"Yang bener dikit, Ki. Apa, sih, yang bisa kamu kerjain dengan benar?" Evan menoleh dengan sorot galak ke belakang. Pada istrinya yang malas-malasan memijat punggung. "Ini udah benar, Evan!" Kia menekan kuat di punggung si suami. "Yang kuat. Kamu punya banyak tenaga untuk membantah, tapi untuk mijit aja enggak bisa benar." Mengerahkan seluruh tenaga, Kia memicit punggung dan bahu Evan. "Yang kuat, Kia!" "Ini udah kuat, Evan! Badan kamu aja yang kayak kayu!" Telapak tangan Kia memukul punggung si lelaki. Evan menengok, dahinya berkerut tak senang. "Kamu enggak boleh makan kalau aku enggak puas." Mengancam, mengancam dan mengancam. Hanya itu yang bisa Evan gunakan. Sial sekali Kia harus melalui Sabtu malam begini bersama si lelaki jahat itu. Terpaksa, demi perut yang sudah keroncongan, Kia berusaha memijat punggung dan bahu Evan lagi. Jemarinya sudah terasa kebas dan terlihat memera
Last Updated : 2021-12-21 Read more