Detak jantungku seakan berhenti berdetak, ketika melihat mantan ibu mertuaku bersama Kak Hany."Em ... Ada apa, Bu, Kak?" tanyaku dari ambang pintu."Duduk dulu, Nduk. Tidak baik bicara dengan tamu sambil berdiri," ucap Ibu dengan menggandengku untuk duduk di samping Bapak.Aku berjalan tanpa melihat kearah mereka, luka yang mereka torehkan begitu dalam."Kami ... Kami ingin minta maaf denganmu, Hum." Kak Hany berkata dengan wajah yang menunduk.Kulihat dari ekor mataku, mantan ibu mertuaku itu mengusap buliran bening disudut matanya. Hatiku sedikit tersentuh dengan sorot ketulusan dari keduanya, karena nyatanya aku bukanlah seorang yang pendendam."Iya, Hum. Kami berdua minta maaf, begitu juga dengan Bapak dan ibu sekalian. Maaf atas sifat buruk kami kemarin," lanjut Ibu dengan menatap ketiga orang tuaku secara bergantian."Sudahlah, Bu. Kami semua sudah memaafkan, sekarang marilah kita memulai hidup kita yang baru deng
Read more