Semua Bab Istri Rahasia Sang Ceo: Bab 31 - Bab 40

42 Bab

Bab 31

" Tadi Riana nyari Lo," kata Ali beberapa hari setelah kejadian itu."Nyari Gue?" "Iya, katanya penting." "Lo gak tanya masalah apa?" "Ya gaklah, ngapain Gue nanya-nanya."Beberapa setelah itu, Riana sering mencariku namun aku sengaja menghindar, aku malas ketemu wanita itu karena aku yakin perempuan itu pasti niatan tertentu denganku."Lo gak bisa menghindar terus Rel, jangan jadi pengecut," ujar Ali pada suatu hari."Gue gak mau bertanggung jawab atas apa yang bukan Gue perbuat, aku yakin anak itu bukan anak Gue," ujarku bersikeras karena saat itu aku sudah tahu Riana hamil."Ya lo mau ngelak kek manapun gak bakalan bisa, Riana itu pandai bahkan Dia sudah mempersiakan semuanya dari awal, sudah ada bukti visum dari Dokter," ujar Ali."Aku semakin yakin aku dijebak Li,  aku sudah cukup lama kenal Dia, aku tahu bagaimana Riana dan Fadil dulu saat berpacaran, bisa jadi Riana sudah melakukannya
Baca selengkapnya

Bab 32

Pov Ane" Pergi kamu dari sini Mas! Aku tak ingin melihat wajahmu. Pergi!" ujarku penuh emosi pada Mas Farel. Ku tarik paksa tangan yang dia genggam.Ya Allah, sakitnya hati ini, sungguh sebenarnya aku tak tega membentaknya seperti ini.Mas Farel terdiam menatapku. Aku segera memalingkan muka saat kedua netra Mas Farel mulai sembab.Jujur aku gak kuat melihatnya, tapi aku tak boleh lemah.Cukup sudah aku dibodohi olehnya selama ini."Baiklah, Mas akan pergi. Kamu mau makan apa?" Senyap, mulutku serasa terkunci dan aku enggan untuk menjawab pertanyaan Mas Farel. Ku palingkan wajah demi menghindari tatapan mata Mas Farel.Dengan langkah yang terkesan dipaksakan, Mas Farel pergi meninggalkan ruangan. Hatiku kembali perih melihat punggung lebar Mas Farel yang menghilang di balik pintu.Aku harus bagaimana Ya Allah.Jika aku ingat Mbak Riana, penderitaannya dan wajah tak berdosa Tasya yang begitu mendambakan Papanya, aku
Baca selengkapnya

Bab 33

Ya Allah, tak terbayang sakitnya dan hancurnya hati Mbak Riana saat ini, tak terbayang kalau aku jadi Dia saat ini.Sesampainya di parkiran mobil dan saat aku membuka pintu mobil, kepalaku tiba-tiba pusing, aku melihat benda di hadapanku berputar.Aku berpegangan pada pintu mobil, kepalaku kian berat, pandanganku mulai berkunang- kunang dan perlahan mulai kabur.Beberapa saat kemudian semua menjadi gelap dan aku tak tahu apa-apa lagi setelah itu.***Beberapa saat kemudianAku perlahan membuka mata saat merasakan sebuah tangan membelai pipiku dengan lembut lalu menggenggam tanganku. Ada air yang menetes dan membasahi tanganku yang di genggam dengan erat olehnya."Sayang, bangun dong! Maafkan Mas, yang gak bisa menjagamu." Samar-samar kudengar suara Mas Farel berbicara padaku, suara bergetar sepertinya menahan tangis. Ku buka mataku walau terasa berat."Sayang, alhamdulilah kamu sudah sadar. M
Baca selengkapnya

Bab 34

Bab33Gak Mas, kalau Mas gak mau bersikap adil, lebih baik aku mundur. Ceraikan aku!' Ku tatap Mas Farel yang tampak terkejut, pundaknya berjengkit, mulutnya sedikit terbuka. Namun, segera menutup kembali."Baiklah kalau itu maumu, aku akan ceraikan kamu sekarang juga,"Jujur aku terkejut saat Mas Farel dengan entengnya bilang soal perceraian padaku seolah tanpa beban.  Seperti benar kata orang, lelaki itu hanya manis di bibir saja. "Aku akan ceraikan kamu tapi langkahi dulu mayatku, lebih baik aku mati dari pada aku harus pisah dari kamu!" ujar Mas farel menatap nanar ke arahku.Aku hanya diam dan tak menunjukkan reaksi apapun dengan kata-kata Mas Farel itu, mungkin harusnya aku merasa teruja dengan ungkapannya tapi tidak untuk saat ini, hatiku sudah terlanjur hambar untuk merasakannya.Luka akibat kebohongan Mas Farel sudah menggores hatiku sangat dalam yang bahkan tak kan mungkin bisa hilang bekasnya&nbs
Baca selengkapnya

Bab 35

Bab 34"Ini Rumah Sakit tau gak! Banyak orang sakit ! Kenapa teriak seperti itu," ujar Mas Farel dengan mata yang masih mendelik menatap Tasya, bocah itu sembunyi di balik tubuh Mbak Riana, bibirnya gemetar, sepertinya dia ketakutan dengan ulah Papanya.Keterlaluan!"Mas!" kataku menatap tajam Mas Farel, sungguh aku tak suka caranya menegur Tasya. " Kok kamu kasar begitu sama anak," ujarku kesal."Gak papa dik, memang Tasya yang salah kok. Tasya minta maaf sama Papa!" seru Mbak Riana bernada perintah pada Tasya putrinya.Tasya tampak takut-takut mendekati Mas Farel " Tasya minta maap Pa," ujarnya dengan suara bergetar dan sedikit terbata."Lain kali jangan di ulang lagi!" kata Mas Farel dengan nada dingin. Bahkan dia juga seperti enggan menatap Tasya anknya._____________Beberapa saat kemudian,Mbak Riana akhirnya pamit pulang setelah beberapa lama menemaniku, kami cerita banyak hal, selama itu pula aku lihat sikap Mas Farel
Baca selengkapnya

Bab 36

Bab 19"Riana sakit kanker hati akibat komplikasi dari sakit hepatitis. Dan  kamu tahu sistem penularanya lewat apa? Lewat sperma, tahu gak kamu!" ujar Mas Farel dengan nada tinggi, matanya tajam menatap kearahku. "Maksudnya, Mas?"  "Coba pikir kalau aku sehat, lalu bagaimana dia bisa tertular?"  "Maksud Mas, Mbak Riana melakukan hubungan sexsu*l dengan pria lain?"  "Iya, Dia menjebakku, Dia sudah hamil saat aku melakukannya padanya, Dia juga memberiku obat perangsang di minumanku malam itu. Tujuan Dia adalah agar aku bisa dikambing hitamkan atas perbuatanya."  "Kejam!"  "Iya, sekarang kamu tahu kan, Riana itu cuma manis di mulut, kelihatan baik tapi hatinya busuk, itu kenapa aku melarang kamu memakan makanan dari Dia. Bisa saja Dia memasukkan obat tertentu yang membaha
Baca selengkapnya

Bab 37

Bab 20 Aku Menyerah  "Ya Allah," gumamku sambil menutup mulutku begitu video kuputar. Aku lihat Mas Farel sedang berada di mall dengan luciana dan anaknya dan mereka tampak sedang berbahagia seperti sebuah keluarga. Kali ini aku sudah tak tahan lagi, aku harus segera pergi dari sini. [Ini kapan Mbak?] chatku pada Mbak Riana. [Tadi Dik]   [Ya Alah Mbak, jadi Mas Farel gak antar Mbak terapi?]  [Tiap terapi juga Mbak sendiri Dik, jujur Mbak sudah gak tahan tapi Mbak bisa apa, dengan kondisi Mbak sekarang ini, Mbak gak mungkin bisa menghidupi Tasya, jangankan menghidupi Tasya Dik, menghidupi diri sendiri pun Mbak tak mampu]   Ya Allah luruh air mataku membaca pesan dari Mbak Riana, aku mencoba menempatkan diri ini pada posisi Mbak R
Baca selengkapnya

Bab38

Bab 21 Separu jiwaku Pergi Pov Farel "Aku sudah gak papa, nanti malam giliran Mas pergi ke rumah Mbak Riana, Tasya pasti sudah rindu sama Mas." "Tapi Mas ingin menemanimu," ujarku lembut.Suami mana yang tega meninggalkan istrinya yang sedang mengandung dan dalam keadaan lemah seperti itu. Hatiku bagai teriris tiap melihatnya muntah, lemah dan tak berdaya seperti itu. Sempat terpikir olehku untuk menggugurkan saja kandungan istriku, dari pada melihat istriku menderita seperti itu.  Tubuhnya kurus, wajahnya pucat bahkan selalu muntah tiap dia memakan sesuatu. Ingin ini muntah ingin itu muntah, apa memang begini kalau wanita sedang mengandung. "Wanita hamil memang seperti itu Le, Ibu juga dulu seperti itu. Itu bawaan bayi, jika sudah tiga atau empat bulan juga akan baik sendiri," ujar Ibuku lembut saat aku mengadu tentang kekawatiranku
Baca selengkapnya

Bab 39

Bab 22 Jangan Bodoh Ane! "Ane!"  Saat aku sedang asyik mengingat Mas Farel aku dikejutkan oleh sebuah suara. Aku pun menoleh ke arah sumber suara.  "Mbak Riana."  "Kamu ngapain di sini?"  "Mau makan Mbak, oya kenalkan Mbak ini Arin temanku."  Arin mengulurkan tangannya dan bersalaman dengan Mbak Riana.  "Bu Guru."  "Hai sayang," ujarku pada Tasya. Anak itu berlari kepelukanku saat aku mengembangkan tangan. Ada rasa rindu padanya setelah beberapa hari gak ketemu.  "Kamu dari mana sayang?"  "Dari bimba di jemput Papa sama Mama."  Hatiku berdesir lirih takut kalau-kalau Mas Farel muncul
Baca selengkapnya

Bab 40

Bab 23 Awas Kau Luciana! Pov  Riana Aku tersenyum puas setelah mengirim video mesra Farel dan Luciana mantan tunangnya. Mereka berada di sebuah kafe di samping Rumah Sakit tempat aku terapi. Sengaja aku mengikuti Farel saat aku melihatnya bersama Luci "Sasaran empuk ni," gumamku. Aku lalu diam-diam merekam mereka dari tempat yang mereka tak ketahui. Aku tahu Ane adalah wanita lemah yang dengan mudah aku pengaruhi dengan kata-kata yang aku goreng secara sempurna agar Dia kasihan padaku. Aku yakin setelah ini mereka akan perang.  Aku tersenyum miring membayangkanya. "Salah kamu Ane, kamu terlalu lugu jadi wanita," gumamku. Beberapa saat setelah video kukirim  aku mendapat pesan dari Ane. [Ini ka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status