All Chapters of Penakluk Dewa: Chapter 81 - Chapter 90

Dia tak memikirkan orang lain yang ada di ruangan VIP nomor satu. Dia hanya berpikir kalau mendapatkan Kayu Pohon Pelangi akan sangat menguntungkannya. Seorang pria berpakaian mewah di dalam ruangan VIP nomor satu sedikit mengerutkan keningnya begitu suara lain mencoba untuk menawar Kayu Pohon Pelangi. Kedua mata gelapnya menatap ruangan VIP lain, dia bertanya pada pria yang ada di sisinya, "siapa orang yang ada di ruangan itu?"Pria itu menjawab, "kami tidak mengetahuinya, tuan. Kami akan mencarinya segera!""Kalian tidak mengetahuinya? Bukankah aku sudah mengatakannya padamu untuk mengirimkan surat kepada semua orang yang ada di dalam daftar VIP Pelelangan Sutera Biru?! Seharusnya mereka tak menyela harga yang aku tawarkan!""Mulanya ruangan VIP itu kosong, tuan. Kami sudah memeriksanya kemarin, tapi sepertinya ada tamu khusus dari pelelangan itu sendiri sampai menempatkan tamu itu did dalam ruangan VIP.""Sialan! Kayu Pohon Pelangi itu san

Pemilik pil itu sendiri yang tak lain adalah Hao Li tertawa keras di dalam ruangannya. Dia tak pernah mengira kalau Pil Pembentukan Pondasi yang biasa dia makan akan bernilai 24 juta koin emas. "Aku kaya! Aku bisa membeli semua bahan untuk membuat Ramuan Pembersih Tulang tanpa khawatir sekarang!"Menjadi kuat adalah prioritasnya, tak ada yang lebih penting selain berlatih dan terus berlatih. Dia harus membalaskan dendam kedua orang tuanya secepat mungkin, tak mungkin baginya untuk terus membiarkan semua dalang di balik kematian kedua orang tuanya terus hidup di bawah langit yang sama dengannya. Pelelangan telah berakhir, aula pelelangan kembali sepi. Ling Tao menghampiri Hao Li yang ada di ruangannya seraya membawa Kayu Pohon Pelangi yang dibeli oleh Hao Li. "Tuan, ini adalah Kayu Pohon Pelangi yang sebelumnya tuan beli. Semua koin emas yang tuan dapatkan telah disimpan ke dalam kartu ini, sebelumnya telah kami kurangi dengan harga Kayu

Kedua mata Hao Li berbinar begitu dia mendengar perkataan gadis itu, tanpa keraguan sedikitpun, Hao Li mengeluarkan tekanan dari tingkatan Kondensasi Qi tingkat kesembilan. Xia Fei melebarkan kedua matanya begitu dia merasakan tekanan luar biasa yang berasal dari pemuda di depannya. Dia berkata tak percaya, "kau seorang kultivator tahapan Kondensasi Qi tingkat kesembilan?!"Sebagai jawaban, Hao Li hanya menganggukkan kepalanya singkat. "Sempurna! Aku sendiri berada di tahapan keempat, tapi kau sudah berada di tahapan kesembilan! Jika kita tidak bertemu dengan bandit yang memiliki kekuatan tingkat kesembilan atau tahapan Pembentukan Pondasi, maka semuanya akan baik-baik saja.""Jika aku boleh bertanya, kalian akan pergi ke kota apa?"Xia Fei menjawab, "kami akan pergi ke kota Jiangxu di wilayah barat. Sebelum itu biarkan aku memperkenalkan diriku, aku Xia Fei, dan aku sedang bersama ayahku untuk mengirimkan barang pesanan ke kota Jiangxu

Hao Li dengan cepat pergi ke sisi timur hutan. Setelah berjalan lima menit, dia menemukan pohon dengan batang selebar tiga pelukan orang dewasa. Tingginya sendiri diperkirakan lebih dari 100 meter. Itu adalah pohon tertinggi yang pernah Hao Li lihat sebelumnya. Suara Naga Putih kembali terdengar, "ini adalah Pohon Bulan. Saya tak mengira pohon ini akan tumbuh di sekitar sini, sepertinya Buah Spiritual yang saya rasakan adalah Buah Bulan berusia 1.000 tahun. Pohon Bulan hanya akan berbuah 100 tahun sekali, dan biasanya sekelompok orang yang mengetahui keberadaannya akan langsung memetiknya dan memakannya.""Lalu mengapa tidak ada satupun orang yang memetik Buah Bulan berusia 1.000 tahun itu? Dengan aliran spiritual yang dikeluarkannya, seharusnya orang-orang kuat yang melewati hutan ini akan dapat merasakannya."Suara Naga Putih untuk sejenak tidak terdengar, dia kembali berkata, "terdapat formasi yang menahan aura dari Pohon Bulan ini. Namun sayangnya, for

Meski dia telah hidup selama jutaan tahun lamanya, Naga Putih hanya memiliki satu tugas, yaitu menjaga Inti Semesta bersama dengan delapan saudara lainnya. Dia tidak berpetualang seperti Hao Li, semua kekuatannya dia dapatkan dari pertarungan yang tak terhitung jumlahnya. Hao Li mengerti, dia membuka kantongnya dan mengeluarkan Kayu Pohon Pelangi. Semilir angin malam membuat dedaunan di Pohon Bulan itu saling bergesekan, menghasilkan suara gemerisik nyaring. Perlahan dia meletakkan Kayu Pohon Pelangi itu di bawah Pohon Bulan. Seketika cahaya warna-warni layaknya pelangi keluar dari Kayu Pohon Pelangi, sinar pelangi itu dalam sekejap menyelimuti seluruh Pohon Bulan. Badai kecil tercipta di sekitar Pohon Bulan, sinar pelangi terus menerus mengitari Pohon Bulan, sampai tak lama kemudian sinar itu terus mengecil. Sinar pelangi itu hilang begitu ukuran Pohon Bulan menjadi hanya sebesar kepala orang dewasa. Sebuah kayu berwarna biru tua