Haya dibawa ke klinik terdekat karena pingsan setelah terbentur dinding got. Belum lagi Samudra yang luka lecet dan harus dimandikan , kemudian diganti pakaiannya karena kerendam air got. Untunglah hanya bagian badannya saja, tidak sampai mengenai wajahnya.
Satria merasa sangat bersalah sekaligus marah dengan dirinya sendiri. Karena emosi, ia terlalu keras mendorong tubuh Haya yang hendak melerai, sehingga wanita itu kembali terluka dan tubuhnya terendam air got yang bau yang berwarna sangat kotor. Untunglah perawat mau membantu membersihkan tubuh Haya, mengganti semua pakaian Haya dan memakaikan baju pasien yang bersih.
Hek! Hek!
Samudra baru saja selesai diobati dan kini tengah digendong oleh Wahyu. Balita itu merengek mungkin karena rasa pedih akan lukanya dan bisa juga karena matanya yang mengantuk.
"Berikan padaku!" Satria mengambil Samudra dengan kasar dari tangan Wahyu. Bukannya tenang, Samudra malah semakin kencang me
Sepuluh menit sebelum Satria menghancurkan ponselnya.Di ruang perawatan Haya, Wahyu duduk di samping wanita itu sambil menimang Samudra yang sudah tertidur. Pria itu membiarkan Haya yang masih ingin menangis karena kekesalan serta kekecewaannya pada Satria."Saya sudah tidak ingin bertemu dengan Bang Satria lagi. Saya tidak mau tinggal di rumah pemberian Bang Satria. Bisakah Mas Wahyu mencarikan saya kontrakan? Yang satu kamar pun tidak apa-apa. Saya tidak mau berurusan lagi dengan lelaki yang bernama Satria. Nomornya juga sudah saya blokir," kata Haya dengan isakan yang pilu."Tidak boleh begitu, kenapa tidak ingin tinggal di sana lagi? Apa karena marah dengan Satria? Haya, ini saya memberikan saran saja, dalam keadaan seperti ini seringkali kita berpikir pendek dalam mengambil keputusan. Jika kamu ngontrak sendiri, darimana uang untuk membayar kontrakan? Jika kamu bekerja, bagaimana Samudra? Kamu masih sangat bergantung dengan Satria.Di ba
"Bu Mae, ini semua sudah mencoreng nama baik kampung kita. Maka dengan ini kami ingin Satria dan Mbak Salsa dinikahkan saja.""Waduh, gak bisa, Bu RT, Salsa masih berstatus istri walau tinggal menunggu ketok palu hakim pengadilan agama, tetapi tidak bisa dinikahi begitu saja dengan Satria. Tidak, saya tidak setuju," tolak Bu Mae tegas.Salsa dan Satria duduk dengan menundukkan wajah. Sambil menunggu kedua orang tua Salsa datang menjemput putrinya, Bu RT, Pak RT, dan Bu Mae, serta beberapa pejabat lingkungan setempat masih terus saja berdebat tentang tindakan mesum yang dilakukan oleh Satria dan juga Salsa.Suara mobil berhenti di depan rumah. Semua orang menoleh ke asal suara dan menanti siapa yang turun dari mobil mahal itu. Ternyata kedua orang tua Salsa yang tersenyum dengan canggung saat semua pasang mata menatap suami istri itu dengan penasaran."Assalamualaikum, maaf, kami terlambat datang, Bu," sapa Juwi dengan menebalkan wajahnya
Kabar bahwa Satria dan Haya yang digrebek Bu RT, sampai juga kepada Haya. Ada foto dan juga video yang dibagikan Bu Fitri perihal perbuatan yang membuat malu kampung mereka, tentang sepasang lelaki dan perempuan yang masing-masing masih memiliki pasangan, tetapi telah berbuat mesum.Haya hanya menggelengkan kepala sambil berdecih sebal. Ada rasa cemburu di hatinya karena ia masih menyimpan sedikit rasa cinta pada Satria, tetapi ia tidak boleh memperlihatkannya dan ia harus ikhlas dengan semua yang terjadi.Mungkin mereka berdua memang berjodoh. Saya sudah mengira bahwa Salsa menyukai Bang Satria. Murahan! Di saat Bang Satria masih berstatus suami orang, tetapi tetap saja menggoda. Berarti Mbak Salsa pelakor. Batin Haya geram.Ia mengambil ponsel untuk mengirimkan pesan pada Salsa. Nomor wanita yang sempat ia blokir, kini ia buka kembali untuk menumpahkan segala kekesalannya.Berciuman dengan lelaki yang masih berstatus suami orang adalah
Sepulang dari menyelesaikan semua urusannya bersama Bu Mae dan juga mengontrol keuangan toko kue milik sang Bunda. Salsa baru sempat menyalakan ponselnya yang ternyata kehabisan baterai. Ia menyambungkan charger untuk mengisi daya di ruangan utama di butik daster miliknya. Sambil menunggu ponsel menyala dengan sempurna, Salsa pun ke ikut meyambut tamu dan melayani mereka dengan sangat baik."Bagaimana hari ini? Apa tadi pagi juga ramai?" tanya Salsa pada salah satu karyawannya."Eh, Ibu, iya, Bu, hari ini sedang ramai. Sejak ikut promo endors di Instagram sesuai arahan Bu Salsa, Alhamdulillah sekali toko kita ramai terus sejak seminggu ini. Laporan kasir juga bisa Ibu lihat. Berkah dan melimpah, Bu," jawab di Karyawati dengan senyuman senang."Alhamdulillah, oke, terima kasih, kamu boleh bekerja kembali. Layani semua pembeli dengan baik.""Siap, Bu. Oh, iya, ada pesenan batik karyawan BUMN sebanyak seratus pcs, Ibu bisa baca file pengaju
Hari pun berganti bulan. Hubungan Satria dan Salsa semakin dekat, baik secara mereka pribadi maupun kedua orang tua mereka. Jika Salsa sudah resmi bercerai dan tinggal menunggu masa Iddah satu bulan lagi, maka Satria baru saja mendapatkan akta cerai yang dikirimkan pengadilan agama ke rumahnya.Sidang berlangsung sangat cepat dan juga lancar, karena Haya tidak pernah datang. Hanya Satria dan Bu Mae saja yang selalu menghadiri sidang perceraian itu. Haya pun juga sudah tidak tinggal di rumah pemberian Satria karena terlanjur sakit hati dengan Satria yang akan menikah dengan Salsa.Tidak ada yang tahu kemana perginya Haya, termasuk Wahyu yang sering bersama dengannya. Haya benar-benar bak hilang ditelan bumi. Satria pernah mencoba mencari karena khawatir dengan keadaan mantan istrinya dan anak sambungnya itu, tetapi lelaki itu tak menemukannya di manapun.Jika Minggu kemarin, Satria yang berkunjung ke rumah Salsa, maka Minggu ini giliran Salsa ya
Acara pernikahan Satria dan Salsa semakin dekat. Semua persiapan hampir seratus persen terlaksana. Mulai dari gedung, catering, baju pengantin, seragam among tamu, undangan, dan segala macam perintilan berkaitan dengan proses akad nikah dan resepsi hampir rampung.Satria sudah tidak diperbolehkan bertemu dengan Salsa sepuluh hari menjelang pernikahan. Entah apa alasannya? Yang jelas Bu Mae dan Juwi sudah sepakat, bahwa Salsa dan Satria tidak boleh keluar rumah dan bertemu sejak sepuluh hari sebelum hari-H.Satria hanya bisa uring-uringan di kasur karena rasa rindu yang teramat berat dengan Salsa. Lewat video call dan pesan WA-lah keduanya melepas rindu. Itu pun menjelang lima hari menikah, ponsel Satria dan Salsa akan disita oleh kedua orang tua masing-masing."Bu, emangnya kenapa saya gak boleh ketemu Salsa sih? Masih sepuluh hari lagi loh. Tega banget, saya kan rindu, Bu," rengek Satria pada Bu Mae yang sedang merapikan undangan pernikahan anaknya
"Mae, Mae!" Teriak Mak Piah dari halaman rumah Satria."Mak Piah teriaknya kenceng banget itu, Bu, pasti gigi palsunya masih dipakai, hi hi hi ...." Satria tertawa mengingat gigi Mak Piah yang terkadang lenyap tak bersisa.Brak!"Duh, kaget!" Bu Mae mengusap dadanya saat Mak Piah sudah mendobrak pintu rumahnya."Ada apa, Mak? Mak sesek lagi? Duh, makanya jangan teriak-teriak, udah tahu umur tinggal seperlapan, dikit lagi habis, masih aja teriak. Ada apa?" Bu Mae menuntun Mak Piah untuk duduk di sofa ruang tamu. Nenek penuh misteri itu tengah terengah-engah karena lelah berlari."Sat, ambilkan air, cepat!""I-iya, Bu." Satria melesat ke dapur untuk mengambilkan air putih hangat untuk Mak Piah."Ini, Bu." Bu Mae menerima gelas dari tangan putranya, lalu memberikannya pada Mak Piah."Ah ... ah ... panas!"Puk!"Gue suruh ambil air hangat, Satria, kenapa lu kasihnya air mendidih! Ku
Sepuluh hari sudah berlalu dan ini adalah momen yang paling ditunggu oleh semua orang, termasuk Satria, Salsa, wa bil khusus para pembaca.Satria tidak bisa tidur sejak semalam karena menantikan hari ini. Jangankan tidur, berbaring pun ia resah. Menjelang melakukan pernikahan ke-9, baru kali inilah ia sangat merasakan aneh pada tubuh dari dirinya. Seolah-olah ini adalah pernikahan pertamanya, padahal ini udah yang kesembilan kalinya.Setelah salat subuh dan perias pengantin datang, Satria terus terjaga dan matanya juga sama sekali tidak mengantuk. Ia pun dirias dengan cepat karena aura wajah Satria berbeda dan lebih tampan. Perias tak perlu terlalu heboh mendempul wajah Satria karena Satria sudah sangat tampan.Beskap berwarna gold pilihannya dan Salsa yang dipakai untuk acara akad dan resepsi. Jas hitam nanti juga akan dikenakan untuk resepsi saat sore hari. Mengingat ini adalah pesta spektakuler yang dilangsungkan Bu Mae selama tiga belas jam. Berl