"Ran, aku harus meeting." Heru melihat ke arah pergelangan tangan. Di mana sebuah arloji terlilit di sana."Hem?" Dahi Rani seketika mengerut. Berpikir, sikap suaminya sangat aneh. Sudah tahu ada acara sepenting sekarang, malah mau pergi."Tap ...""Kamu mau ditinggal?" Heru tak ingin berdebat."Ah, nggak." Rani menyahut cepat. Dia akan merasa canggung berada di antara keluarga barunya ini. "Malam-malam begini, apa iya meeting, Yah?""Ya, karena klien ayah hanya bisa bertemu malam, jadi manajer ayah mengaturkan waktunya saat makan malam." Heru mengemukakan alasannya."Oh, begitu." Rani manggut-manggut."Kalau gitu, aku pamit Laila dulu.""Ya."Namun, belum lagi melangkah. Wanita itu ditahan oleh Aji. Melihat itu ada kecemburuan yang membuat Heru kesal."Ran, kita perlu bicara hal lain dengan orang tua Aris." Aji mengucap serius."Ayok, Ran. Aku tak bisa menunggu lama." Heru menyela."Oh, ya. Mas. Maa
Terakhir Diperbarui : 2024-10-29 Baca selengkapnya