Home / Fiksi Remaja / Si Miskin Jadi Keren / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Si Miskin Jadi Keren: Chapter 41 - Chapter 50

72 Chapters

Ujian Nasional

Tukijo menarik tangan Markonah lalu menyeretnya. "Mar, temenin ke kantin yuk! Aku mau beli minum. Haus banget nih!"Markonah menurut saja. Tukijo menggandengnya hingga ke kantin. Hal itu menimbulkan rasa iri bagi para jomblo yang melihatnya."Cih! Bikin sakit mata aja!""Haish! Dasar bucin akut!""Norak banget sih! Baru pertama kali pacaran ya?"Telinga Markonah merasa tertusuk-tusuk mendengar cibiran mereka. "Siapa yang pacaran sih?" ketusnya."Dah lah biarin aja! Eh, kamu mau ini nggak Mar? Enak loh ...." Tukijo menunjukan susu kotak rasa stroberi yang dia keluarkan dari lemari pendingin."Dingin?" tanya Markonah sembari menyentuh susu kotak yang dipegang Tukijo."Iya, dingin. Hati kamu kan lagi panas, minum ini biar adem," ujar Tukijo memberikan susu itu."Tumben, peka." Markonah mengambil susu itu lalu meminumnya."Emm, maaf ... aku nggak bermaksud bikin kamu cemburu karena terus-terusan berduaan sama Cecep. T
Read more

Otak kaleng

"Hahahaha ...." Cecep tertawa puas.Tak lama kemudian Udin datang bersama Asep, Ipul dan Tuti."Minggir Cep!" usir Udin. Cecep seketika membungkam mulut, lalu mengatur ekspresi wajahnya. Dia berbalik badan memasang muka mewek tanpa mengeluarkan air mata."Huweeeeeee ... yang sabar ya, Din. Sori, lo belum beruntung. Gue turut bersedih hati atas kekalahan lo." Cecep merangkul Udin dan menepuk-nepuk punggungnya sambil mengendus-endus. Terasa bau tidak sedap pada tubuh Udin.Udin baru saja makan ikan bakar tadi pagi, sehingga bau amis masih melekat di mulutnya. Bau itu menggoda lalat yang beterbangan di atas tong sampah untuk beralih mengelilinginya. Ditambah lagi, anak itu belum cuci mulut karena terburu-buru ingin melihat hasil pengumuman."Eeeem, lo belom mandi ya?!" Cecep mendorong Udin dan menutup hidungnya.Namun Udin tidak menanggapinya. Dia segera melihat kertas pengumuman yang tertempel di mading. Anak itu sangat tekejut sa
Read more

Ningsih pulang

Lima menit sebelum Markonah bertemu dengan Tukijo.  "Mar, beliin Ayah bakso ya. Beli dua bungkus kalau kamu mau," perintah Hartono menyodorkan uang dua puluh ribu. "Siap, Yah!" Markonah mengambil uang tersebut dan berjalan ke Restoran Mas Agus. "Mau nggak, ikut Kakak ke Jakarta. Gantiin Kakak jadi direktur di perusahaan." "Apa!" Markonah mendengar suara yang tidak asing. Namun dia harus membeli pesanan ayahnya terlebih dahulu. "Mas Agus, bakso dua porsi dibungkus ya," ujar Markonah, lalu dia menengok ke arah suara yang tidak asing itu. "Eh, Tukijo?!" Gadis itu menjumpai Tukijo sedang duduk bersama seorang wanita. Markonah merasa pernah melihat wanita itu. Ya, benar. Dia ingat pernah melihatnya di suatu majalah, wanita itu adalah konglomerat nomor satu Direktur Perusahaan Gaje. Tukijo menoleh. "Markonah?!" Anak itu tampak bingung, bagaimana dia harus menjelaskannya. "Wanita itu bilang, dirinya Kakak?!" gumam Markona
Read more

Ngumpet di bagasi

Lima menit sebelum kejadian.Markonah baru saja pulang sekolah. Dia mendapati Parto dan sekelompok preman sedang menyiksa sang ayah tercinta.BRAAAAAK!Sebuah kursi melayang dan mendarat mengenai tubuh Hartono. Dia terkena pukulan keras di kepala dan terhempas hingga punggungnya terbentur meja di belakangnya.KRUMPYAAAAANG!Seisi toko diporak-porandakan oleh mereka. Loyang-loyang beterbangan, hampir saja mengenai Markonah yang baru saja membuka pintu masuk."Ayaaah!" teriaknya menghampiri lelaki paruh baya yang duduk bersandar di meja kasir dengan tubuh lemas dan luka di dahinya."Oh, inikah si kecil Markonah? Anak nakal yang dulu pernah menggigit tanganku?" kata Parto mendekati gadis itu. "Rupanya kau tumbuh menjadi gadis cantik." Dia menggerakan tangannya hendak menyentuh Markonah.Plak!Markonah menepis tangan Parto dengan tangan kirinya. Kemudian dia mengayunkan tangan kanannya ke wajah lelaki itu.Hap!
Read more

Derita pria brengsek

Setelah Marno, Cecep, dan teman-temannya mengalahkan anak buah Parto. Mereka mencari-cari Tukijo.  "Di mana Tukijo?" tanya Cecep. Marno menjelaskan kepada teman-teman Tukijo apa yang telah terjadi. "Astagaaaa, aku juga harus mengabarkan ini kepada Nona. Haduuuh! Bagaimana jika terjadi sesuatu pada Tuan Muda," ujarnya merasa lalai. Di samping itu, Ningsih sedang dalam perjalanan pulang. Drrrrrt. Ponselnya berdering. Tertera di layar Marno yang menelponnya. Kemudian dia mengangkatnya.  "Halo, Nona." "Ya?" "Ternyata mereka hendak menjual Markonah ke Jakarta kepada seseorang." "Lalu, bagaimana dengan Tukijo? Apa dia baik-baik saja?" "Tuan Muda ... dia nekat bersembunyi di bagasi mobil yang mereka bawa, sendirian." "Apa!" Ningsih menutup telepon. "Teguh, berhenti!" perintahnya kepada Bang Sopir. Cekiiiiiit! Teguh pun langsung menghentikan mobil yang sedang ia kendarai.
Read more

Tukijo masuk tipi

Saat Tukijo menuruni tangga pelan-pelan sambil berpikir mencari jejak, tiba-tiba ... Bruuuk! Seorang wanita menabraknya. Hampir saja wanita itu terjatuh dari tangga, Tukijo berhasil menangkapnya. "Apakah Anda baik-baik saja?" tanya Tukijo. "Sa ... saya baik-baik saja," jawabnya gugup.  Tubuhnya gemetar, Tukijo merasa dia sedang ketakutan. "Terima kasih telah menolong saya," imbuhnya. Kemudian wanita itu pergi dengan sangat tergesa-gesa. Hal itu membuat rasa ingin tau muncul dari dalam diri Tukijo. Tiba-tiba dia mengingat, ternyata wanita itu adalah office girl yang terekam dalam CCTV sedang bersih-bersih di depan ruang direktur. Tukijo mengikutinya hingga ke toilet wanita. Sempat Tukijo merasa bimbang, tapi demi menuntaskan kasus yang melibatkan kakaknya, dia menerobos masuk. "Haduuuh! Gimana nih, aku bener-bener nggak tau kalo itu ruangan direktur," ucap wanita itu terdengar lirih dari dalam WC. Tukijo mendengarka
Read more

1. Masa lalu Ningsih

SEASON 2 Beberapa tahun yang lalu, ketika Ningsih berusia 8 tahun, dia terbangun di tengah malam karena merasa haus. Gadis kecil itu keluar dari kamar menuju dapur untuk mengambil segelas air. Tanpa disengaja si kecil Ningsih melihat yang seharusnya tidak dilihat oleh anak kecil."Aaaaaaaaargh! Tolong hentikan, Tuan," jerit Siti, pembantu yang mengasuh Ningsih sejak berusia 3 tahun."Diam, dan menurutlah! Atau, aku akan berbuat lebih kasar dari ini!" bentak Madmirja mengancam.Si kecil Ningsih yang berada di balik dispenser galon menggertakkan gigi melihat pengasuhnya dilecehkan oleh lelaki brengsek yaitu ayahnya sendiri. Hatinya merasa tercabik-cabik ketika melihat wanita itu kesakitan.Ibu Ningsih bernama Ambarwati. Dia meninggal di saat Ningsih berusia 3 tahun. Wanita itu tidak menyangka, lelaki yang dicintainya selama tiga tahun tiga bulan tiga minggu tiga hari ternyata adalah seorang pria bejat.Ayah Ningsih yaitu Madmirja
Read more

2. Tukijo jadi CEO

Sebelum kejadian itu diketahui oleh banyak orang, Ningsih berinisiatif melaporkan kepada polisi terlebih dahulu. Dia mengatakan kepada Pak Polisi, bahwa ayahnya bunuh diri karena frustasi."Ayahku membenturkan kepalanya ke dinding. Dia tidak sanggup menanggung beban. Perusahaannya benar-benar berada di ambang kehancuran. Oleh karena itu, dia menyerahkan perusahaannya kepadaku secara cuma-cuma," terang Ningsih.Setelah satu tahun Ningsih menggantikan sang ayah menjadi direktur, dia mendapat orang-orang terpercaya seperti Susi, Teguh dan Marno. Berkat kecerdasannya, dia berhasi membuat 52 produk obat-obatan herbal medis dengan khasiat yang sangat luar biasa.Ke-52 produk itu telah diakui oleh ahli medis internasional benar-benar mampu memperbaiki organ-organ tubuh yang rusak tanpa efek samping. Ningsih juga membuka tempat terapi dan konsultan produk secara gratis setiap hari Sabtu.Bukan hanya obat-obatan, dia juga membuat berbagai macam produk makanan dan
Read more

3. Siapakah OG itu?

Beberapa hari sebelum Ningsih menghilang."Apa yang akan Anda lakukan, Nona?" Marno melihat Ningsih mengemasi barangnya ke dalam koper."Aku mau cari kos-kosan," jawabnya."Apa! Apakah Nona mau tinggal di kos-kosan, sedangkan Anda memiliki rumah yang megah?""Iya," jawabnya singkat. Marno terdiam sejenak, dia tidak banyak bertanya. Lelaki itu mengetahui bahwa majikannya pasti memiliki alasan. "Kalau begitu,  apa yang harus saya lakukan untuk membantu Anda, Nona?""Tetaplah berada di sisi Tukijo. Orang-orang itu pasti akan menargetkan Tukijo sebagai sasaran empuk. Aku akan kembali dalam beberapa hari."Setelah itu Ningsih pergi. Dia mencari kos-kosan yang dekat dengan kantor perusahaannya.Beberapa hari kemudian. Di hari ketiga Tukijo bekerja, dia mengenakan kemeja putih polos, jas hitam, dan dasi biru cerah serta celana hitam dengan bahan potongan lurus dan ikat pinggang. Gayanya bertambah elegan dengan sepatu Fantof
Read more

4. Ningsih Bau Pesing

Di kos-kosan Melati no.25, pukul tujuh pagi, Ningsih terbangun dari tidurnya. "Astaga! Aku terlambat!" Dia buru-buru mandi dan bersiap-siap. Wanita itu memakai seragam atasan biru muda dan celana hitam. Tak lupa ia membawa baju ganti yang sudah disiapkan. Setelah siap, dia berangkat jalan kaki keluar dari gang. "Haah ... macet," keluhnya menghembuskan napas melihat mobil-mobil berderetan dan motor-motor berdesakan di Pertigaan Kali Caglak.  Wanita itu mengambil ponselnya, lalu mengirim pesan singkat kepada Marno agar menyambut kedatangannya. Saat itu, Ningsih telah menyamar sebagai seorang OG yang bernama Erningsih. Namun, dia tidak memberitahukannya kepada siapapun termasuk Susi, Teguh, dan Marno.  [Aku telah merekrut seorang Office Girl bernama Erningsih. Tolong kamu bantu dia untuk bertemu dengan Susi. Aku menyuruhnya berangkat jam tujuh, tapi mungkin dia sedikit terlambat karena suatu masalah di perjalanan.] Isi pesan singkat yang dikirim oleh N
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status