putrimu. Putri kalian, maka jangan perlakukan dia seperti musuh kalian," terang Ressi menjelaskan dan mengambil tempat terjauh baik dari Valeri maupun Arcala dan Sissylia."Kamu mendidiknya menjadi seperti itu," tuduh Sissylia dengan wajah m
Read more

79. Plin-Plan

"Tidak tidak, bukan seperti itu sayang. Maafkan Mami oke, Mami minta maaf." Sissylia mencoba meraih tangan Valeri namun langsung ditepis oleh putri kandungnya itu."Dari awal aku yang menghancurkan keluarga ini bukan. Menghancurkan impian anda menghancurkan keluarga impian anda," lirih Valeri sama kosongnya dengan Ressi.Valeri bangkit dengan gemetar kemudian berlari ke lantai atas, menuju kamarnya dan membanting pintu kamarnya keras sebelum menangis meraung lebih keras lagi. "Kenapa jadi seperti ini Cala? kenapa semuanya berantakan?" keluh Sissy di pelukan Arcala yang berusaha menenangkan kekasihnya sambil mendongak menatap lantai atas pada dua pintu yang berdampingan.Sebenarnya apa yang sudah terjadi Arcala sendiri juga tidak memahami, apa yang baru saja dia lakukan dan katakan bahkan tidak dia sadari."Tapi kamu beneran mau menceraikan wanita itu kan?" tanya Sissylia masih belum yakin."Hah? Cerai?" Arcala bertambah bingung,
Read more

80. Pulang

"Aku harap kamu tahu apa yang kamu inginkan, Raga. Jangan sampai kamu kehilangan apa yang seharusnya berada dalam dekapanmu hanya karena kamu tidak tidak tahu apa yang kamu inginkan," gumam Ressi setelah melepas pegangan Arcala di lengannya."Tujuan apa? keinginan apa? Aku tidak tahu Re," lirih Arcala nampak bingung.Terlambat, semuanya sudah terlambat. Saat Arcala mulai bingung dengan apa yang diinginkan semuanya sudah terlambat.Menarik kopernya pelan, Ressi tidak menengok ke belakang demi menguatkan diri agar tidak berlari memeluk pria yang saat ini nampak seperti orang bingung.Bersamaan dengan dia yang membuka pintu, di depannya madam Yeri, Revan dan Yongky berdiri tegak dengan raut bingung saat melihat nona mereka menggeret koper besar yang dulu pernah dia bawa ketika masuk ke dalam rumah Ragananta."Ada apa nak?" tanya madam Yeri menampakkan sedikit raut khawatir."Apa yang terjadi, sayang?" tanya Yongky tidak sabar dan lebih terlihat cemas dengan keadaan Ressi.Revan tidak mem
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status