Beranda / Romansa / Teman tapi Menikah / Bab 11 - Bab 20

Semua Bab Teman tapi Menikah: Bab 11 - Bab 20

117 Bab

Bab11. Bertemu Teman Lama

Riska diam di dalam pelukan Angga. Mencerna apa yang baru saja diucapkan Angga. "Benar juga sih, apa yang dibilang Angga," batin Riska.Riska kini telah paham, akan maksud dari kata-kata Anga. Namun, meskipun begitu, Riska yang terlanjur merasa malu, bertekad tidak akan mengaku.Jadi Riska masih mencari-cari alasan, untuk pembenarannya. "Masa aku kalau mau pergi kemana-mana harus nunggu kalian dulu sih. Kalian kan pasti juga sibuk. Aku juga nggak mau merepotkan kalian terus," alasan Riska."Kamu nggak merepotkan. Aku malah senang kalau kamu repotin, jadi aku merasa berguna," ucap Angga.Riska mendongak, menatap Angga. "Benar? Aku nggak merepotkan?" tanyanya."Iya. Aku jadi merasa berguna kalau kamu merepotkan aku." Tepat sepe
Baca selengkapnya

Bab12. Pertunjukan Kasih Sayang

Tidak mendapatkan respon dari Riska. Orang itu langsung duduk di kursi, yang berhadapan dengan Riska. Tanpa perlu repot-repot meminta izin terlebih dahulu. "Kamu minumnya masih es jeruk saja, kayak nggak ada minuman yang lain aja," ucapnya basa-basi. Melihat Sherly yang sudah duduk di kursi  di depannya. Riska terpaksa, memaksakan diri untuk menyapanya. "Sher, apa kabar?" tanya Riska tanpa minat. Orang itu bernama Sherly, dia salah satu teman SMA Riska. Meskipun Riska sebenarnya tidak suka dengan Sherly, tapi demi menjaga image, Riska mau menyapanya. Meskipun sejujurnya, Riska sangat enggan. "Kabar aku baik," jawab Sherly. "Eh, ngomong-ngomong, aku denger kamu udah nikah ya? Dan nikahnya sama Angga?" tanya Sherly.
Baca selengkapnya

Bab13. Galau

Sudah beberapa hari ini, Angga merasa jika ada yang berbeda dengan Riska. Terhitung sejak pertemuan mereka dengan Sherly beberapa hari yang lalu. Riska memang masih berbicara padanya seperti biasa. Namun, menurutnya, kini Riska tengah memikirkan sesuatu yang mengganggunya pikirannya. Sehingga membuatnya sering melamun belakangan ini. Seperti kali ini. Angga baru saja menjemput Riska dari butiknya. Mereka kini tengah berada dalam mobil, yang membawa mereka kembali ke kediaman nya. Angga melirik Riska yang tengah termenung, entah memikirkan apa. "Ris, kamu baik-baik saja?" tanya Angga. Sudah beberapa hari ini Angga menahan diri untuk tidak bertanya. Berharap jika Riska sendiri yang akan mengatakan, apa yang ada dipikirannya. Namun, pada akhirnya, Angga sudah tidak bisa menahannya lebih lama lagi.
Baca selengkapnya

Bab14. First Kiss

Angga menghapus air mata Riska. "Sensitif sekali hatinya," pikir Angga.Angga menenangkan Riska yang masih saja menangis. "Mungkin, ini karena Riska dari dulu sudah kita manjakan. Sehingga hatinya menjadi sangat sensitif," pikirnya.Begitu Riska sudah tenang Angga langsung bertanya. "Apa kamu sudah mencintaiku?""Aku tidak tahu! Tapi aku hanya ingin pernikahan sekali seumur hidup. Kamu sendiri juga yang bilang, kalau pernikahan kita akan menjadi yang pertama dan terakhir. Aku nggak mau hanya dianggap Adik sama kamu," ucap Riska.Riska sendiri belum yakin dengan perasaannya. Yang Riska rasakan selama ini, sayang? Iya, nyaman? Sudah pasti. Riska tidak pernah berpacaran, juga belum pernah merasakan jatuh cinta, jadi Riska tidak tahu bagaimana rasanya jatuh cinta.
Baca selengkapnya

Bab15. Setua Itukah?

Karena mereka semalam menginap di hotel. Pagi ini mereka akan langsung pergi ke tempat kerja masing-masing. Angga sudah mengabari orang rumah, jika semalam mereka menginap di hotel."Ga! Bajunya kok belum datang juga sih? Ini sudah jam tujuh lebih lho." Riska menunjukkan jam di ponselnya."Tunggu sebentar lagi ya!" ucap Angga.Mereka sudah selesai mandi, bahkan mereka juga sudah selesai sarapan. Tetapi, baju yang Angga pesan, belum juga datang."Tau gini, tadi aku minta Riri anterin saja dari Butik," ucap Riska."Lah! Terus kalau kamu minta di kirim baju dari butik, aku gimana dong?" kata Angga.Riska ingin membalas ucapan Angga. Namun, begitu teringat, jika butiknya hanya menyedi
Baca selengkapnya

Bab16. Kedatangan Randy

Jam enam lebih, Angga dan Riska baru sampai di rumah. Tadi setelah menjemput Riska, Angga mengajaknya dulu jalan-jalan sebentar ke taman kota.Setelah turun dari mobil, mereka melihat jika ada mobil yang terlihat tidak asing, terparkir di halaman rumah."Kayaknya kok nggak asing ya," pikir Riska. "Ga! Itu mobil siapa sih? Kok terlihat tidak asing?" tanya Riska.Angga melihat-lihat mobil itu, memang terlihat tidak asing. Tapi Angga lupa, pernah melihatnya di mana."Aku lupa, pernah lihat dimana," jawab Angga.Angga lalu menggandeng tangan Riska, berjalan masuk ke dalam rumah. "Ayo masuk! Kita lihat, siapa yang datang," ucap Angga.Setelah membuka pintu rumah, Angga melihat jika ter
Baca selengkapnya

Bab17. Menguji

Saat makan malam pun, Riska masih bersikap judes dengan Randy.Riska hanya berbicara pada Kakek dan juga Papanya. Sesekali dengan Angga. Bahkan Riska juga mengabaikan Fajar."Ris! Mau rendangnya dong. Tolong ambilin!" pinta Randy.Riska melirik Randy sebentar. "Ambil sendiri!" balas Riska.Padahal letak rendangnya berada persis di depan Riska. Namun, karena Riska masih kesal dengan Randy, jadi dia menjawabnya dengan judes."Ris!" Rosyad memperingati Riska."Tidak apa-apa Om! Aku ambil sendiri saja," balas Randy kikuk."Riska! Geser rendang di depanmu!" Tidak melihat tanda-tanda Riska akan memindahkan rendang di depannya. Rosyad lalu me
Baca selengkapnya

Bab18. Hasrat

Pagi harinya, Angga benar-benar melihat mata Riska yang  membengkak. Angga mengusap pelan mata Riska yang bengkak. Merasa bersalah."Alamat kena ceramah lagi ini mah!" batin Angga.Riska dari tadi bangun tidur, tidak berani mengucapkan sepatah katapun. Dia hanya diam, menerima apapun yang dilakukan Angga padanya."Maaf!" ucap Angga tiba-tiba.Riska heran, mengapa Angga meminta maaf padanya. Bukankah semalam kesalahan ada padanya."Jangan minta maaf! Aku yang salah. Maaf!" balas Riska.Angga merasakan perasaannya tidak karuan. Niatnya semalam hanya ingin sedikit menguji Riska. Namun malah jadi seperti ini.Walaupun
Baca selengkapnya

Bab19. Ciuman yang Sesungguhnya

Sore harinya. Mereka melihat sunset bersama di pinggir pantai. Menggelar tikar untuk mereka duduki bersama.Riska yang duduk bersandar di dada bidang Angga. Melihat ke atas. Betapa indahnya sunset yang tengah mereka saksikan.Langit yang menjadi begitu sangat menakjubkan, bersamaan dengan hilangnya sang surya."Indah banget ya Ga, sunsetnya!" ucap Riska.Angga membenarkan ucapan Riska. Dan dengan senang hati, Angga memeluk Riska yang bersandar di dadanya."Sangat indah," balas Angga. "Apalagi, melihatnya berdua denganmu," lanjutnya dalam hati."Angga," panggil Riska ragu-ragu."Ada apa? Hmm?" Angga mempererat pelukannya, sesekali juga
Baca selengkapnya

Bab20. Malam yang Panjang

Pagi harinya. Angga bangun tidur terlebih dahulu. Saat membuka matanya, hal pertama yang dilihatnya adalah wajah cantik Riska yang masih tertidur.Semalam adalah malam yang sangat membahagiakan untuknya. Hubungannya dengan Riska menjadi semakin lebih dekat.Angga mengangkat tangannya yang masih memeluk Riska. Dia merapikan Rambutnya yang berantakan. Melihat wajah polos Riska, Angga tidak henti-hentinya menyunggingkan senyum di bibirnya.Riska yang tidurnya merasa terusik, kemudian membuka matanya. Hal yang pertama kali dilihatnya adalah wajah Angga yang sangat dekat dengannya, dan juga senyum manis yang tersungging di bibirnya."Pagi!" Angga mencium bibir Riska sekilas.Riska melotot menatap Angga. Tidak percaya dengan apa ya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status