Home / Romansa / Jodoh Dikejar, Kau Kudapat / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Jodoh Dikejar, Kau Kudapat: Chapter 31 - Chapter 40

69 Chapters

Benci dengan Pemikiran Sendiri

"Makan yang banyak, Mas, biar cepet pulih."Pagi ini Gala kembali berubah menjadi anak kecil. Sarapan kali ini disponsori oleh suapan demi suapan dari Gendis. Ini bukan kemauan Gala, melainkan Gendis-lah yang bersikeras untuk menyuapi lelaki itu. Seperti biasa, Gala yang tak bisa menolak keinginan Gendis hanya menghela napas pasrah. Padahal otot-otot tangannya masih berfungsi dengan baik. Menyuapkan makanan ke dalam mulutnya masih dapat Gala lakukan. Namun, jika Gendis sudah berkendak, Gala seakan menjadi kerbau yang dicocok hidungnya. Sangat menurut. Atau lebih tepatnya Gala memilih menurut. Sementara itu Gendis malah bersikap layaknya seorang ibu yang menyuapi anaknya sambil mengomel dikarenakan sang Anak makan terlalu lamban. "Kamu udah ngomong begitu puluhan kali, Dis," kata Gala setelah menelan makanan dalam mulutnya. Apa yang Gala ucapkan adalah fakta. Tanpa sadar Gendis sudah melontarkan nasihat itu berul
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Kamu Kuat

Sayang: Dis, maafin aku ya. Sayang: Aku tahu kalau ucapanku salah. Jadi, aku mohon maafin aku. Sayang: Dis.... Gendis melirik ke arah ponselnya yang tergeletak di atas meja. Ada notifikasi pesan yang masuk ke sana dengan nama Gala sebagai pengirim pesan  tersebut.Nama Gala di kontak ponselnya masih sama. Gendis belum mengubah nama Gala sekalipun status hubungan mereka sudah berbeda. Gendis tak punya waktu tuk melakukan hal itu. Atau mungkin perempuan itu memang sengaja tak ingin mengubahnya. "Huuuft." Gendis mendesah pelan. Ia masih tak habis pikir dengan apa yang terjadi padanya. Kepalanya terlalu penuh sehingga Gendis tak mampu berpikir. Hanya karena hal sepele Gendis dan Gala sampai berselisih paham. Ia tak tahu ucapan Gala yang benar-benar nyelekit atau memang dirinya yang memiliki ego besar dan hati sensitif. Atau mungkin saja karena Gendis juga memiliki sifat childish. Ketiga hal itu yan
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Cinta Tertolak Dukun Bertindak

Ada begitu banyak hal yang berseliweran di kepala Gala. Dari kemelut kisah cintanya, kecelakaan yang menimpa dirinya, dan harapan masih bisa bersanding dengan Gendis ikut andil menjadi 'pesorak'.  Tak bisa dipungkiri jika Gala pun masih ingin bersama Gendis. Hubungan yang mereka jalin membuat hubungannya mengakar kuat. Tak bisa dicabut begitu saja.  Belum lagi tambahan 'pupuk' berupa perhatian, kepercayaan, dan kesetiaan memicu ladang hati Gala dan Gendis semakin subur. Satu hal yang kini ada dalam benaknya adalah apakah ia akan mencoba untuk memperjuangkan cintanya, perempuannya?  "Maaf, Mas. Ini mau kemana ya?" Ucapan pelan Pak Narto yang merupakan sopir di keluarganya menarik Gala dari pikirannya. Lelaki itu menatap lelaki setengah tua yang terlihat kebingungan melajukan mobilnya.  Gala baru sadar jika dirinya tak hanya seorang diri. Memikirkan segala hal yang berkaitan dengan Gendis rupanya membuat Gala lupa akan sekita
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Senyum itu Milikku

"Ya ampun, Mas Gala." Mata Gendis membulat saat tahu jika Gala menjadi 'korban' dari keganasan sikutnya. Gerakan itu adalah spontanitas yang ia lakukan ketika ada seseorang yang memeluknya dari belakang. Tanpa mencari tahu siapa orang iseng tersebut Gendis melancarkan aksinya dengan memberi sikutan keras.  Gala masih mempertahankan ringisan kecilnya. Tak terlalu sakit sebenarnya. Namun rasa ngilu itu tetap ada. Mungkin karena tubuhnya yang belum fit sempurna atau memang karena sikutan Gendis cukup kuat. Entahlah Gala tak tahu.  Gendis merunduk tuk membantu Gala berdiri. Rasa bersalah menyelimuti hatinya ketika melihat Gala kesakitan. Gendis merutuki kebodohannya yang tak mencari tahu terlebih dulu 'tersangka' yang berbuat usil kepadanya.  "Duh, maaf, ya, Mas. Aku nggak tahu kalau yang meluk tadi kamu." Gendis berkata dengan nada penuh penyesalan.  Padahal jika dipikir-pikir ini bukan murni kesalahannya. Gala turut andil dal
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Pantang Mundur

Menikah menggunakan jalur alternatif. Ucapan Tante Tia beberapa hari yang lalu kini mulai mengusik pikiran Gendis. Perempuan itu baru saja selesai mandi setelah pulang dari Onilicius 20 menit yang lalu. Handuk basah masih menggulung rambutnya yang basah. Sangat segar sekali rasanya. Terlebih lagi, langit sore ini begitu bersahabat tanpa adanya mendung menyelimuti. Sangat selaras dengan hati Gendis yang penuh dengan perasaan kegirangan. Ya, semua itu karena Gala datang ke toko kue miliknya. Tak lupa dengan apa yang mereka lakukan sebelum akhirnya kepergok Alina yang dengan kurang ajarnya mengganggu kegiatannya dengan Gala. "Kayaknya aku harus ngomong deh sama Mama," gumam Gendis lirih.Ia bertekad dalam hatinya tuk mengungkapkan sebuah pemikiran yang mengganggu kepalanya sejak tadi. Bukan tanpa sebab Gendis ingin kembali mencoba peruntungan mengenai kisah asmaranya dengan Gala. Gendis sudah mendengar dari Gala se
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Pernikahan Tak Bisa Dimanipulasi

"Mama ada di mana, Mbok?"Perempuan tua yang tengah membereskan dapur itu terkesiap kaget saat suara Gendis yang tiba-tiba terdengar di belakangnya mengagetkannya. Mbok Las, sang asisten rumah tangga di rumah tersebut menoleh seraya mengurut dadanya naik turun. Di usianya yang tak lagi muda membuat Mbok Las mudah sekali terkejut. Terlebih lagi, ia hanya berada di dapur seorang diri. Tentu saja kehadiran Gendis membuat jantungnya berdetak cepat. "Ada di ruang baca kayaknya, Non," jawab Mbok Las setelah sadar dari keterkejutannya. Sebelum membereskan peralatan makan yang baru saja digunakan ia memang melihat Fatma berjalan ke arah ruang baca. Jadi, Mbok Las yakin jika majikannya tersebut berada di sana. Gendis mengangguk kecil. Perempuan itu berjalan ke arah rak peralatan makan dan minum lantas meraih cangkir dari sana. Semua gerak-geriknya tak luput dari penglihatan Mbok Las. "Ada yang bisa Mbok bantu, Non?" tanya Mbok Las lirih. "Nggak usah, Mbok. Gend
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bersama yang Lain

Gendis menatap pantulan tubuhnya di standing mirrors yang ada di kamarnya. Perempuan itu berbalik dengan posisi kepala menoleh ke arah kaca tersebut. Melihat bayangan bagian belakang tubuhnya tuk memastikan masih ada yang kurang atau tidak. Gendis merapikan rambutnya yang hari ini ia tata sedikit curly di bagian bawahnya. Bibirnya ia rapatkan sejenak agar lipstik yang ia poles barusan menjadi lebih rata. Senyum terkembang di wajah Gendis saat menyadari jika dirinya begitu cantik hari ini. Kalau kata Alea siapa juga yang akan memuji selain dirinya sendiri. Untuk itu Gendis tak malu memuji kecantikannya tuk sekedar melupakan kesedihannya. "Wuih, tumben udah cantik. Mau kemana dah?"Gendis menoleh ke arah pintu di mana Januar sedang mengawasi kegiatannya bersolek. Lelaki itu menyandarkan tubuhnya pada kusen pintu kamarnya. "Aku mau hangout sama Alea. Kenapa? Mau ikut?"Januar mengedikkan bahunya singkat. Mata lelaki itu masih menelusuri apa yang adiknya
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Girlsday Out

"Kamu tadi ngomong apa?""Hah?"Gendis terkesiap pelan saat Alea bertanya padanya tentang apa yang ia ucapkan. Gendis sendiri terlalu larut dengan orang yang baru ia lihat beberapa saat yang lalu. Sebenarnya ia tak ingin terlalu memikirkan Jalu dan perempuan yang bersama dengan lelaki itu. Semua itu bukanlah urusannya. Namun, entah mengapa pikirannya tetap saja tak bisa ia jauhkan dari hal tersebut. "Ngomong apaan?" kilah Gendis pura-pura tak tahu, "kamu salah denger kali."Gendis berusaha menampilkan raut yang biasa saja meski ia tak tahu apakah usahanya berhasil atau tidak. Terkadang ia sulit sekali membohongi orang-orang di sekitarnya terutama Alea yang pasti mengenalnya luar dalam. "Masa sih aku salah denger?" gumam Alea tanpa sadar. Meski tak langsung percaya dengan apa yang Gendis ucapkan, Alea tak kembali mencecar sahabatnya tersebut. Setelah makan siang, Alea mengajak Gendis menonton film yang baru saja diputar di seluruh bioskop di Indon
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Nggak Masuk Kategori

"Kira-kira kado apa yang cocok untuk perempuan seumuran Mama ya, Ngga?"Angga menggeleng dramatis. Ia menatap Gala dengan tatapan yang sulit diartikan. Wajahnya mengandung banyak arti. Dan Gala tak bisa menebak pikiran apa yang terlintas di kepala asistennya tersebut."Aku tahu kamu frustasi sama hubunganmu dengan Gendis, tapi...." Angga menghela napas panjang seolah ia sedang menanggung beban hidup yang sangat berat, "sejak kapan kamu jadi simpenan tante-tante, Gal?"Mata Gala melotot tajam saat telinganya mendengar kalimat yang Angga ucapkan. Ia meraih sesuatu dengan asal dan melemparkan benda tersebut ke arah Angga yang berhasil mengelak. Jika saja gerakan Angga kurang gesit bisa saja wadah kacamata baca milik Gala itu mengenai kepalanya. "Itu mulut sembarangan banget ngomongnya!" salak Gala tak terima. "Emangnya kamu pikir aku laki-laki apaan?"Ia tak percaya Angga bisa memiliki pemikiran yang sangat konyol. Gala tahu jika hubungannya dengan Gendis cukup rum
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Pikiran yang Terkontaminasi

Gendis terbangun dan menyadari jika rumahnya terlihat ramai. Ramai oleh pekerja yang sedang mendekorasi ruang tamu rumahnya. Pun dengan para ibu-ibu yang hilir mudik dan bisa Gendis pastikan jika mereka dari bagian konsumsi. Tak ingin mengganggu pekerjaan orang-orang membuat Gendis memutuskan pergi ke kamar Januar. Ia yakin jika Kakaknya itu juga masih bergelung di bawah selimut. "Abang."Gendis mengetuk pintu kamar Januar sambil memanggil si empunya kamar. Namun, tak ada jawaban ataupun suara dari dalam sana. "Non Gendis nyari Mas Janu, ya?"Gendis menoleh saat sebuah suara menyapa indra pendengarannya. Ia menoleh dan mendapati Mbok Lasmi–asisten rumah tangga di rumahnya membawa tumpukan baju. Perempuan paruh baya itu baru selesai menyetrika dan hendak menata ke tempatnya masing-masing. Gendis mengangguk. Ia menatap pintu kamar Januar yang setia tertutup dan Mbok Las secara bergantian. "Iya, Mbok. Abang masih di kamarnya, kan?""Mas Janu udah pe
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status