Home / Urban / Mendadak Kaya Raya / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Mendadak Kaya Raya: Chapter 211 - Chapter 220

778 Chapters

Bab 210

     “Emm, setelah Linda menikah dengannya, kita bisa mengikutinya.”      Rangga Wijaya tercengang, “Ayah, Ibu, Sansan Carell baru saja mengatakan bahwa dia punya istri, dia dan kakak tidak memiliki hubungan hubungan apapun kecuali atasan dan bawahan.”      Malee Wijaya memelototi Wijaya Rangga, “Bukankah sekarang sudah ada hubungannya? Bukankah akan baik-baik saja? Selain itu, kenapa jika dia punya seorang istri? Orang kaya akan berkuasa, banyak sekali diluar sana lelaki yang punya selingkuhan diluar!” Rangga dibantah oleh kata-kata Malee Wijaya.      Ayahnya bilang dia ingin kakaknya menjadi seorang selingkuhan? Atau menjadi wanita yang dihidupi oleh pria beristri?      Malee Wijaya mengatakan lagi, “Jangan khawatir, kakak iparmu hanya kesal untuk sementara. Setelah beberapa saat, biarkan kakakmu pergi dan bicara, lalu bisa mengatur posisimu di Grup Hour.”   &nbs
last updateLast Updated : 2022-01-31
Read more

Bab 211

    Jam pulang kerja, Sansan Carell tiba-tiba menerima telepon dari Soraya Lindsay.      “Maria mengundang kita untuk makan malam, kamu jangan lupa untuk datang.”      Sansan Carell bertanya-tanya, “Mengundang kami makan malam? Apakah pantas baginya untuk pergi?”      Soraya Lindsay juga sedikit bingung, “Maria bilang harus mengajakmu, mungkin ada yang ingin dia katakan.”      Segera, setelah bekerja, Sansan Carell langsung menyetir ke alamat restoran yang dikatakan Soraya Lindsay. Di meja, Soraya Lindsay menyapa Sansan Carell dan memesan makanan. Maria Selena kemudian berbisik kepada Soraya Lindsay, dam mereka mengabaikan Sansan Carell.      Sansan Carell tidak peduli, tetapi mengeluarkan ponselnya untuk membaca berita terbaru. Tiba-tiba, dia melihat sebuah laporan. Sepertinya seorang pasien lari dari rumah sakit jiwa di Kota Ryuu. Mentalitas pasien tidak lag
last updateLast Updated : 2022-02-01
Read more

Bab 212

     Pria itu mengulurkan tangannya, menjambak rambut Soraya Lindsay, dan menariknya ke belakang. Soraya Lindsay berteriak kesakitan dan bersandar. Sansan Carell marah ketika melihat pemandangan ini, sialan! Berani sekali ia melakukan hal itu terhadap Soraya Lindsay.      Sansan Carell berbalik dan meraih pergelangan tangan pria itu, lalu menendangnya. Pria itu melepaskan jambakannya dan mundur beberapa langkah.      “Kalian pergi duluan!” Sansan Carell berteriak pada Soraya Lindsay dan Maria Selena.      Maria Selena menarik Soraya Lindsay, “Soraya, ayo pergi!”      Soraya Lindsay bebas, dan terlepas dari rasa sakit di kulit kepalanya, dia menatap Sansan Carell.      “Aku tidak akan pergi!”      Maria Selena tampak cemas, “Soraya, dia memberikan waktu pada kita. Jika kita tidak pergi, kita tidak akan bisa menghentikannya nanti, mun
last updateLast Updated : 2022-02-01
Read more

Bab 213

     Ketika Soraya Lindsay dan Maria Selena mendengar suara itu, mereka sangat terkejut, mereka sangat panik hingga lupa menelepon rumah sakit. Sansan Carell merasa marah, hari ini ia benar-benar sial!      Pria itu ditahan oleh Sansan Carell dan menjadi semakin marah, “Sialan!”      Tiba-tiba pria itu mengeluarkan botol berisi asam sulfat dari sakunya. Mata Sansan Carell melotot saat melihat ini. Kenapa pasien sakit jiwa itu membawa asam sulfat di bajunya!      “Kalian brengsek, aku ingin kalian mati! Kalian pergi ke neraka saja!”      Pria itu berteriak dengan marah dan hendak membuka botol asam sulfat dan melemparkannya ke arah Soraya Lindsay.      Maria Selena dan Soraya Lindsay ketakutan melihat pasien itu yang semakin bringas. Jika terkena sedikit saja cairan asam sulfat, kulitnya akan gosong, apalagi terkena satu botol. Melihat hal ini, Sansan Care
last updateLast Updated : 2022-02-03
Read more

Bab 214

     Sansan Carell melihat bahwa pria itu telah memegang pisau di tangannya, dan telah mengangkatnya, siap untuk menusuknya di area dada. Sans merasa ketakutan sehingga dia dengan cepat mengangkat tangannya untuk memegangnya. Dia menggunakan tangan kanannya lagi dan menagan pisau itu agar tidak terkena badan yang lain. Luka tangan sebelumnya belum pulih sepenuhnya, dan sekarang ia terkena tusukan kembali ditangannya.      Sansan Carell mengerutkan kening karena kesakitan, tetapi dia tidak bisa merasa rileks sekarang, jika lengah saja, dia akan mati. Pria itu menurunkan pisaunya dengan penuh semangat, dengan wajah mengerikan, bersumpah untuk menusuk pisau itu ke tubuh Sansan Carell.      “Jangan!” Soraya Lindsay berteriak ketakutan. Terlihat, air mata mengalir di pipinya dengan tenang.      Ini adalah pertama kalinya Maria Selena melihat Soraya Lindsay sangat peduli pada Sansan Carell. Perasaan ini se
last updateLast Updated : 2022-02-03
Read more

Bab 215

     “Suamikuu!” Soraya Lindsay berseru dan melompat.      Sansan Carell tertidur dan tidak mendengar suara Soraya Lindsay. Soraya Lindsay berjongkok di tepi sofa dan mengulurkan tangan untuk melihat tangan Sansan Carell. Sekilas, dia melihat luka panjang dan dalam di telapak tangan dan luka di sisi bekas jahitan sebelumnya.      Melihat luka yang dipenuhi darah, Soraya Lindsay menangis, “Bodoh!”      "Sudah tahu ada luka di tangannya, masih saja ingin mati, pasti tadi tubuhmu gemetaran karena luka ini kan!" gumam Soraya.      Soraya Lindsay sedikit menyalahkan diri sendiri, dia hanya memedulikan amarahnya. Tetapi lupa bahwa Sansan Carell telah bertengkar dengan pasien gangguan jiwa. Dan dia lupa bertanya kepada Sansan Carell, apakah dia terluka.      Melihat Sansan Carell yang sedang tidur nyenyak, dia marah dan tertawa di dalam hatinya. Akhirnya dia ban
last updateLast Updated : 2022-02-03
Read more

Bab 216

     Soraya Lindsay menggelengkan kepalanya, “Ngomong-ngomong, aku sudah minta izin. Aku akan pergi denganmu. Selain itu, bisakah kamu mengemudi dengan tanganmu seperti ini?”     “... Tidak apa-apa.” Sansan Carell mengangguk. Tidak masalah kalau dia tetap pergi ke rumah Keluarga Lindsay.     Setelah Soraya Lindsay masuk ke mobil dan bertanya kemana dia akan pergi, Sansan Carell menjawab, “Industri Grup Lindsay.”     “Grup Lindsay? Apa yang akan kamu lakukan di sana?”     Sansan Carell tidak punya pilihan selain mengatakan yang sebenarnya, “Sebenarnya, aku membeli Grup Lindsay atas nama Grup Hour hari ini.”     Soraya Lindsay terdiam sejenak, lalu mereka pergi. Sampai sekarang, mood Soraya Lindsay masih agak rumit, apalagi sekarang Grup Lindsay akan diakuisisi oleh Grup Hour. Terlalu banyak yang t
last updateLast Updated : 2022-02-04
Read more

Bab 217

     Zam Lindsay marah, “Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Siapa yang memberitahumu ini?”     Kakek Lindsay mengerutkan kening, “Wans, ini memang tidak pantas, dan tidak sesuai dengan aturan.”     Wans Lindsay melirik keduanya dan tiba-tiba wajahnya menjadi suram lalu mengatakan, “Sekarang aku adalah ketua Grup Lindsay, aku yang menentukan. Jika kalian tidak setuju, kalian harus setuju. Tidak ada ruang untuk membantah.”     “Jika ada di antara kalian yang tidak setuju, aku tidak keberatan mengeluarkan kalian dari Keluarga Lindsay!”     “Kamu!” Zam Lindsay menampar Wans dengan marah.     Wans Lindsay ditampar dengan keras dan memelototi Zam Lindsay.     “Beraninya kamu memukul ketua?”     Zam Lindsay mencibir, “Kenapa jika aku mem
last updateLast Updated : 2022-02-04
Read more

Bab 218

     Kakek Lindsay menunjuk Sansan Carell dengan marah, tiba-tiba ia bereaksi, “Kamu ... kamu! Apakah kamu ketua Grup Hour?”     “Benar.” Sansan Carell mengangguk ringan.     Kakek Lindsay terdiam beberapa saat, menatap Sansan Carell, dan mengatakan dengan dingin, “Apakah kamu bergabung dengan anak pemberontak Ken Lindsay untuk mempermainkanku? Oke, oke, hebat! Kalian berdua, tidak menganggapku sama sekali!”     “Kamu bisa mendengarkan ini dengan jelas, cepat kembali dan beri tahu anak pemberontak itu. Sekarang setelah Grup Hour akan mengakuisisi Grup Lindsay, aku tidak akan pernah mengakui dia sebagai putraku, biarkan dia mati!”     Sansan Carell tidak berdaya, “Aku benar-benar ketua Grup Hour.”     “Huh!” Kakek Lindsay tidak percaya.     Sansan Carell harus me
last updateLast Updated : 2022-02-04
Read more

Bab 219

     Pada saat yang sama, Kakek Lindsay di belakangnya buru-buru mendekat dan mengangguk, “Ya, Soraya, kakek salah sudah mengatakan begitu kejam,tolong jangan dimasukkan ke hati.”     Soraya Lindsay kaget, dan sikap Kakek Lindsay membuatnya tersanjung, dan dia tanpa sadar menatap Sansan Carell. Apa yang dikatakan Sansan Carell pada Kakek Lindsay? Sikapnya berubah begitu cepat, kan?     “Tidak apa-apa, kakek.” Soraya Lindsay menjawab sambil tersenyum.     Sansan Carell menepuk tangan Soraya Lindsay, matanya berkedip sedikit, dan kemudian dia mengatakan kepada Kakek Lindsay, “Bolehkah aku meminjam ruang konferensimu sebentar saja?”     “Tentu saja boleh.”     Kakek Lindsay terhuyung-huyung untuk menuntun Sansan Carell masuk ke dalam ruangan, yang membuat Soraya Lindsay semakin bingung. Bagaimana perasaannya ba
last updateLast Updated : 2022-02-06
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
78
DMCA.com Protection Status