Home / Fantasi / Mata Batin / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Mata Batin: Chapter 1 - Chapter 10

63 Chapters

Bara Barista

Bara Sang Pengembara Bara adalah pemuda berusia dua puluh tahun. Ia tinggal bersama kedua orang tuanya yang jauh dari perkotaan.  Bara memandang ketiga kambingnya dengan tatapan kosong. Kambing yang telah titipkan oleh tetangganya yang tinggal di kota. Bara akan mendapatkan seekor kambing jika kambing itu melahirkan untuk yang kedua kali. Kali ini kambing yang akan lahir adalah miliknya.  "Bara!" panggil Mak Djasiah dari kejauhan. "Iya Mak," jawabnya. Pemuda itu segera bangkit dari duduknya dan menghampiri wanita yang berdaster bunga-bunga dengan hijab instannya yang sudah kumal.  "Kamu lupa bawa arit sama karung," ungkap wanita itu dengan senyum.  "Bara lupa, Mak!" Bara Barisata tersenyum memperlihatkan giginya.  "Kamu cari rumput di sebelah sana. Rumputnya tinggi-tinggi. Hati-hati juga takut ada ular," ucap wanita itu. Menunjukkan ke arah selatan.  "Kalau ada ular, Bara akan k
last updateLast Updated : 2021-09-24
Read more

Karma Selingkuh

Bara Sang Pengembara Bab 2 Suara isakan terdengar di bibir mak Djasiah dan Fika. Abah hanya menatap kepergian anaknya. "Bara, jaga kalung ini. Jangan sampai hilang!" pesan mak Djasiah mengalungkan kalung emas putih. "Bara akan jaga kalung ini. Mak, jangan sedih. Bara akan pulang dan bawa uang yang banyak untuk Mak. Kita akan punya rumah sendiri." "Kak Bara, jangan lupain Fika," ucapnya. Matanya mengembun. Bara menghapus air mata yang menetes di pipi gadis itu. "Gak akan. Fika tetap ada di hati Bara. Titip mak dan abah. Cuma kamu yang bisa aku percaya." Fika menganggukkan kepala. Ia mencium tangan Bara dan pemuda itu juga mencium tangan sahabat kecilnya. Bara menaiki truk yang telah menunggunya. Pakde Sulaiman memberikan kode untuk pamit. Lelaki itu akan mengantar barang ke Jawa Tengah. Mak Djasiah hanya memberikan uang dua ratus ribu untuk sang anak. Pesan dari ke
last updateLast Updated : 2021-09-27
Read more

Taubat Penzina

Bara Sang PengembaraBab 3Kala itu Lastri pulang dari sekolah. Ia masuk ke rumah. Keadaan sepi tak berpenghuni. "Lastri," panggil seorang lelaki yang ia panggil paman. Masuk ke dalam kamarnya. "Iya, paman." Lastri baru saja membuka dua kancing bajunya. "Kamu baru pulang?" tanyanya basa basi. "Iya, tapi ibu dan bibi tak ada. Ke mana ya?""Mereka sedang pergi ke kampung sebelah membantu hajatan." "Oh. Paman ada apa ke kamar Lastri," tanyanya tanpa curiga. "Paman hanya ...." Mata lelaki itu mengarah pada kancing baju gadis di depannya. Mendorong tubuh Lastri hingga terjatuh ke atas kasur. "Paman! Apa yang kamu lakukan?" "Diem kamu! Jangan berisik!" Broto, lelaki yang baru menikah dengan bibinya berusaha mencumbu gadis di bawah tubuhnya dengan kasar. "Hentikan!" teriak Lastri. "Diem kamu! Nikmati saja," ucap lelaki itu. Tangannya men
last updateLast Updated : 2021-10-01
Read more

Makhluk Di Atas Pohon

Bara Sang PengembaraBab 4 "Permisi," sapa Bara ketika bertemu seorang laki-laki berusia empat puluh tujuh tahun di pos ronda. Hari semakin gelap hujan akan turun.Wajahnya sangar, kumis tebal menghiasi wajahnya. Rambut bagian depan tak ada rambut hanya kulit yang mengkilap. Jari-jari lelaki itu berjejer batu akik berwarna merah, hitam, dan biru muda. Ia menatap Bara dari atas sampai bawah. "Permisi Pak! Saya mau cari kerja. Apa ada?" tanya Bara dengan sopan. "Oh, elu. Ayo!" ajak lelaki itu. Ia mengendarai motor Rx king model zaman dulu."Buruan naik. Mau gua kepret, apa!" bentaknya dengan logat betawi asli. "Iya, Pak!" Bara naik di belakang tubuh lelaki itu. Di dalam perjalanan, lelaki itu terus berbicara yang tidak jelas. Bara hanya menjawab seperlunya saja."Kita mau ke mana, Bang?" tanya Bara. "Tenang aja pokoknya. Semua beres!" uca
last updateLast Updated : 2021-10-05
Read more

Keanehan

Bara Sang Pengembara Bab 5 Di kontrakan bang Malih pintu ke lima dekat pohon besar. Sepasang manusia sedang memadu kasih. Suara rint*han dan des*han membaur jadi satu." Pelan-pelan Mas. Sakit," rintihnya. Wanita bertubuh sintal dan berkulit putih bersih sedang merasakan huj*tan di atas tubuhnya, ia adalah Widya. "Mas ...." Widya merasakan pelepasan untuk kesekian kali. Suara er*ngan yang kedua kali terdengar di bibir lelaki itu. Tubuh Widya mendadak lemas tak bertenaga. Lelaki itu segera keluar kamar dan menghisap tembakau di ruang tamu. Aroma tembakau yang berbeda dari yang lain. Widya bangkit dari tidurnya. Mengambil daster mini yang tergeletak di lantai. "Mau aku buatkan kopi?" tanyanya. Menghampiri suaminya. Senyum manis terukir di bibir wanita itu. "Ehm," ucapnya tanpa kata. Widya membuatkan kopi hitam dan meletakkan di atas meja. Ia kembali ke kamar dan memeluk guling. Dengkuran halus terdengar di bibirnya. Tok! Tok! Widya melirik jam di dinding menunjukkan puku
last updateLast Updated : 2021-10-06
Read more

Merobohkan

Bara Sang Pengembara Bab 6 "Ya Allah, Cang Malih. Widya bersumpah gak selingkuh dari Mas Toni. Semalam itu dia yang tidur di ranjang." Wajah Widya penuh air mata. Ia bersujud dihadapan bang Malih. "Elu napa sujud sama gua. Bangun!" Widya bangun dan mengusap air matanya. Para tetangga sudah berkumpul di depan rumah. "Itu setan kali Bang. Wujud si Toni," cetus tetangga sebelah. Bang Malih membulatkan mata." Toni, elu punya piaraan apa?" Toni melipat keningnya." Piaraan kayak apa Cang." "Duh, gua bingung jelasinnya. Piaraan apa ya ...." "Tuyul Bang!" potong tetangga depan rumah. "Buset, tuyul elu bawa-bawa. Kalau di pelihara tuyul gak bakal rumahnya ngontrak!" "Maksud Cang pelihara jin?" "Nah, itu elu tahu." "Gak, Cang. Demi Allah saya kaga main begituan.""Widya, elu kaga ngerasa ada yang aneh pas berhubunga
last updateLast Updated : 2021-10-06
Read more

Saling Menerima

Bara Sang PengembaraBab 7"Mas, aku hamil," ucap Widya dengan seorang pemuda yang tinggal di sebelah kontrakannya lima tahun lalu. "Tidak mungkin itu anakku. Kamu saja sudah tak perawan." "Mas, aku hanya berhubungan badan denganmu. Tidak yang lain." "Alah, kamu itu pembohong. Gak mungkin hanya aku aja. Mungkin, Toni pernah juga mencicipimu." "Toni tak pernah melakukannya. Kamu harus tanggung jawab, Mas." "Gak bisa. Kamu tahu kalau aku sudah menikah. Aku tak mau kehilangan istriku." "Kalau kamu takut kehilangan istrimu. Kenapa kamu mengodaku." "Kamu saja yang membuat lelaki tergoda. Lihatlah pakaianmu membuat aku ingin meyentuhnya." "Jahat kamu! Aku akan adukan pada istrimu," ancam Widya. "Kalau kamu berani mengadukan kepadanya. Aku akan memberitahu kelakuanmu kepada orang tuamu di kampung. Aku punya nomor bapakmu." "Tega kamu, Mas! Aku
last updateLast Updated : 2021-10-06
Read more

Salah Lagi

Bara Sang PemgembaraBab 8 "Malih! Malih!" panggil bang bolot depan pintu rumah bang Malih.Bang Malih mendengar suara sahabatnya."Apaan sih, berisik lu!" Bang Malih berada di belakang bang Bolot. "Malih! Lama banget sih. Main kuda-kudaan apa. Malih! Budek banget tuh orang." "Seh, dia ngatain gua budek. Apa kaga salah," ucapnya. Bang Malih menepuk punggung temannya kasar." Apaan gua di belakang elu!" Bang Malih berbicara tepat di telinga bang Bolot. "Gak usah teriak-teriak gua udah denger," sungut Bolot kesal. "Lah, elu. Gua panggilin kaga nyaut. Ngapain elu cari gua?" "Kangen," ucapnya tersipu malu. "Ah! Ih jijay gua bukan pacar elu." Bang Bolot memperlihatkan gigi kuda. Kumisnya ia putar-putar. "Bolot!" panggil seseorang dari dalam rumah. "Bini elu ada di dalam?" tanya bang Bolot dengan wajah panik."Elu, kala
last updateLast Updated : 2021-10-08
Read more

Pria Berseragam

Bara Sang Pengembara Bab 9 "Tolong! tolong!" teriak suara perempuan di sekitar komplek perumahan. Bara mencari sumber suara tersebut. Ia menghentikan motor dan mencari suara tersebut. "Tolong! Tolong!" "Suara siapa itu?" Bara merasakan hawa yang sangat kuat. Sesuatu yang pernah ia rasakan. Ia berlari ke arah belakang rumah besar. Tak ada apa-apa di sana.."Tolong! Rampok!" Bayang-bayang seorang wanita yang diseret paksa dan disetubuhi dengan brutal terlihat jelas. Ia meraung-raung agar tak disakiti. Empat lelaki bergilir melakukan hal senonoh itu. Tanpa rasa iba dan ampun.Rintihan menahan rasa sakit dan nyeri terlihat di matanya. Bara merasakan juga. Air mata mengalir dengan deras. Tatapan wanita itu mengarah ke pojok lemari agar menjauh. Seorang anak kecil menatap ibunya yang diperlakukan kasar. Menghampiri wanita yang telah melahirkan ke dunia. Mera
last updateLast Updated : 2021-10-17
Read more

Ilmu Kebal

Bara Sang Pengembara Bab 10Mereka sampai di sebuah rumah besar berada paling pojok. Rumah disekitar tak kalah besar dengan rumah tersebut. Tembok menjulang tinggi. Tak ada penjaga rumah."Kenapa tak ada penjaga rumah sebesar ini?" "Ada, mereka disekap dalam kamar mandi dan sebagian telah digorok lehernya." "Astaga, mereka kejam." Menatap rumah besar bercat biru muda. Mobil jeep hitam terparkir di halaman. Bara menyembunyikan motornya di bawah pohon. Ia mengendap masuk ke dalam melalui pagar belakang. "Apa yang harus aku lakukan?" ucap Bara dalam hati. Mengintip mereka di balik kaca. Terdapat dua orang di ruang televisi. Mereka tepar tak berdaya. Di tangan kanan salah satu penjahat itu mengengam minuman keras. "Mereka sudah mabuk dan tak sadarkan diri. Baiklah waktunya beraksi." "Tunggu!" cegah Harto, pria berseragam. "Ada apa?" bisik Bara. 
last updateLast Updated : 2021-10-20
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status