"Tante senang kamu sudah bisa menerima David. Semua ini gak mudah nak, tapi terimakasih sudah bersedia memaafkan kami."Diana melemparkan senyum hangat, ibu dua anak itu tidak tahu harus bagaimana saat berhadapan langsung dengan Laras.Perasaan bersalah, kecewa, sedih, dan kesakitan lainnya benar-benar membuatnya sesak setiap kali mengingat kejahatan putranya.Selama ini, ia kira David sudah berubah. Melihat sendiri bagaimana putra sulungnya itu lebih mudah diatur saat lulus SMA, namun ia harus menelan pil pahit saat ternyata kebobrokan David baru ia ketahui beberapa Minggu yang lalu."Aku cuma manusia biasa Tante. Rasa-rasanya juga gak baik memendam benci terlalu lama. Apalagi ada Sasa diantara kami," ujar Laras dengan senyum lembut."Kamu memang perempuan baik nak. Maaf karena anak tante, kamu harus menanggung sakit sendirian."Diana berujar dengan sorot redup diakhir kalimat. Sebagai sesama wanita dia paham apa yang dulu dirasakan wanita
Read more