Beranda / Romansa / GODAAN PRA NIKAH / Bab 11 - Bab 20

Semua Bab GODAAN PRA NIKAH: Bab 11 - Bab 20

59 Bab

Selamat jalan Ilma

Duniaku hancur, satu sahabatku pergi. Aku merasa seorang diri.“Sabar Nay, ikhlaskan Ilma ya sayang. Dia sudah bahagia” kata-kata lembut itu membangunkankuAku memeluk sosok itu. Entah dari kapan ibu sudah berada di sini. Dibangku tempatku tergeletak.“Ilma bu, Ilma. Kenapa harus Ilma bu??!” Aku semakin histeris“Ssttt sudah sudah” ibu memelukkuMas Deni sedang ikut mengurus jenazah Ilma. Sementara aku tak tega jika harus melihat sahabatku sudah dalam keadaan dingin. Tiba-tiba emosiku mencuat, ku pandang Mei yang masih saja duduk.“Seneng kamu? Kamu mau tertawa? Kalo kamu dulu nggak egois Ilma nggak akan kaya gini. Bu dhe nggak akan kena strok. Ilma tidak harus pontang panting kerja disaat hamil karena harus menutup hutang ibunya” gerutuku“Nay, aku nggak tau kalo kehidupan Ilma berubah drastis setelah bu dhe tidak bekerja di tempat papa” bela Mei“Karena kamu tida
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-16
Baca selengkapnya

kebetulan

Tiga hari kepergian Ilma rasanya masih seperti mimpi bagiku. Aku masih di rumah sakit menunggu si kecil dengan bolak-balik pulang untuk mengurus keperluan pernikahanku. Mas Radit selalu menemaniku di rumah sakit. Hari ini kami berencana mengantar undangan. Memang ada beberapa undangan yang sengaja kami antar sendiri karena kami pun harus meminta do’a restu kepada yang bersangkutan.Sebenarnya aku agak canggung saat bertemu beberapa rekan dari calon mertuaku. Tapi kusampingkan perasaan itu.“Oh ini calonnya Radit ya? Wah cantik sekali. selamat ya, tante do’akan acaranya lancar” kata tante Asri saat kami berkunjungSesekali aku melirik sekitar, dekorasi rumah semi eropa seolah menggambarkan kalau sang pemilik dari golongan menengah ke atas. Beberapa pajangan mewah pun tampak berderet di sebuah lemari pajangan.“Hen, sini nak bentar!” teriak tante Asri“Mungkin nama anaknya Heni” benakku“ada apa tan” tanya seorang oemud
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-07
Baca selengkapnya

wasiat

Motor mas Radit berhenti tepat di depan rumah Ilma. Aku mengajaknya masuk namun ia menolak dengan alasan pekerjaan. “Eehh ada tante Nay!!” teriak seseorang dari arah pintu rumah. Orang itu duduk diatas kursi roda dengan memangku bayi kecil. “Aaaa Tiara sayaaang!!!” teriakku berlari menyambut sang bayi Mas Radit pergi, bahkan tanpa menyalami ibu Ilma. Rasanya tak enak hati melihat tingkah laku mas Radit. Ia yang berwibawa dan sangat sopan santun seakan menjadi orang lain yang tak peduli pada sekitarnya. Ia kini menjadi pria dingin dan murung entah apa yang membuatnya berubah. aku melambai pada calon suamiku dan masuk kedalam rumah mas Deni.Di dalam rumah, masih terpajang foto-foto almarhum Ilma. senyumnya masih hangat mewarnai ruangan. hanya saja, rasanya wajahnya terlalu menyakitkan untuk aku tatap."huuuft" aku menghelaTerdengar suara tangis Tiara dari kamar belakang. aku bergegas menemuinya."ututuuu ana
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-08
Baca selengkapnya

membingungkan

aku pergi, menjauh sebisaku. aku bingung apa yang harus aku lakukan. Entah kepada siapa aku menceritakan dan keputusan seperti apa yang harus aku ambil.Lututku terasa nyeri. Aku tak ingat seberapa jauh aku berlari. Langkahku terhenti di sebuah taman dengan hamparan danau ditengahnya. kubasuh mukaku sembari menghela nafas. Perasaan kecewa masih menggelayutiku. "keringkan mukamu!" seseorang menyerahkan selembar tisuAku menoleh kearah tangan di sebelahku."Hendi? kamu ngapain di sini?" tanyaku dengan nada masih terisak"lah, kan emang aku ngikutin kamu dari depan komplek rumah mas Deni" jawab Hendi entengAku tak menjawab lagi. Rasanya Banyak sekali hal yang ingin kuceritakan padanya. Banyak hal yang akan ku adukan. Tapi aku harus mulai dari mana? hingga hanya air mata yang lebih dahulu keluar sebelum aku mengucapkan apapun."Mas Deni itu orang baik, baik sekali menurutku. Dia akan menyayangi dan membimbingmu. Ilma
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-10
Baca selengkapnya

Rumah tetaplah rumah

"saya harus mencari Nayra bu, udah hampir maghrib saya khawatir dengan keadaannya" singkat Radit "ati-ati ya Dit, kabari ibu apapun itu. ketemu atau tidak kamu harus tetap memberitau ibu" pinta Ibu"pasti bu, Radit janji akan cari Nayra sampai ketemu" Radit bergegas, langkahnya begitu terburu-buru. Ia berlalu meninggalkan Ibu Nayra yang masih memperhatikan mobilnya dari kejauhan.****Gerimis turun senja itu, langit sudah gelap tertutup mendung, bunyi klakson terdengar bising seakan beradu suara saling menunjukkan bahwa si empunya kendaraan sedang diburu waktu.Memang, jam pulang kantor selalu diwarnai pemandangan demikian. Bagi mereka yang belum terbiasa pasti akan melelahkan. Tapi, mereka yang setiap hari melaluinya seakan seperti makanan yang setiap hari tersaji di penghujung hari. "kemana Kamu Nay??" batin Radittangannya tak berhenti menekan klakson. Pikirannya makin tak karuan. Wanita yang dicintainya kini menghilang. Bahkan kenyataan yang lebih
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-13
Baca selengkapnya

apa lagi?

" bu, aku nggak mau nikah sama mas Deni" isakku" iya Nay iya. besok kita bicarakan dengan Deni dan keluarga Ilma ya" bujuk ibuMalam ini terasa lebih panjang. tak seperti malam-malam sebelumnya. Aku meringkuk di temoat tidur, membelakangi ibu yang sengaja bermalam di kamarku. Beliau takut kalau-kalau aku nekat dan pergi lagi. Sedang Rifki dan Hendi masih terdengar bercengkerama di teras. Mereka seperti securiti kali ini."tinggal beberapa hari lagi Rif, kita harus nglakuin sesuatu biar semuanya terungkap. kasian Nayra." ucap Hendi"kasian atau memang kamu yang belum rela?" goda Rifki"heh !! aku serius. Bagaimana kalau sampai Nayra memilih orang yang tidak tulus seperti bajingan itu. aku nggak bakal biarin laki-laki seperti fia menyakiti Nayra" Hendi mulai menaikkan volume suaranya"ssttt nggak usah nge-gas kan bisa? kalo Nayra denger gimana?" gertak Rifki"emang kalo aku denger kenapa ki?" tanyaku mengag
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-15
Baca selengkapnya

tanpa kabar

"sudahlah, semua sudah ada jalannya masing-masing. kalaupun Nayra berjodoh dengan Radit, ya berrati itu yang terbaik untuknya" jawab ibu Ilma dengan berat****Hari menjelang siang, Aku sudah berada di gedung yang sebelumnya sudah aku dan mas Radit tentukan untuk acara pernikahan kita. Sebenarnya kami sudah booking, tapi aku hanya ingin memastikan sejauh apa persiapannya. Aku menemui pemilik WO memastikan beberapa hal."Ini sudah deal begini penataannya ya mbak Nayra?" tanya teh Nita, WO kepercayaan keluarga mas Radit."iya mba, saya suka banget yang ini. Simpel tapi elegan banget" jawabku dengan menunjuk sebuah gambar."kok mas Raditnya nggak ikut sih? padahal biasanya tiap survey tempat selalu nemenin?" tanya beliau lagi"mas Raditnya lagi ada urusan mbak, jadi sementara saya sendiri dulu hehe" jawabku asalEntah urusan apa dan seperti apa yang aku maksudkan. Karena hingga hari ini pesanku saja belum dibacany
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-18
Baca selengkapnya

setelah sekian

Yah! mas Deni, Rifki dan Hendi ternyata berteman cukup akrab tanpa sepengetahuanku. Rasanya terlalu banyak kebetulan yang sangat menyebalkan di sini.Sebenarnya hari ini aku ada janji dengan Mei. Dia mengajakku ke suatu tempat. Tapi ku sarankan hari esoknya saja. Jelas saja bukan karena lelah, tapi aku masih malas dengan wajahnya. Terlebih setelah semua yang aku dan keluarga Ilma lalui, Mei dan Hendi datang seperti tanpa salah."kami pamit pulang ya bu dhe, sekali lagi aku minta maaf" Sudah berapa aku mengucap permintaan maaf tapi seakan masih saja mengganjal. Karena ini sebuah wasiat yang sebenarnya harus ku lakukan."sudah Nay, kan tadi kita sudah sepakat nggak bahas itu lagi kan?" ibu Ilma memelukku hangat****Taman kota, pukul sembilan malam.Seorang wanita duduk di sebuah bangku dengan tangan menyilang di dada. Beberapa kali ditengoknya jam yang melingkar di pergelangan tangan."Meiiii !!!" Seseorang bert
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-18
Baca selengkapnya

hati ke hati

"aduuhh !!" Dini mengaduh, memotong kata-kata Mei. wajahnya meringis seperti menahan sakit. "terserah lah Mei. aku cuma mau kamu datang ke pernikahan aku jum'at ini. Aku cuma ngundang kamu, tapi kalo kamu mau ngajak Nayra atau yang lain ya nggak papa. aku permisi"Dini terburu-buru, Jalannya terhuyung dan segera menaiki sebuah mobil putih yang baru saja berhenti."Dia kenapa sih?"kok kaya pernah liat mobil itu yaa?"gumam Mei yang masih menahan kesal.Dia tidak habis pikir dengan jalan pikiran Dini, entah dimana letak kesalahan Nayra hingga dia begitu iri dengan apa yang Nayra dapatkan. Dia seperti penghubung yang harus menyatukan kedua sahabatnya. Tapi agaknya mustahil, karena semakin hari ego Dini makin menjadi.****Cafe chocolaria, pukul tiga soreAku sudah duduk di pojokan sebuah cafe menunggu Mei. Setelah berat hati menyetujui ajakan Mei untuk bertemu, aku akhirnya meng-iyakan saja dan kami memutuskan bertemu di tempat ini.Sudah hampir
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-19
Baca selengkapnya

Asing

Mei Mengantarku pulang, aku mengajaknya menginap di rumahku. Jelas saja dia sangat setuju, karena sudah sangat lama kita tidak seperti ini. Lagipun, Sekarang hanya Dia yang tersisa. Ilma sudah tiada, sedang Dini menghilang ditelan kesibukan yang nyaris tak pernah terlihat."Selamat malam tante, Nayra sama Mei ada?" Sebuah suara laki-laki dipintu masuk membuatku heran. siapa?"ayo Nay kita barbeque!!!" teriak Mei menarik tangankuDua orang pemuda tengah sibuk di halaman, ditambah ibu yang tak kalah heboh menyiapkan alat masak."ini apa? kok kalian di sini? bukannya biasanya nemenin mas Deni?" tanyaku "mas Deni lagi ada keluarganya. mereka baru aja sampe siang tadi. jadi kami mending nemenin kamu. sebelum jadi istri orang kan?" jawab RifkiHendi masih asik dengan tangannya yang menyiapkan panggangan. Mei membantu ibu menyiapkan karpet diteras. Sedangkan aku, berusaha menata pikiranku. karena hingga hari ini mas Radit bel
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status