All Chapters of Cinta Untuk Sang Pengantin Pengganti: Chapter 51 - Chapter 60

66 Chapters

51. Rasa yang sama

“Yasmin, buka pintunya, kita harus bicara!” Sean memegang handle pintu dan terus menggerakkannya dengan kasar. Namun tak kunjung membuahkan hasil karena pintu itu terkunci.Sean merasa gelisah, dia semakin khawatir saat mendengar Yasmin terus saja berteriak memintanya untuk pergi. Bahkan Sean mendengar jika Yasmin sedang melempar beberapa benda pada pintu.“Jangan … Jangan temui aku! Aku benci kamu, Sean …!”“Tidak! Kamu tidak boleh membenciku, Yas. Tidak …” Sean duduk seketika dengan mata membeliak dan melihat sekeliling. Napasnya memburu, bahkan keringat membasahi keningnya setelah dia mengalami mimpi buruk yang terasa begitu nyata.Suara teriakan Yasmin yang begitu marah terngiang, membuat Sean terkejut saat ada seseorang di luar sana mengetuk pintu kamar Davin, di mana dia berada sekarang.Shit! Sean mengumpat keras saat menyadari jika dia terlelap dengan penampliannya yang masih berantakan. Sean bahkan baru memakai celana panjang, sedangkan bagian tubuh atasnya masih terbuka, per
Read more

52. Kejujuran Sean

Sean membuka kaca mobilnya dan tersneyum ramah pada juru parkir, dia tahu benar jika mungkin aksinya dalam mobil cukup menimbulkan kecurigaan.“Ada apa, pak?”“Apa semuanya baik-baik saja, Tuan?”“Ya … Semuanya baik-baik saja, hanya saja istri saya sedang merapihkan makeupnya.”“Kalau begitu silahkan dilanjutkan lagi, maaf saya menggangguk.”Sean hanya mengangguk dan kembali menutup jendela mobilnya. Jika boleh jujur, Sean benar-benar khawatir sekarang. Dia tidak menyangka jika ternyata Yasmin sadar dengan apa yang mereka lakukan semalam. BUkan mereka, lebih tepatnya apa yang sudah Sean lakukan padanya.“Kita harus cepat, akad nikahnya akan segera berlangsung.” Sean berusaha untuk terus berkilah, meskipun Yasmin akan tetap mengejarnya untuk mendapat jawaban dari apa yang terjadi.“Sebentar, pertanyaanku belum terjawab, Tuan!” Yasmin meraih tangan Sean dan menahannya untuk beberapa saat. “Dan … Kenapa Tuan berbohong pada pria tadi kalau kita suami-istri?”“Jawaban apa yang kamu inginka
Read more

53. Double Honeymoon

Sean mengapit lengan Yasmin dan menuju panggung, di mana di sana terdapat live music dari penyanyi tanah air. Tanpa sungkan, Sean meminta ijin dan music berhenti seketika karena mic sudah berpindah tangan padanya.“Permisi, maaf mengganggu!” kini semua orang mengalihkan fokus mereka pada Sean dan Yasmin yang berdiri di atas panggung.Sebelum benar-benar menunjukkan segala kebenaran yang ada, Sean melirik Yamsin yang terlihat pias, lantas Sean meraih jemari istrinya yang terasa dingin, menggengganya erat. Menunjukkan jika apa yang terjadi padanya dan Sean adalah yang sesungguhnya.“Kak Davin, apa yang mereka lakukan?” bisik Mila di atas pelaminan. “Aku khawatir dengan Kak Yasmin.”“Jujur saja aku tidak tahu, Mil. Tapi semoga saja itu tidak membuat kakak ipar kembali tidak sadarkan diri.”Sedangkan di bawah panggung, Claretta tidak kalah terkejut dengan apa yang dilakukan putra sulungnya. Dia berniat naik ke atas panggung, namun Anggara menghentikan langkah istrinya.“Jangan! Biarkan Se
Read more

54. Malam pertama yang sesungguhnya

Pesta pernikahan Davin dan Mila akhirnya selesai. Mila langsung di boyong ke apatemen pribadi milik Davin, dia tidak ingin mendapat gangguan apa pun saat malam pertamanya akan berlangsung. Membayangkan mendapat ketukan saat baru saja ingin memulai poreplay itu menjadi momok yang mengerikan untuk seorang Davin. “Ma, Pa, saya ijin untuk membawa Mila.” “Iya, Nak Davin. Papa sekarang menitipkan Mila padamu. Jaga dia, sayangi dia dan jangan pernah membuatnya menangis. Jika itu sampai terjadi, maka detik itu juga Papa yang akan membawa Mila pergi jauh darimu.” “Saya akan menjaga dan mencintai Mila selamanya, Pa.” Kedua keluarga itu akhirnya berpisah, pun kedua anak keturunan Anggara yang langsung berpencar. Davin ke apartemennya, sedangkan Sean bergegas lebih dulu ke kediaman Anggara untuk menunjukkan semua bukti pernikahannya bersama Yasmin. Selama perjalanan, Yasmin lebih banyak diam dan menatap kosong pada jalanan yang semakin padat oleh kendaraan. Hatinya merasa gelisah, meskipun ad
Read more

55. Ketakutan Mila

Setelah pergulatannya bersama Yasmin selesai, Sean ambruk dan perlahan menutup matanya. Lelah, itu pasti. Sean benar-benar tidak menyangka jika dia akan bisa melakukan ini dengan Yasmin, bahkan tanpa paksaan sedikit pun.“Maaf, aku sudah menyakitimu, Yas,” bisiknya, namun Yasmin hanya diam. “Semoga benihku bisa tumbuh dengan cepat di dalam sana,” lanjutnya lagi.Sean melingkarkan tangannya dan memeluk Yasmin dengan erat, seakan dia takut untuk kehilangan istrinya. Yasmin bergerak pelan, dia berusaha untuk mengubah posisinya, namun dia merasa tidak berdaya, sekujur tubuhnya terasa sakit dan bagian bawahnya begitu perih.Perlahan, Yasmin menyingkirkan tangan kekar Sean dan menyingkap selimut tebal yang menutupi tubuh polosnya. Saat selimut itu terbuka, betapa Yasmin sangat terkejut saat melihat bercak kemerahan di atas seprai, di mana dia dan Sean menuntaskan hasrat mereka.“A-aku masih suci?” Yasmin membekap mulutnya, kepalanya menggeleng pelan, tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
Read more

56. Kebencian Rangga

Dua hari setelah pernikahan Davin, Claretta sama sekali tidak bisa tenang. Dia resah memikirkan bagaimana Sean dan Yasmin. Ingin menghubungi mereka, namun Anggara melarangnya dengan berbagai alasan dan yang terjadi Anggara justru mengajaknya untuk kembali mengenang malam pernikahan mereka. “Masih mengkhawatirkan mereka?” suara Anggara mengejutkan Claretta yang sedang duduk melamun di meja makan. “Mama takut Sean enggak bisa nahan diri, Pa. Kalau sampai Yasmin kenapa-napa gimana?” “Sean sudah dewasa!” tegas Anggara. “Dia sudah mencintai Yasmin dan Papa yakin kalau dia akan bertanggung jawab penuh apa pun yang terjadi. Jadi sekarang tenang dan kita sarapan.” “Mama enggak selera, pa …” “Kalau Mami enggak selera makan biar aku dan Davin yang akan menghabiskan semuanya!” Claretta mendongak dan menatap kedua putranya sekarang berjalan bersama istri mereka. Kekhawatiran Claretta sirna seketika saat melihat senyum mereka yang merekah. Dia lantas berdiri dan mendekati Sean, berdiri tepat
Read more

57. Luka dibalik tawa Putra

Satu minggu berlalu, Sean mulai masuk kantor setelah dia meminta ijin pada Anggara untuk mengambil cuti. Anggara masih pimpinan utama dan dengan senang hati dia mengijinkan putra sulungnya untuk menikmati pernikahannya. Di ruangannya, Sean sedang sibuk dengan beberapa dokumen dan surat elektronik yang masuk setelah melalui seleksi dari Putra. Dia terlihat serius, karena itu Sean tidak menyadari kehadiran Putra. “Aku kira kalian benar-benar akan honeymoon bersama, ternyata kamu memilih duduk di sini dan menatap hurup-hurup menyebalkan itu,” cibir Putra. “Diamlah! Aku sedang memeriksa berkas penting.” Putra hanya mendengus, dia mendekati meja dan membuat kopi susu kesukaannya. “Harusnya sejak lama ada ini di ruangamu.” “Kalau pola tidurku kembali normal, meja itu akan aku singkirkan.” Tanpa memperdulikan perkataan bosnya, Putra tetap melanjutkan kesibukannya, mengaduk kopi susu buatannya sendiri. Putra tersenyum puas meskipun dia belum mencoba bagaimana rasa kopi buatannya. Dengan
Read more

58. Pengakuan Rangga

Sean baru saja selesai makan siang di sebuah resto yang tidak jauh dari kantor. Matanya terus saja celingukan mencari asisten sekaligus sahabatnya yang tak kunjung datang, padahal Sean sudah mengirim pesan dan mengirim lokasi di mana dia berada. Ting “Aku sudah selesai makan siang, tapi dia baru merespon pesanku.” Sean berdecak kesal, lantas membuka pesa dari Putra. Keningnya seketika berkerut, ekspresinya juga sedikit berubah. ‘Aku akan cuti 2 hari, aku lelah dan ingin istirahat dulu.’ “Putra, lelah dan ingin istirahat?” Bahasa yang sangat dia dengar dari sosok itu. Sean merasa ada yang tidak benar dengan sahabatnya, dia segera meminta bill dan berniat untuk kembali ke kantor secepatnya. Namun saat ingin beranjak, seseorang tiba-tiba saja datang menghampirinya dan meminta Sean untuk duduk sebentar. “Tuan Sean?” tanya seseorang. “Ya, saya. Anda siapa?” Sean sedikit waspada, karena sampai sekarang orang yang sengaja ingin menabraknya belum juga ditemukan. “Saya ingin bicara dan
Read more

59. Mengikuti jejak

Pukul 7 malam Sean akhirnya tiba di kediamannya, wajahnya benar-benar lesu setelah seharian ini bergelut dengan berkas dan meeting dengan beberapa tamu dari luar kota. Karena Putra meminta cuti secara tiba-tiba, Sean terpaksa mengerjakan semuanya.“Hahhh … Aku lelah sekali,” Sean menjatuhkan tubuhnya di atas sofa di ruang tamu. Kakinya terasa lemas untuk sampai ke kamarnya di lantai atas. Selain pekerjaan, pikiran Sean juga terbagi pada Putra. Dia tahu dengan bai kapa yang akan terjadi pada sahabatnya jika kenangan Rachel kembali.“Tu-tuan …”Sean mendongak, dia tersenyum tipis mendapati istrinya berdiri di belakang dengan wajah polos tanpa makeup, membuatnya merasa sedikit lebih baik. Namun panggilan ‘Tuan’ membuat Sean sedikit tidak nyaman.“Yas, duduklah di sini sebentar.” Sean menepuk tempat kosong di sampingnya.Yasmin berjalan dan melakukan apa yang Sean minta. Setelah penyatuan itu, tidak ada jarak antara keduanya, namun masih terselip kecanggungan yang terkadang membuat Yasmin
Read more

60. Rasa yang luar biasa

Pagi ini Yasmin keluar dari kamarnya dengan rambut yang tergerai, sedikit basah. Beberapa asisten rumah tangga tersenyum melihat Yasmin yang berbeda, jelas sekali jika semalam dia dan Sean melakukan sebuah penyatuan luar biasa.“Non, biar bibi saja.”“Enggak apa-apa, Bi, aku hanya buat kopi buat Tuan.”“Eh, kok sama suami panggil Tuan sih. Mas atau bebep gitu non, mirip anak-anak jaman sekarang.”Yasmin tergelak mendengar celotehan tersebut, namun dia merasa lebih nyaman memanggil Sean dengan sebutan Tuan. Ada rasa yang berbeda saat kata Tuan terucap dari bibirnya. Seperti semalam, entah berapa kali Yasmin meneriaki Sean dengan panggilan Tuan di tengan hasrat keduanya yang menggebu.“Aku mencintaimu, Yas …”“Ahhh … Tu-tuan …” inti tubuh Yasmin menegang saat Sean membelai seluruh tubuhnya dengan begitu lembut.“Sebut namaku … Berteriaklah, Yas!”“Tu-an Sean …” Yasmin semakin terbata-bata saat menyerukan nama suaminya yang sekarang sedang bermain pada titik sensitive Yasmin dengan mengg
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status