Wang Yang segera mengangkat tubuh Song Lin ke dalam pelukannya, membawanya ke luar menuju kereta kuda. Dayang istana yang mengikuti mereka terkejut melihat junjungannya pingsan. “Yang Mulia, Yang Mulia!” “Kita kembali ke istana!” teriaknya dari dalam kereta. “Panggil tabib istana ke kediaman selir.” Wang Yang berpaling pada ibunya. Wajah cantiknya mengkerut menahan sedih, kedua tangannya mengepal hingga buku jarinya memutih. Bulir keringat sebesar bulir jagung membasahi pelipisnya. “Ibu, jangan begini, Bu. Ada Wang Yang di sini yang akan menjagamu,” bisiknya seraya mengusap peluh Song Lin. Tabib istana sudah menunggu di samping ranjang ketika Wang Yang masuk membawa Song Lin. “Apa yang terjadi pada Selir Chu, Yang Mulia?” “Entahlah, tiba-tiba Ibu jatuh pingsan saat merapal doa.” “Biarkan hamba periksa lebih dulu.” Tabib itu meraih pergelangan tangan Song Lin dan meraba nadinya, diam sejenak merasakan irama denyut nadi k
Read more