Besok paginya gue terbangun dengan kepala pening, agaknya gue salah posisi tidur semalam. Gue lihat jam dan ternyata udah jam setengah enam pagi. Buru-buru gue mandi karena gue harus sudah di kantor di jam tujuh meski jam masuk adalah jam setengah delapan, karena hari pertama ini gue harus memberikan kesan yg baik kepada atasan gue. Selesai mandi gue bergegas mencari sarapan, pagi-pagi begini ada banyak penjual nasi uduk "dadakan" di depan kos, jadi gue nggak perlu repot-repot nyari sarapan. Seperti yg sudah gue bilang sebelumnya, penghuni kontrakan ini kebanyakan karyawan-karyawan pabrik. Lapak nasi uduk ini sudah dipenuhi antrian mereka yg hendak berangkat shif pagi. Gue pun berdiri di belakang antrian, dari sini gue bisa melihat pintu kamar gue di atas dan di tembok pembatas itu gue melihat dia, wanita yang kemarin gue temui di depan pintu kamarnya. Dia sedang memandang kosong seperti kemarin dan saat gue memperhatikan dia dengan ekspresi hampanya, gue jadi teringat suara tangisa
Baca selengkapnya