Home / Fiksi Remaja / Si Miskin Jadi Keren / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Si Miskin Jadi Keren: Chapter 51 - Chapter 60

72 Chapters

5. Susu Embe Gaje

"Anda menyukai Pak Kris?" tanya Ningsih menatap tajam Sumini. "Anda tidak perlu khawatir karena saya tidak tertarik padanya.""Bagus kalau lo sadar diri." Telunjuk Sumini menunjuk-nunjuk dahi Ningsih. "By the way, mandi sana! Badan lo bau pesing banget tau!" Sumini mendorong Ningsih hingga terjatuh. Kemudian wanita itu pergi begitu saja."What the hell! Dia nyamperin Kakak cuma buat ngomong kek gitu doang terus pergi? Sungguh sangat membagongkan!" ujar Tukijo berkomentar.Seketika Cecep dan Sugeng juga menjadi heboh. "Wah! Minta dipithes tu orang," Sugeng memperagakan tangannya seperti orang mencubit."Kita santet yok," ucap Cecep.Ningsih di sana duduk tenang melihat kamera CCTV sambil mengedipkan mata sebelah kanan."Nona bilang, tandai orang itu," ungkap Teguh melihat kode dari Ningsih."Hah? Maksudnya ditandai bagaimana?" tanya Tukijo."Kita akan memberinya pelajaran nanti."...Waktu demi waktu berlalu sampai
Read more

6. Salah sasaran

Dua tahun yang lalu, saat Teguh membereskan kejadian penculikan Markonah, Kirun berhasil melarikan diri dan menghilang. Beberapa hari ini dia kembali menampakkan batang hidungnya di perusahaan. Namun dia selalu menghindari pertemuan dengan Direktur. Jam makan siang pun telah tiba. Saatnya Geng Somelekete beraksi untuk memberi pelajaran kepada seorang lelaki brengsek bernama Kirun. "Di mana dia?" tanya Tukijo kepada Teguh. "Biasanya, dia makan di Restoran Gawe Wareg. Tapi, saya tidak tau mengapa dia berjalan ke arah sebaliknya," terang Teguh. "Tentu saja karena dia lagi bokek nggak dapet gaji. Dia pasti ke warseg sebelah." Tangan Cecep menunjuk ke arah timur. "Warseg? Warung sega?" Tukijo mengernyitkan dahi.*Sega=nasi "Yo i. Haha." "Tumben otak lo encer, Cep," imbuh Sugeng. "Cus ... langsung samperin!" Tukijo tidak menunda waktu segera mendatangi tempat tersebut. Sebelum itu, dia sempat meminta tolong kepada Marno ag
Read more

7. Cangcut siapa itu?

Pada jam makan siang, Ningsih beristirahat di bangku panjang depan toilet. Dia duduk dengan mata terpejam, posisi kedua tangan berada di atas perut. Seseorang mendatanginya, orang itu adalah Kris si Manager Marketing. "Pulas sekali," ucap Kris tersenyum memandangi wajah Ningsih yang tampak lelah. Tangan lelaki itu berlahan menyentuh rambut Ningsih dan membelainya. Ningsih menyadari seseorang berada di hadapannya. Wanita itu membelalakan mata dengan tiba-tiba. Kris terperanjat dan segera menarik tangannya. "Apa yang sedang Anda lakukan di sini Pak Manager?" tanya Ningsih mengkerutkan dahi. Kemudian dia bangkit dari tempat duduknya dan menatap lelaki tampan itu dengan tatapan dingin. "Emm, aku ... hanya ingin tau namamu. Jadi, aku menunggumu bangun," ucapnya sedikit canggung. Kris mengulurkan tangannya. "Sukrisno. Kamu boleh memanggilku, Kris." Ningsih menyambut uluran tangannya. "Saya Erningsih. Anda bisa memanggil saya, Erni atau Ningsih."
Read more

8. Skandal hoax

Siang hari pukul 13.00 WIB, Teguh merasakan suatu keganjalan. CCTV tiba-tiba tidak dapat digunakan dengan baik. "Ada yang tidak beres," gumamnya.Kemudian lelaki itu mendapati beberapa CCTV telah diretas oleh seseorang. Dia segera mengabarkan hal itu kepada Ningsih lewat telepon."Nona, gawat! CCTV depan ruang direktur dan sekitarnya telah diretas. Aku membutuhkan waktu sepuluh menit untuk memulihkannya," ucap Teguh."Jangan buang-buang waktu untuk itu. Urus saja nanti! Sekarang, pergi ke ruang direktur dan temui Tukijo! Aku akan menyusul." Ningsih berganti pakaian. Dia membuka penyamarannya....Teguh segera pergi ke ruang direktur untuk menemui Tukijo. Dia mendapati anak itu sedang dalam masalah besar. Pria itu membantah perkataan Jesen bahwa Tukijo bukanlah orang yang suka bermain wanita. Ketika Teguh mengaku bahwa dia tahu siapa sang pemilik celana dalam, sebenarnya itu adalah sebuah kebohongan.Namun, tak disangka Teguh menemukan sebuah
Read more

9. Kris seorang mata-mata?

Susanti hanya terdiam gemetaran memeluk adiknya. Ketika pria itu mengayunkan belati untuk membunuhnya, dia hanya bisa pasrah dengan memajamkan mata.Whuuuuuuuuush!Dzig!Ningsih menangkisnya dengan kaki, hingga belati dalam genggaman pria itu jatuh terlempar."Heh. Ingin melenyapkan sumber bukti? Tidak semudah itu, Ferguso," ujar Ningsih."Ningsih!" Lelaki itu terperanjat dengan mata melotot. Bagaimana dia bisa tau bahwa aku adalah Ferguso? Pikirnya.Mendengar namanya terucap dari mulut pria itu, Ningsih bergumam, "Dia mengenalku?"Susanti berlahan membuka mata dan mendapati sosok wanita telah menyelamatkan hidupnya. "Nona Direktur?" ujarnya lirih. Pria itu berbalik ingin melarikan diri. Namun, Ningsih berhasil meraih baju belakangnya. "Mau ke mana kau? Pengecut!" Dia menarik lelaki itu dan melepas maskernya dengan kasar.Sraaaaak!Tampak seorang lelaki berwajah oval dengan sedikit codet luka bekas sayatan d
Read more

10. Rahasia

Semalam, Ningsih mengobrol banyak hal dengan Tukijo. Dia juga memberitahunya bahwa Sekertaris Su ada adalah orang suruhan pamannya. Keesokan harinya, di suasana pagi yang agak mendung. Tukijo berangkat ke kantor lebih awal sebelum hujan, tentu saja bersama Cecep dan Sugeng. Keadaan kantor masih sangat sepi, ternyata ada seseorang yang sudah datang mendahuluinya. "Kakak!" Tukijo menghampiri Ningsih yang sedang menyapu di lantai satu. Namun, tiba-tiba Tukijo teringat ucapan sang kakak, bahwa dia hendak memakai baju berbau pesing. Seketika, anak itu memalingkan muka dari Ningsih sambil memencet hidungnya dan berjalan cepat melewatinya. Cecep dan Sugeng yang berada di belakang Tukijo pun di buat bingung dengan tingkahnya. Mereka hanya bisa bergeleng-geleng sambil meninggikan bahu. "Pfffft," tawa Ningsih yang melihat tingkah adiknya. "Ada ada saja, padahal aku belum memakai baju itu." Ketika melihat Ningsih, Cecep dan Tukijo bermaksud menunduk untu
Read more

11. pernyataan Kris

"Rahasia?" Ningsih pikir, lelaki itu akan menceritakan tentang dirinya. Kris mendekatkan wajahnya, hingga mereka dapat merasakan napas mereka satu sama lain. "Aku menyukaimu." Kris melesatkan bibirnya ke mulut Ningsih. Akan tetapi, wanita itu menahannya dengan tiga jari tengah yang dirapatkan. "Maaf, saya tidak menyukai Anda." Ningsih berbalik beranjak pergi. "Rahasia yang amat sangat tidak penting!" gumamnya. "Tunggu!" Kris berhasil meraih tangannya kembali. "Sebenarnya, aku adalah anak dari pemilik Perusahaan Indodrink," ungkapnya. Ningsih menoleh. "Anda seorang mata-mata?" tanya Ningsih menduga. "Ah, bukan seperti itu. Aku ...." Lelaki itu tiba-tiba terdiam. "Jika aku mengatakannya, apa kamu akan percaya?" Dia menggenggam erat tangan Ningsih.  Ningsih melihat, tidak ada ekspresi kebohongan di wajahnya. "Ya, saya akan mempercayai Anda," jawabnya. "Ayahku memang memerintahkanku untuk mengawasi gerak-gerik Perusaha
Read more

12. Markonah datang

Baru saja Markonah sampai di tempat tujuan, dia melihat banyak wanita berkerumun di depan kantor perusahaan. Mereka tampak sedang menunggu seseorang."Ramai sekali," ucapnya keluar dari mobil.Ketika seorang lelaki membuka gerbang perusahaan, para wanita itu seketika menyerbunya."Itu Direktur!" teriak mereka.Markonah merasa tidak asing dengan lelaki itu. Gerakan lincah lelaki itu membuat dia mudah menghindari serbuan para wanita. "Tukijo!"Seorang nenek tua menghampiri Tukijo dan menggodanya. "Haish! Dasar nenek tua nggak ingat umur!" decaknya.Tukijo pun lari terbirit-birit, hingga menabrak seorang gadis gendut. "Chuuuu." Gadis itu memaksa mencium Tukijo.Plak!"Makan tuh sendal!" seru Markonah mendatangi mereka.Tukijo menoleh, dia menjumpai sosok wanita yang tidak lain adalah pujaan hatinya. Dia pikir ini adalah sebuah khayalan, sehingga lelaki itu mengucek matanya sampai beberapa kali. "Ini bukan mimpi kan?" Tukijo
Read more

13. Tukijo menghilang

Pada malam hari, Ningsih langsung memberitahu kabar yang disampaikan Kris kepada Tukijo melalui telepon."Tukijo, kita akan mengunjungi Paman Jesen besok pagi untuk berdamai," ucap Ningsih."Kenapa tiba-tiba?" tanya Tukijo."Ada seseorang yang ingin mengadu domba kita.""Kakak dapat kabar dari Manager Kris?""Iya, dia mengabariku tadi sore. Bersiaplah, jam enam pagi kita langsung meluncur.""Baik," jawab Tukijo. Kemudian Ningsih menutup  teleponnya.Jika Manager Kris mengabarkannya tadi sore, kemungkinan mereka sedang beraksi saat ini. Sebuah berita mengejutkan, pasti akan dikabarkan besok pagi, dan target utama mereka adalah aku. Karena aku adalah satu-satunya kelemahan Kakak, pikir Tukijo.Tukijo berkali-kali memutar otaknya. "Apapun yang akan terjadi di esok hari, aku harus segera pergi dari sini, aku tidak mau menjadi beban," gumamnya.Tukijo bergegas mengemasi barang-barangnya. Dia berniat pergi dari rumah saat
Read more

14. Kris dalam bahaya

"Hahaha. Aku memang menyukaimu Nona Yulie. Tapi, aku tidak akan pernah mengkhianati Kak Ningsih. Cepat atau lambat, suatu saat aku akan mendapatkanmu tanpa harus berkhianat," ungkap Cecep melepaskan diri dari Yulie dan pergi meninggalkannya."Bagus!" ucap Ningsih berjalan cepat melewati Cecep. Tiba-tiba dia berhenti.Ningsih sebenarnya sedang mencari Kris ke ruangannya. Tanpa sengaja, dia memergoki Cecep bersama Yulie."Apa kamu melihat Manager Kris?" tanya Ningsih kepada Cecep."Saya tidak menjumpainya sejak pagi, Kak," jawabnya.Kemudian, Ningsih menanyakannya ke para staff marketing."Apakah Manager Kris sudah datang?""Kami tidak melihat Pak Kris di ruangannya, sepertinya Pak Kris belum datang," ucap Susanti.Ke mana lelaki itu? Biasanya dia selalu muncul walau tak dicari, batin Ningsih. "Oh, kamu sudah kembali bekerja, bagaimana kabar ayahmu?" tanya Ningsih."Berkat bantuan Anda, besok ayah saya sudah b
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status