“Ehmm . . . Ehm . . . He . . . He . . . Ne. Bolehkah?” Jawab Arthur malu-malu. “Tidak!” Tegas Erina dan berhasil membuat Arthur terkejut tidak mengira bahwa gadisnya bisa setegas itu. “Haahh?? Waeeee??” Protes Arthur manja. “Aniya. Kita belum menikah, Oppa! Ok! Kumohon mengertilah!” Ucap Erina pelan dan ia menundukkan kepalanya. Arthur menyadari bahwa gadisnya tengah gundah. “Ahh, begitu. Iya, Erina. Maaf! Kalau Aku menginap pun juga Aku tidak akan macam-macam denganmu, hanya satu macam saja. Hee . . . hee . . . ” Goda Arthur sambil memamerkan deretan giginya yang bagus dan berhasil mendapatkan cubitan manis dari Erina. “Nih, rasakan! Sejak kapan Kau berubah menjadi pervert begini?? Dari rekan-rekanmu itu, ya?” “Ha . . . Ha . . . Kau ini! Jangan begitu! Aku ini sudah dewasa jadi, ya, wajarlah, Erina Aku berfikir seperti itu. Dan lagian Kau itu benar-benar menggodaku. Ck . . . Si*l! Aku membutuhkan kasurku!” Sungut Arthur tidak
Last Updated : 2022-03-13 Read more