Beranda / Pernikahan / Suami Kontrak / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab Suami Kontrak: Bab 21 - Bab 30

146 Bab

Romantisme di Kantor

"Hey, Mario, apa kamu tidak bekerja? Jam kantor malah keluyuran ke sini?" sindir William dengan sengak."Itu bukan urusanmu, Tuan William. Lagi pula alu hanya ingin mengunjungi istri tercintaku ini, aku rindu bila lama tidak bertemu dengan Inez." Mario sengaja membelai pipi Inez dengan jemari tangannya.Inez pun tampak merona karena malu. Dia merasa Mario hanya ingin membuat William cemburu saja.Pria itu pun bersedekap dan mendengkus melihat kemesraan Mario pada Inez, dia tidak rela ada pria lain di dekat Inez."Kau mengganggu pekerjaan CEO perusahaan ini, sebaiknya kau segera pergi dari sini, Mario!" usir William dengan kasar."Itu mungkin menurutmu saja, Will. Dari tadi kami baik-baik saja ...," balas Mario dengan santai."Sudah ... sudah ... jangan bertengkar di sini. Mas Mario, apa bisa tunggu aku hingga makan siang? Boleh duduk di sofa sini atau mau ke kafetaria di bawah terserah Mas. Kak William ada benarnya ...," ujar Inez menengahi
Baca selengkapnya

Pagi yang HOT

Suara alarm HP Inez berbunyi kencang di nakas samping tempat tidurnya. Pagi ini dia berencana untuk olahraga pagi bersama suaminya. Sejak menikah dia malah jarang berolahraga pagi karena Mario selalu menahannya di tempat tidur setelah bangun pagi. Jadi dia memasang alarm pukul 05.00 pagi ini."Mas, bangun yuk ... semalam katanya mau ngasi aku training fitness 'kan?" ujar Inez sambil menepuk-nepuk bahu Mario membangunkan suaminya itu.Mario memeluknya lagi lalu menindih tubuh Inez. "Aku mau ngasih training fitness, tapi kita ML dulu ya? Tegang banget nih kalau bangun pagi ... coba pegang!" jawab Mario seraya membawa tangan Inez menyentuh pisang rajanya yang mengkal."Iiiihhh keras banget, Mas!" seru Inez ketika menyentuh milik suaminya itu."Makanya ... ini sakit rasanya, sembuhin ya?" bujuk Mario.Inez pun mengangguk-anggukkan kepalanya setuju. Tanpa membuang waktu, Mario naik ke atas tubuh Inez lalu menerobos liang cinta istrinya itu
Baca selengkapnya

Kedatangan Mr. Miguel

Pagi itu, Mario membawa tulisan 'welcome Mr. Miguel Diaz' di antara kerumunan penjemput kedatangan penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta. Dia melirik jam tangan Casio di pergelangan tangan kirinya. Ternyata dia tidak terlambat, seharusnya sebentar lagi orang yang dia jemput muncul.Seorang pria bule Amerika Latin dengan perawakan gagah mengenakan setelan jas biru tua memakai kaca mata mendekat ke arah Mario.(Dialog bahasa Inggris langsung diterjemahkan oleh author)"Halo, saya Miguel Diaz. Apa Anda Mario?" sapa pria bule itu seraya mengulurkan tangan kanannya sementara tangan kirinya memegang pegangan koper."Halo, Mr. Miguel. Ya, saya Mario. Mari saya bawakan kopernya, kita naik mobil saya, ya." balas Mario menyambut tangan Mr. Miguel dan bersalaman kemudian membawakan kopernya ke parkiran mobil.Mobil baru Mario, sebuah Honda C-RV warna hitam edisi terbaru tampak mengkilap. Dia pun naik ke kursi pengemudi disusul Mr. Miguel di sampingnya.
Baca selengkapnya

Bercinta Sambil Berdiri

Ternyata pekerjaan petugas perakit dari toko alat fitness itu cekatan. Dalam 2 jam saja semua alat fitness baru pesanan Mario sudah terakit sempurna. Setelah memberikan uang rokok untuk para petugas perakit itu, Mario pun menutup kembali pintu ruko tempat gym barunya. Dia akan pulang lagi ke rumah untuk bersiap-siap latihan bela diri  bersama Mr. Miguel.Ketika sampai di teras rumah Inez, istrinya itu menyambutnya. "Mas Sayang, udah pulang ...," sapa Inez."Iya, Sayang, petugasnya cekatan jadi sebentar aja kelar. Kamu pulang awal?" balas Mario seraya mengecup dahi Inez."Mau nemenin Mas, latihan sama Mr. Miguel. Sudah makan siang belum, Mas?" ucap Inez sambil merangkul pinggang Mario berjalan masuk ke rumah."Belum makan siang sih, tadi nggak sempat kemana-mana," jawab Mario."Ohh, biar kupesankan makan siang ke anak kitchen. Bebas 'kan menunya?" tanya Inez."Iya, bebas aja seadanya," sahut Mario tidak ingin merepotkan oran
Baca selengkapnya

Latihan Sore

"Lho ... Nez, kok malah kamu yang ngepel lantainya?" tanya Mario bengong melihat istrinya sedang mengepel lantai tempat tadi mereka bercinta sambil berdiri."Nggakpapa Mas, aku malu kalau harus nyuruh pembantuku ngepel ini, ntar dipikirnya apa gitu lho ... udah Mas makan dulu aja, siap-siap latihan sore sama Mr. Miguel," ujar Inez sambil berlutut di lantai menatap Mario kemudian melanjutkan kegiatan mengepel lantainya.Mario memandangi goyangan bokong Inez yang semok dan bodi istrinya yang semlohay itu dari belakang. Sedikit banyak itu mengacaukan pikirannya sebagai seorang pria. Dia pun berpikir memang harus belajar ilmu bela diri yang benar agar bisa mengatasi pria-pria yang ngefans pada istrinya itu, contohnya saja Tuan William Jansen yang agresif mendekati Inez. Itu baru satu yang dia temukan, pasti selain pria itu masih ada lagi. Akhirnya, Mario pun menuruti saran Inez untuk makan siang cepat lalu menunggu Mr. Miguel memberikan sesi private training m
Baca selengkapnya

Terbakar Gairah

Ketika latihan sore yang keras itu usai, tubuh Mario bersimbah peluh. Dia sudah melepaskan kaos yang dia pakai sedari tadi, menampilkan tubuhnya yang padat berotot kekar. Inez pun dengan setia menunggu di pojok ruangan fitness hingga latihan bela diri itu selesai. Sekaligus cuci mata tentunya karena tubuh suaminya dan instruktur bela dirinya sama-sama bagus. Sepertinya Mr. Miguel Diaz rajin melatih tubuhnya karena Inez tidak dapat menemukan kelebihan lemak sedikit pun di tubuh pria paruh baya itu. Di usianya yang sudah cukup tua, Mr. Miguel masih sangat cekatan gerakannya. Berulang kali dia dapat mengelak dari serangan Mario."Inez, suamimu adalah murid yang cerdas. Aku yakin dia akan menjadi atlet petarung MMA yang hebat suatu hari nanti. Pokoknya semua dasar ilmu bela diri yang aku miliki sudah kuberikan pada Mario. Sisanya tergantung padanya sendiri. MMA adalah tentang insting dan ketepatan selain kekuatan fisik," ujar Mr. Miguel pada Inez dan jug
Baca selengkapnya

Wali Terima Raport Clara

"Om, besok ambil raport Clara di sekolah, mau ya?" ucap Clara ketika makan malam bersama mamanya dan papa tiri barunya serta Mr. Miguel.Mario menelan makanan di mulutnya lalu menjawab, "Boleh, jam berapa Cla?""Jam 9 pagi, Om. Clara kelas XII A IPA. Makasih ya ...," balas Clara dengan manja."Biasanya ngapain aja kalau acara terima raport, Cla? Om soalnya belum pernah punya anak, jadi belum pernah sebelumnya ambil raport," tanya Mario sambil makan.Clara pun menjawab asal-asalan, "Paling cuma nunggu nama anaknya dipanggil aja, Om. Nanti duduk di depan meja guru lantas gurunya ngomong ngalor ngidul gitu. Om dengerin aja, dijawab seperlunya. Abis itu dikasi deh raportnya, salaman, selesai ...."Inez menahan tawa ketika mendengar puterinya memberi penjelasan tata cara penerimaan raport. Namun, memang kurang lebih begitu, pikirnya.Mr. Miguel sepertinya menyukai masakan khas Indonesia karena dia makan banyak. Malam ini Chef Aji memasak menu mas
Baca selengkapnya

Panggil Aku Papa, Clara!

Di dalam mobil, Mario dan Clara terdiam. Mario menyetir mobilnya pulang ke rumah Inez yang seperti Istana Bogor itu tanpa berbicara pada Clara. Dia merasa bimbang dan bingung dengan ucapan ibu-ibu teman sekolah Clara tadi.Dia hanya mewanti-wanti dalam hatinya, jangan sampai Clara menaruh hati padanya. Omongan ibu-ibu itu sebenarnya ngawur. Tetapi, ya begitulah, usia Clara dengan Mario itu lebih cocok untuk jadi pacar dibanding ayah-anak. Mana wajah Clara itu sebelas dua belas dengan Inez yang sangat cantik karena ada darah keturunan Belanda. Clara itu seperti Inez versi muda.Namun, urusan hati ini yang sudah tak bisa ditawar. Mario sudah kelewat sayang dan mungkin benar-benar jatuh cinta sama Mamanya Clara. Sifat dan segala perlakuan lembutnya padanya itu yang membuat Mario susah move on."Om ...," panggil Clara yang menarik Mario dari lamunannya."Ehh ...  iya Cla, apa?" sahut Mario menoleh ke sebelahnya."Aku minta maaf ya, gara-gara minta
Baca selengkapnya

Grand Opening Tempat Fitness

Hari ini adalah hari yang penting untuk Mario karena pagi ini tempat fitness dan gym baru miliknya akan mengadakan grand opening. Mario telah menyebar undangan melalui WA ke nomor customer-customer lamanya. Banyak ucapan selamat dan dukungan yang mengalir untuk usaha baru Mario ini. "Mas Mario, maaf ya pagi ini, Inez nggak bisa nemenin di acara grand opening soalnya ada rapat pemegang saham di kantor. Kalau sudah selesai, Inez janji akan nyusul kok," ujar Inez berdiri berhadapan dengan Mario di teras rumahnya sebelum berangkat kerja.Mario melingkarkan lengannya di pinggang ramping Inez lalu mengecup bibirnya. "Iya, nggak apa-apa, Sayang. Mas ngerti kok, santai aja. Oya ... kalau si William aneh-aneh sama kamu, bilang ya ke Mas, biar Mas gebuk dia," balas Mario sambil tertawa berderai."Ahh Mas ini, udah biarin aja. Kak William memang kadang aneh, tapi dia tahu diri kok," balas Inez, lalu dia pun berpamitan, "Inez berangkat ya, Mas, keburu siang nanti tela
Baca selengkapnya

Salah Paham

Saat sebagian besar tamu Mario di acara grand opening tempat fitness and gym barunya sudah pulang, Inez malah baru datang. Meetingnya berakhir menjelang tengah hari dan dia segera bergegas ke tempat Mario.Mario melihat Inez masuk dari pintu kaca depan rukonya. Dia pun segera menyambutnya dengan raut wajah yang ceria. "Inez Sayang, terima kasih sudah datang. Aku senang sekali ...," sapa Mario seraya memeluk dan mengecup pipi Inez dengan mesra.Rosita menyaksikan semua itu dari pojok ruangan. Dia merasa kesal bercampur cemburu pada mantan suaminya yang bermesraan dengan Tante Inez, dia geregetan karena menurut Rosita, wanita itu janda yang sudah berumur, tidak cocok dengan Mario.Dia pun berjalan mendekati keduanya lalu berbicara, "Tante Inez sepertinya habis-habisan ya mencari perhatian Mas Mario dengan segala dukungannya. Hebat sekali!""Ehh apa ya maksudnya, Mbak Rosita? Mas Mario ini 'kan sekarang suami saya, wajar dong saya mendukung karirnya," ujar I
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
15
DMCA.com Protection Status