"Mae, Mae!" Teriak Mak Piah dari halaman rumah Satria. "Mak Piah teriaknya kenceng banget itu, Bu, pasti gigi palsunya masih dipakai, hi hi hi ...." Satria tertawa mengingat gigi Mak Piah yang terkadang lenyap tak bersisa. Brak!"Duh, kaget!" Bu Mae mengusap dadanya saat Mak Piah sudah mendobrak pintu rumahnya. "Ada apa, Mak? Mak sesek lagi? Duh, makanya jangan teriak-teriak, udah tahu umur tinggal seperlapan, dikit lagi habis, masih aja teriak. Ada apa?" Bu Mae menuntun Mak Piah untuk duduk di sofa ruang tamu. Nenek penuh misteri itu tengah terengah-engah karena lelah berlari. "Sat, ambilkan air, cepat!" "I-iya, Bu." Satria melesat ke dapur untuk mengambilkan air putih hangat untuk Mak Piah."Ini, Bu." Bu Mae menerima gelas dari tangan putranya, lalu memberikannya pada Mak Piah."Ah ... ah ... panas!" Puk!"Gue suruh ambil air hangat, Satria, kenapa lu kasihnya air mendidih! Ku
Last Updated : 2022-01-07 Read more