“Ehmm . . . Ehm . . . He . . . He . . . Ne. Bolehkah?” Jawab Arthur malu-malu.
“Tidak!” Tegas Erina dan berhasil membuat Arthur terkejut tidak mengira bahwa gadisnya bisa setegas itu.
“Haahh?? Waeeee??” Protes Arthur manja.
“Aniya. Kita belum menikah, Oppa! Ok! Kumohon mengertilah!” Ucap Erina pelan dan ia menundukkan kepalanya.
Arthur menyadari bahwa gadisnya tengah gundah.
“Ahh, begitu. Iya, Erina. Maaf! Kalau Aku menginap pun juga Aku tidak akan macam-macam denganmu, hanya satu macam saja. Hee . . . hee . . . ” Goda Arthur sambil memamerkan deretan giginya yang bagus dan berhasil mendapatkan cubitan manis dari Erina.
“Nih, rasakan! Sejak kapan Kau berubah menjadi pervert begini?? Dari rekan-rekanmu itu, ya?”
“Ha . . . Ha . . . Kau ini! Jangan begitu! Aku ini sudah dewasa jadi, ya, wajarlah, Erina Aku berfikir seperti itu. Dan lagian Kau itu benar-benar menggodaku. Ck . . . Si*l! Aku membutuhkan kasurku!” Sungut Arthur tidak
Setelah 10 menit berlalu, Arthur keluar dari kamar mandi dan hendak mengeringkan rambutnya namun ia terkejut bukan main saat penampakan Erina sudah berada di ranjang besar itu dengan pakaian yang errr . . . menggoyahkan imannya. Entah apa maksud dari Erina bersikap seperti itu? Arthur tidak berani bertanya karena wajah Erina masih kesal. Arthur menatapi gadisnya dengan pandangan yang sulit diartikan dan ia sulit untuk fokus karena fokusnya berada di depannya ini sungguhlah mengagumkan untuk dipandang. Bibir Arthur terbuka sedikit saat menatapi pergerakan seductive gadisnya. Ia berusaha keras menahan semuanya hingga sebuah suara menggodanya. “Kenapa, Sayangku? Ada apa? Kenapa hanya berdiri di situ? Apa tidak mau gabung denganku, hem?” Ucapan manis Erina disertai seringaian tipis sungguh membuat Arthur bergidik ngeri. Arthur baru menyadari bahwa gadisnya bisa bersikap menakutkan seperti itu. Astaga! “Akhh, aniya. Aku . . . Aku ak
@ Kembali ke PT DELUXE TOWER Pukul 18:15 KST Seorang gadis sedang bersiap-siap untuk pulang ke rumah. Ia sedang menyelesaikan pekerjaannya sore hari ini sebelum ia serahkan pada Atasannya. Ia sangat sibuk sekali hingga benar-benar mengabaikan seseorang yang sedari tadi memperhatikannya. Eritha, gadis manis ini akhirnya menyelesaikan semua pekerjaannya dengan tuntas. Ia menggeliat pelan dan meregangkan otot-otot tubuhnya dan hal ini disadari sepenuhnya oleh Atasannya, Zhafar. Ya, sedari tadi Pria ini memperhatikan sikap gadis manis di depannya dalam diam. Dirinya begitu mengagumi setiap pergerakan yang dilakukan oleh Eritha apalagi saat gadis manis ini menggeliat pelan hingga mampu membuat fikiran Zhafar berkelana jauh dan liar. Zhafar bahkan kalau berlama-lama seperti ini kemungkinan tidak sanggup menahannya lagi, untuk itu ia berusaha keras menahannya. Ia mulai memfokuskan pandangannya pada layar di depannya. Saat ia sedang fokus men
Zhafar masih diam saja saat Eritha berkali-kali berbicara padanya. Fikirannya benar-benar ngeblank dan melayang entah kemana. Ia juga melihat bahwa gadis ini sungguh mengkhawatirkannya dan mungkin sebentar lagi akan menangis. Hatinya terenyuh menyaksikan ini semua. Baru kali ini Zhafar merasa ia tidak bisa menahan rasa sakit di tubuhnya. Ia kelelahan, fikiran hati dan mentalnya. Tapi tidak seorang pun mengetahui semuanya ini. Dan ia juga tidak pernah menunjukkan kelemahannya pada siapapun termasuk kesakitannya ini apalagi pada seorang gadis. Dan gadis di depannya inilah orang pertama yang mengetahui rahasianya dan kelemahannya. Zhafar kini menatap Eritha dengan sendu dan tersenyum tipis dengan tangannya yang masih menggenggam pergelangan tangan Eritha. Ia menarik pelan pergelangan tangan Eritha hingga mengakibatkan Eritha kehilangan keseimbangannya dan terjatuh di pangkuan Zhafar. “Kyaaa!” Teriak Eritha tertahan dan menyadari bahwa ia berada di posisi yang sa
“Sajang-Nim, please! Jangan begini!” Eritha masih berupaya menyadarkan Zhafar yang semakin hilang kendali. “Kau tahu? Kau gadis pertama yang kuperlakukan seperti ini. Kau mungkin masih tidak bisa mempercayaiku 100 % karena perasaan masa laluku dengan sahabatmu itu. Tapi dia memang akan selalu di hatiku selamanya, Aku juga tidak akan pernah mengusiknya. Aku bahagia saat melihatnya bahagia dengan pilihannya. Dan Aku merasa tenang. Kini sekarang, ku fikir Kaulah yang kubutuhkan dan kuinginkan saat ini dan seterusnya . . . Entah . . . Aku juga tidak mengerti kenapa bisa begini,” Zhafar mengungkapkan semua isi hatinya pada Eritha yang membuat gadis ini terisak pelan. “Hiks . . . hiks . . . mian. Mianhaeyo, Oppa! Aku . . . Aku hanya sedang meyakinkan hatiku bahwa perasaanku ini tidak pernah salah. Dan Aku trauma jikalau menjalin hubungan dengan rekan satu lingkungan kerja. Apalagi Kau adalah seorang Pemimpin Perusahaan besar, pasti akan banyak yang mencemoohku dan
“Tapi sekarang berbeda dan waktu sudah berubah. Aku ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari masa lalu. Dan Aku juga tidak pernah menyangka akan seperti ini akhirnya. Aku juga tidak pernah menyangka bahwa Aku akan bertekuk lutut padamu. Aku juga tidak mengerti sejak kapan hal ini terjadi. Aku sungguh sulit menyadarinya. Semuanya mengalir begitu saja. Dan Aku ingin melindungimu sama seperti Aku ingin melindungi sahabatmu. Semoga Kau selalu di sisiku! ” Lirih Zhafar saat mengingat pertemuannya dengan Eritha. Ia tersenyum simpul dan tangan kirinya menahan tubuh Eritha agar tidak jatuh. Mereka berdua menghabiskan waktu di ruangan milik Zhafar Basrian Rafael hingga pukul 20.00 KST. Tubuh Zhafar serasa kaku karena hampir 2 jam lamanya ia menopang tubuh Eritha tanpa bergerak sedikitpun. Zhafar seperti mati rasa saat ingin menggerakkan punggunggnya. Saat akan menggerakkan kakinya, Eritha ikut bergerak. Zhafar menatapi gadis ini yang ternyata sedang menggeliat
# Kamis, Tanggal 05 Januari 2017, Pukul 07.00 KST, @ PT Deluxe Tower Persiapan meeting antara kedua Perusahaan besar yaitu PT DT dan PT SH Group. Suasana kantor terlihat sibuk sekali. Terlebih loby kantor. Para karyawan berjalan ke sana kemari dan terlihat jelas ketegangan di wajah semuanya. Salah satunya yaitu Erina. Ia berjalan tergesa-gesa dengan beberapa dokumen berada dalam genggamannya. Gadis cantik ini berjalan tanpa memperhatikan jalan di depannya hingga akhirnya . . . BRUK!!! “Aduhh!!! Astaga! Aww . . . ” Erina sedikit merasakan sakit di tubuhnya akibat tubrukan yang lumayan keras dengan seseorang di depannya hingga membuatnya jatuh terduduk. Dan Erina juga mengakui jika itu kesalahannya maka dari itu ia tidak berani menyalahkan orang tersebut. “Gwenchana, Erina?” Deep voice yang sangat ia hafal betul suara milik siapa. Erina menengadahkan kepalanya ke atas dan melihat visual
Saat ini, Arthur sudah mengetahui semuanya dan ia merasa ia harus segera melangkah lebih cepat. Ia membuka kedua matanya dan menatap semua rekannya dengan tatapan tajam yang tidak pernah ia perlihatkan pada semuanya.Hal ini disadari oleh semuanya bahwa Arthur telah berubah.“Jinjja, Arthur-nie! Dia menakutkan!“ Ucap Kai dalam hati.“Aihh, kenapa dengan bocah itu? Mengerikan!“ Ucap Xiu sambil melirik Arthur.“Jinja! Aku baru kali ini melihat Arthur bersikap seperti ini. Sikapnya memang tenang, tapi tatapan tajamnya sungguhlah meresahkan. Ya, dia sudah berubah! Dia akan menentang dan kalaupun mau, ia akan menghabIsi orang-orang yang menghalanginya! Tapi lawannya bukanlah orang biasa, Thur! Arghhhh!!!“Zhafar berteriak dalam hati dan ia sangat frustasi.“Baiklah! Aku akan menghadapinya segera! Dan untuk Erina sendiri, ia sudah berada di ruanganku. Aku juga sudah mengataka
@ PT SH Group, Kamis, Tanggal 05 Januari 2017, Pukul 08.00 KST Seorang wanita terlihat berjalan tergesa-gesa menuju sebuah ruangan. Saat dalam perjalanan, semua orang menundukkan badannya sedikit sebagai tanda hormat mereka pada salah satu orang terpenting di Perusahaan ini. Mereka semua menyapa wanita berparas angkuh itu dan hanya dibalas senyuman singkat. Langkahnya terhenti di depan ruangan yang bertuliskan Presdirut. Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu hanya memandang lekat pintu besar di hadapannya. Ia mengeja nama di plakat yang menempel di pintu. Ia sedikit menguatkan hatinya sebelum memasuki ruangan privat ini. TOK!!!TOK!!!TOK!!! Wanita itu memberanikan diri mengetuk pintu itu dan menahan nafasnya sejenak lalu menghembuskannya perlahan. “Masuk!” Ucap seseorang di dalam ruangan. CEKLEK!!! Pintu terbuka lebar menampilkan sosok wanita paruh baya yan
#Flashback End # 1 Tahun kemudian @ Ruang Presdirut, PT Deluxe Tower, Lantai 10, Jumat, Tanggal 05 Januari 2018, Pukul 11.00 KST ‘’Oppa!! Zhafar Oppa!!! Yakh!!!’’ Seruan seseorang berhasil membuat Zhafar terkesiap. Ia menatapi seseorang itu yang menatapinya dengan pandangan keheranan. ‘’Hahh!!! Erina! Arthur! Astaga! Aku melamun! Jinjja!’’ Ucap Zhafar akhirnya dan mengusap wajahnya kasar. Ia menerawang jauh ke depan tentang semuanya. ‘’Kau melamun ternyata! Astaga! Zhaff, aku minta bantuanmu untuk menyebar undangan pernikahan kita, ya??’’ Permintaan dari Arthur begitu mengagetkan Zhafar. ‘’Akh! O-oke! Siap! Aku akan bantu kalian! He . . . He . . . ‘’ Jawab Zhafar sedikit gugup seraya memeluk Arthur bahagia. ‘’He . . . He . . . Terima kasih, Kawan! Ku harap kau segera menyusul, ya!’’ Ucap Arthur penuh ketulusan dan diamini oleh Zhafar dan Erina. Mereka bertiga berbincang lama sambil sesekali bernostalgia. Mereka Nampak sangat bahagia sekali bahwa persahabatan mereka masih terja
# Tiga hari berlalu, Seorang gadis cantik membuka matanya perlahan. Ia mengerjap matanya perlahan untuk menyesuaikan keadaan di sekitarnya. Ia mendapati ruangan putih bersih yang lumayan luas. Ia terheran-heran. Saat sedang mengamati keadaan di sekitarnya, sebuah sapaan berat mengusik pendengarannya. ‘’Sudah siuman? Syukurlah,’’ Sapaan lembut seorang Pria begitu hangat hingga membuat seorang gadis cantik ini mengalihkan perhatiannya. ‘’Zhafar Oppa? Aku dimana??’’ Tanya gadis cantik ini dengan keheranan. ‘’Kau di rumah sakit. Sudah tiga hari kamu dirawat di sini, Erina!’’ Jawab Zhafar tenang seraya mengupas apel untuk Erina. Ia tersenyum hangat pada Erina. ‘’Hahh?? Aku di rumah sakit? Kenapa?’’ Erina begitu terkejut saat mendapati kenyataan bahwa dirinya dirawat di rumah sakit. ‘’Iya, kau luka parah. Ehm . . . ‘’ Zhafar menggantung kalimatnya. Ia ragu harus memberitahu apa tidak perihal lukanya tersebut. ‘’Oppa!!! Oppa kenapa? Cerita padaku? Aku sakit apa??’’ Erina sedikit memak
‘’Eungghh!!! Sa-sakiitt, Oppaaah!! Argh!! Hahh . . . Hahh . . . ‘’ Teriak Erina tertahan saat Javier memasukkan sesuatu ke dalam tubuh Erina dan mengunci bibir Erina. Erina hilang akal! Ia tidak tahu lagi harus berbuat apa. Ia lelah dan tidak berdaya. Ia merasa akan mencapai kenikmatan tersebut disertai dengan perlakuan Javier padanya yang semakin menggila. Hingga akhirnya . . . ‘’Eunggghhh . . . Hahh . . . Hahh . . . ‘’ Seru keduanya saat keluar bersamaan. Javier menciumi lembut kening Erina dan memeluk erat gadis itu. Sementara Erina terlelap seketika. Javier manatapi Erina dengan penuh kasih. Ia begitu memuja gadis ini. Ia memakaikan pakaian Erina dengan lembut dan menyelimutinya sebelum pergi meninggalkan Erina seorang diri. ‘’Bye, Erina!!! Terima kasih!’’ Ucap Javier seakan mengucapkan salam perpisahan. Sungguh kejam sekali!!! £♥¥€ @ Ruang CTO, Lantai 08, Senin, 06 Maret 2017, Pukul 13.00 KST ‘’Huek!! Huek!! Arghh!! Ahh, aku
Erina menebak siapa gerangan tamu ini dan seketika terkejut mengetahui siapa tamu tersebut. Ia menahan nafasnya sejenak tatkala tamu tersebut membalikkan badannya menghadap dirinya. ‘’Akkh!!!’’ Ucap Erina tertahan saat mendapi tamu yang sangat dihindarinya. ‘’Halo! Selamat Malam, Erina!’’ Deep voicenya begitu mengusik pendengaran Erina dan mampu membuat Erina sedikit menjauh. ‘’Akh! Ya, selamat malam. Ehm, A-ada perlu apakah?’’ Tanya Erina dengan sopan dan pelan seraya menghindari tatapan mata dengan tamu tersebut. ‘’Hem, tidak! Ini! Aku hanya ingin memberikan ini,’’ Tamu tersebut tiba-tiba menyerahkan sebuah kado besar kepada Erina. Erina terkejut dengan semua sikap tamu tersebut yang memberikannya kado. Seketika itu juga ia terpana bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya dan tamu tersebut pun masih mengingatnya. Ia menutup mulutnya seketika seakan tidak mempercayai fakta yang ada. ‘’Aku dengar kamu cuti kemarin, makanya sekalian aku ingin menjengukmu. Aku fikir kau sedang sa
BUG!!! Terdengar pukulan lumayan keras yang dilayangkan oleh Javier kepada Zhafar. Pria tampan ini ternyata juga tidak siap akan pembalasan dari Javier. Ia terhuyung ke belakang seraya memegangi pipi kanannya. ‘’Cih! Sial!’’ Umpat Zhafar kesal karena pukulan Javier. Ia menyeka darah di sudut pipi kanannya dengan ibu jarinya. Ia juga menatapi Javier dengan tatapan kebencian. Javier dan Zhafar sama-sama bangkit dari posisinya. Mereka berdua siap-siap akan melakukan pembalasan dengan sengit. Akan tetapi belum sempat terjadi, seseorang memergoki keduanya hingga berteriak histeris. ‘’KYAAAA!!! Kalian!!! Ada apa ini?’’ Teriak Eritha, seseorang itu dan segera berlari ke arah kedua Pria tersebut. Posisi Eritha berada di tengah di antara kedua Pria tampan tersebut dan memandangi keduanya secara bergantian. ‘’Yakh!!! Kalian kenapa, ha??? Kenapa berkelahi?? Ada apa??’’ Tanya Eritha sedikit emosi karena kelakuan kedua Pria tersebut. ‘’ . . . ‘’ ‘’ . . . ‘’ Mereka berdua sama-sama terdia
‘’Nona Erina hamil!’’ Ucap Dokter ini pelan seraya tersenyum hangat kepada Zhafar dan Eritha. Bagaikan petir di siang bolong, kalimat sederhana dari Dokter Perusahaan mampu membuat Zhafar terkejut. Zhafar hanya bergeming saja. Ia menatapi surat hasil pemeriksaan dengan nanar dan tangannya bergetar. Ia menerka-nerka bagaimana bisa Erina hamil? Erina hamil? Sejak kapan? Dengan Arthurkah? Apakah Arthur sudah mengetahuinya? Bagaimana kalau ternyata Arthur juga tidak mengetahuinya? Bagaimana dengan keluarganya Arthur yang berada di sana? Astaga! Pertanyaan itu semua memenuhi seluruh fikiran dan hati Zhafar. Pria tampan ini masih meresapi dan memahami situasi yang pelik ini. Ia menggeleng pelan seakan tidak mempercayai semuanya. Ia meremas surat itu dengan tangan yang bergetar. Hal ini disadari oleh kedua wanita yang berada di depannya dengan perasaan iba. ‘’Hahhh . . . Astaga!!! Erina . . . ‘’ Hanya itu kata-kata yang berhasil keluar dari mulut Zhafar. Ia bersandar pada kursi da
GREP!!! Zhafar, Pria tampan inilah yang dengan sigap menangkap tubuh Erina yang kondisinya memang sedang tidak sehat. Ia lantas mendekap erat Erina dan segera memeriksa kening gadis ini. Alangkah terkejutnya saat Zhafar memeriksa keadaan Erina yang memang benar-benar sakit, badannya demam tinggi. Zhafar segera mengangkat tubuh Erina, menggendong gadis ini ala bridal style dan berjalan keluar meninggalkan ruangan meeting untuk menuju Ruang Kesehatan. Sebelum meninggalkan ruangan, Zhafar meminta ijin untuk pamit sebentar dan meminta Eritha menemaninya. “Ehm, Maaf, saudara-saudara sekalian! Kejadian tidak terduga terjadi dan Saya meminta ijin untuk membawa rekan kerja kita, Erina untuk ke Ruang Kesehatan. Mohon tunggu sebentar! Eritha, tolong temani Saya! Saya akan segera kembali. Selamat Pagi! Terima kasih!” Ucapan tegas dan tenang Zhafar disambut oleh para tamu dengan sedikti was-was. Mereka semua khawatir dengan kondisi Erina. Zhafar dan Eritha membungkuk hormat tanda mereka undu
SRET!!! “Selamat Pagi!!! Eh, sudah ada kalian?? Halo!” Sapa Kai dengan lantang dan sedikit kikuk saat mendapati bahwa Erina sedang bersama dengan mantan kekasih gadis itu. “Ne, selamat Pagi semuanya!” Ucap Javier tenang dan kembali fokus pada pekerjaannya. Semua undangan duduk di kursi masing-masing dan bersiap dengan meeting hari ini. Mereka bercakap-cakap dan bersenda gurau. Dari sekian banyak orang di ruangan meeting ini hanya satu orang yang terlihat acuh dan diam saja. Keadaan orang tersebut disadari oleh sahabatnya dan berusaha berbicara dengannya. “Erina?? Kau kenapa?” Tanya Eritha, sahabat Erina yang sungguh khawatir dengan keadaan sahabatnya ini. Orang yang dipanggil namanya pun hanya menoleh sekilas dan tersenyum pucat pada Eritha. Hal ini langsung mendapat reaksi kekhawatiran. “Erina!!! Kau sakit? Kau pucat sekali! Astaga!” Ucapan Eritha berhasil mengusik seluruh pendengaran tamu yang hadir. Begitupun dengan Zhafar. Pria ini seketika memperhatikan Erina dari tempat
Erina menyerah! “Erina, maaf! Aku hanya ingin memelukmu saja. Hanya itu. Aku hanya ingin melepaskan semua kerinduanku padamu setelah sekian lamanya. Maafkan aku!!!” Jelas seseorang itu dengan lembut seraya melepaskan Erina dan bergerak menjauhi Erina satu langkah. “ . . . ” Erina tidak sanggup mengatakan apapun dan hanya bisa diam saja mencoba memahami situasinya. Ia menyeka air matanya yang tadi hampir saja terjatuh tatkala seseorang itu memeluknya erat. “Aku tahu aku salah, tapi aku hanya ingin memelukmu saja saat ini. Aku tahu kamu sudah tidak ingin melihatku lagi, tapi ijinkan aku berada di sisimu saat proyek ini berlangsung dan selebihnya terserah dirimu, Erina. Maaf,” Ucap seseorang itu jujur dan masih menatapi Erina dengan penuh perhatian. “Ehm . . . A-aku. Aku . . . Ehm, maybe, sulit bagiku menerima semua keadaan ini di hidupku dengan tiba-tiba. Takdir yang mempertemukan kita kembali di sini. Mempertemukan kita semua dalam sebuah ikatan benang merah yang kita tidak tahu ap