Amanda masih duduk di balkon menikmati udara pantai dan deburan ombak untuk mengalihkan perhatian dari rasa mualnya. Dom berjalan menghampirinya setelah dia menutup telepon dari seorang pria yang dia sebut bernama Amir, mereka bicara mengunakan bahasa yang tidak Amanda mengerti. "Apa aku tidak bisa menelpon Sisi?" tanya Amanda setelah Dom lebih dekat. "Belum," santai pria itu. "Hanya telepon!" heran Amanda karena tidak diijinkan, " kau jahat sekali!" "Dia putriku, biar aku yang menanganinya dulu." "Kau tidak akan tahu cara menangani anak-anak, kau hanya perduli dengan egomu sendiri!" tegas Amanda. "Kita tetap akan membesarkan anak-anak kita bersama setelah kau bisa kupercaya!" Dom kembali mengingatkan karena Amanda memang istri yang perlu dididik. "Jangan terlalu percaya diri, anak ini belum tentu darah dagingmu!" Amanda mempertegas perjanjian mereka sambil membelai perutnya sendiri yang masih terlihat rata. Dom tidak b
Last Updated : 2022-02-16 Read more