Semua Bab Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri): Bab 111 - Bab 120

141 Bab

Begitulah

Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Kalau ada korban yang berjatuhan, malam ini juga Aku sendiri yang akan menghancurkan Raja Bambu," ucapan Rasi menggema hingga dapat membangunkan bulu kuduk semua orang yang mendengarnya."Tenangkan Dirimu Tuan Putri, bukan ini yang harusnya terjadi. Dan Kau harus membantu Kami, supaya tidak ada korban dari ledakan itu," ucap Caraka."Aku akan membantu, ini adalah peta yang menunjukkan titik penempatan peledak tersebut." Anak buah Sung Ki menjelaskan semuanya."Ayo cepat bergerak!" perintah Rasi."Baik," ucap semuanya serentak.Mereka berpencar menjadi beberapa kelompok untuk mengambil peledak tersebut, jika ada yang tanpa sengaja menginjak peledak tersebut. Maka, akan meledek tanpa bisa dicegah."Palam, Kau kirim surat untuk Kala dan katakan padanya supaya menangkap anak buah Sung Ki!" ucap Rasi."Sesuai permintaanmu, Tuan Putri." Palam bergegas untuk membuat surat yang akan dikirim ke Ke
Baca selengkapnya

Dia Kembali

Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Lihat Pangeran semakin tampan." Para Pelayan melihat dari atas."Apa yang sedang Mereka lihat?" tanya Rasi."Dia kembali," jawab Laksmi."Siapa?" tanya Rasi."Pangeran Afni, tapi Fatma tidak ikut." Laksmi, kemudian menghampiri Rasi."Biarkan saja," gumam Rasi."Tapi, katanya Raja khusus menyambut kedatangannya. Artinya Kau harus turun ke bawah," ucap Laksmi."Kau saja yang pergi." Rasi menolak untuk turun menemui Mereka.Rasi sama sekali tidak menghiraukannya, Dia justru masuk ke kamarnya dan mengunci pintu. Laksmi memanggilnya dari luar dan berusaha meyakinkannya."Bagaimana Dia bisa memakai pakaian itu dengan sangat percaya diri?" tanya Ratu Kosala."Tuan Putri sangat cantik, sepertinya Dia sudah berubah. Biasanya, kan Tuan Putri akan menolak gaun yang panjang seperti itu." tidak hanya Ratu Kosala yang penasaran akan perubahan sikap Rasi, tetapi juga para pelayan.
Baca selengkapnya

Di Saat Yang Tepat

Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Jangan dengarkan Dia, Kau datang disaat yang tepat." Rasi menatap Kala, begitu juga sebaliknya."Rasi tunggu." Pangeran Afni menghentikan Rasi yang hendak pergi bersama Kala."Lepaskan, Aku harus membicarakan sesuatu yang penting." Rasi menepis tangan Pangeran Afni.Pangeran Afni tidak mau mengalah, Dia mengikuti Rasi dan Kala secara diam-diam. Rasi dan Kala menuju taman istana, di sana Rasi meminta Kala untuk mengambilkan buah mangga."Berapa mangga yang Kau inginkan?" tanya Kala. Dia sudah mulai memanjat."Em. Sebenarnya Aku ingin sekali makan buah jambu, tapi buahnya ada di luar istana. Jadi, ambilkan saja dua buah mangga." Rasi terlihat sedih. Di atas Kala merasa geli melihat wajah Rasi, Dia pasti tahu kalau Rasi hanya sedang membuat alasan.Kala dapat melihat Pangeran Afni yang bersembunyi di balik semak-semak, kemudian Dia mengambil satu buah mangga yang sengaja di lempar di sebelah Panger
Baca selengkapnya

Apa Kau Mendengar Sesuatu?

Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Pangeran, Aku memang tidak enak badan dan sedikit lelah. Pangeran, bolehkah Aku bicara sebentar?" tanya Rasi pada Pangeran Afni. Laksmi yang mendengarnya justru terbelalak tidak percaya, justru Dia terlihat bingung akan hal itu. Sebenarnya apa yang sedang terjadi?"Tentu saja, apapun yang Kau inginkan. Hem... Laksmi, apa Kau bisa keluar sebentar. Hanya sebentar," ucap Pangeran Afni. Dia tersenyum penuh kemenangan, sebaliknya Laksmi menatap Rasi seolah meminta penjelasan.Rasi hanya menjawabnya dengan tersenyum, tapi Dia hanya diam. Menambah penasaran dalam hati Laksmi, setahunya Rasi tidak pernah memperdulikan Pangeran Afni yang selalu mengejarnya. Rasi juga tidak mungkin menjelaskan di depan Pangeran Afni, bisa-bisa semua rencananya akan gagal.Laksmi segera ke luar, meski Dia masih sangat penasaran dengan apa yang akan Rasi bicarakan dengan Pangeran Afni. Laksmi mencoba menguping di balik pintu, tapi tidak bisa me
Baca selengkapnya

Pencuri Di Lahan Khusus

Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Hahahaha." Rasi dan Laksmi keluar dari persembunyiannya.Mereka tertawa, begitu juga prajurit tadi yang sudah kembali. Di tempat yang cukup jauh, ada sepasang mata yang mengawasi Mereka. Dengan rahang mengeras dan tangan mengepal geregetan."Tuan Putri, apa Kala baik-baik saja? Dia tidak akan marah padaku, kan?" tanya Prajurit itu. Rasi menggaruk keningnya yang tidak gatal dan Laksmi memalingkan wajahnya."Aduh, perutku sangat lapar. Laksmi, ayo Kita makan!" ucap Rasi. Mereka berdua langsung kabur dari tempat itu."Eh, Tuan Putri Rasi kenapa ya?" tanya Prajurit itu sendiri. Dia kemudian, berbalik dan bug. Keningnya menabrak sesuatu.Prajurit itu tersenyum kecut, ketika melihat seseorang yang ada di depannya. Dia menunduk, kemudian melihatnya lagi. "Aku merasa merinding," ucap Prajurit tersebut. Dia hendak pergi dari sana tetapi, Kala menahannya."Hei, Mau ke mana Kau?" tanya Kala. D
Baca selengkapnya

Hukuman Menjaga Lahan

Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Pertanyaan macam apa itu?" tanya Panglima Arya."Pertanyaan yang memerlukan jawaban," jawab Rasi dengan tenang."Rasi," ucap Ratu Kosala, Dia tidak menyangka kalau Rasi akan berani menjawab Panglima Arya seperti itu.Panglima Arya tampak menahan amarahnya, Dia menatap tajam Rasi. Raja Rana dapat mengerti, siapa pencuri yang dimaksud. Apakah Raja akan memberikan hukuman?"Peraturan di lahan khusus, bahwa tidak semua orang berhak mengambil mangga tanpa ijin Raja. Bila itu terjadi, maka Dia dianggap pencuri. Apa jawaban Ku cukup jelas Tuan Putri?" tanya Panglima Arya pada Rasi.Panglima Arya hanya lebih muda tiga tahun dibandingkan dengan Rasi, tapi pengalamannya dalam pertempuran tidak bisa dianggap main-main. Setiap pertempuran Dia menangkan, karena itulah Raja selalu percaya padanya.Pada umurnya yang masih 22 tahun, Dia sudah terkenal. Panglima Arya, bahkan menjadi lelaki idaman untuk para putr
Baca selengkapnya

Serigala

Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Sebaiknya Kau pergi dari sini, Kau seorang Panglima dan Kami adalah seorang pencuri. Kau pasti sekarang sangat puas," ucap Rasi. Dia terlihat menahan emosinya."Aku kemari untuk minta maaf, tapi sekarang Aku memang yakin Kau seorang pencuri." Panglima Arya bermaksud untuk pergi, setelah mengatakannya."Permintaan maaf darimu tidak akan pernah Aku terima," ucap Rasi."Terserah," balas Panglima Arya."Sudahlah Rasi, jangan hiraukan Dia. Sepertinya buahnya sudah cukup untuk Kita bertiga." Laksmi menunjukkan buah-buahan yang Dia dapatkan."Ayo Kita kembali," ucap Rasi.Mereka bertiga kembali ke lahan khusus, setelah selesai mencari buah-buahan. Di sana Panglima Arya dan beberapa prajurit telah membangun tenda, sedangkan para pelayan sudah menyiapkan makanan. Mereka juga membawakan pakaian Rasi, Laksmi dan Kala."Yang Mulia mengatakan, Kalian akan hidup layaknya rakyat biasa selama satu bulan
Baca selengkapnya

Khawatir

Selamat MembacaHAVE A NICE DAYRatu Kosala sampai memohon, tapi tidak diijinkan untuk ke luar menemui Rasi. Malam semakin larut, sehingga dengan terpaksa Ratu kembali ke kamarnya. Raja Rana telah terlelap tidur, namun Dirinya masih terjaga."Rasi, apa Kau sudah makan?" tanya Ratu dalam hatinya.Suara tangisnya masih terdengar, Raja Rana yang terbangun mendengar isak tangis Ratu membelai kepala Ratu Kosala."Kau jangan memikirkan Rasi, Dia baik-baik saja. Dia mendapatkan tempat tidur yang layak, dijaga dengan ketat. Dia juga sudah makan, Aku sudah mengirim pelayan supaya memasak untuk Mereka." mendengar penjelasan Raja Rana, hati Ratu Kosala sedikit tenang.Tanpa terasa akhirnya Dia terlelap dalam mimpi, di istana para putri yang lain memikirkan Rasi. Rasi adalah teman Mereka, begitu juga para pelayan yang biasanya melayani Rasi. "Apa Tuan Putri bisa tidur di lahan itu? Katanya suasana lahan itu sangat seram, bagaimana kalau ada
Baca selengkapnya

Alam Mimpi

Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Panglima Arya." Laksmi langsung menghampirinya dan membersihkan sisa obat tadi."Aku tidak apa," ucap Panglima Arya."Tuan Putri Rasi, ayo Kita lanjutkan pekerjaan." Kala membawa Rasi untuk pergi dari sana supaya menghindari pertengkaran yang mungkin akan terjadi."Rasi," panggil Panglima Arya, tapi Rasi dan Kala sudah jauh."Ada apa Panglima?" tanya Laksmi."Ini, Kau tolong berikan pada Rasi. Dari Ratu," ucap Panglima Arya. Dia memberikan buah-buahan segar."Baiklah, nanti akan Aku berikan pada Rasi. Omong-omong terima kasih," ucap Laksmi.Kala membawa Rasi pergi ke dekat sumur untuk mengambil air, Mereka membantu istri prajurit untuk menimba."Kau sengaja melakukan ini?" tanya Rasi."Maksudmu?" tanya Kala balik."Jangan berpura-pura." Rasi masih menimba air."Iya, Aku tidak mau Kalian ribut." akhirnya Kala mengakuinya."Aku lelah dengan semua ini," lirih Rasi."Kau tidak bol
Baca selengkapnya

Asrama Aurora

Selamat MembacaHAVE A NICE DAYBanyak Prajurit yang datang ke lahan khusus pagi itu, karena Mereka diperintahkan oleh Raja Rana untuk memanen mangga Pozzy. Hari itu juga Rasi dan teman-temannya kembali ke istana, Ratu Kosala dan yang lainnya menyambutnya dengan gembira."Pelayan, tolong siapkan semua pakaianku dan Laksmi. Kami akan berangkat esok pagi," ucap Rasi."Baik Tuan Putri," jawab Pelayan.Mereka masuk ke istana untuk menyiapkan semua yang Rasi dan Laksmi butuhkan sementara, Ratu Kosala sedang bicara dengan Rasi."Ini pasti tidak mudah untukmu," ucap Ratu Kosala."Ada sesuatu yang ingin Aku tanyakan," ucap Rasi."Kalau Kau bertanya mengenai masa lalu, sebaiknya diurungkan. Karena, akan mengungkit masa yang begitu kelam. Aku tidak bisa memberitahumu," ucap Ratu Kosala."Kenapa tidak?" tanya Rasi."Kalau Kau tahu yang sebenarnya, apa yang akan Kau lakukan?" tanya Ratu Kosala."Tentu saja melakukan se
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status