Beranda / Romansa / Dilema / Bab 1 - Bab 10

Semua Bab Dilema: Bab 1 - Bab 10

46 Bab

Prolog

                                                            Dicky    Lelaki dingin yang tidak mempercayai cinta semenjak ia ditinggal oleh ayahnya. Baginya cinta hanya membuatnya kehilangan orang yang ia sayang. Hanya dua sumber kebahagiaan yang ia miliki saat ini. Ibu dan Adiknya.“Bagi gue cinta itu hanya sebuah dongeng yang akan membawa kita jatuh ke dalam kesedihan, Bukan kebahagiaan,cinta juga bakal merebut orang yang kita sayang,” Dicky~***                            &nb
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-07
Baca selengkapnya

1

Mentari pagi saat itu menyelimuti kawasan JIS ( Jakarta Internasional School). Hari pertama sekolah setelah libur panjang. Hari ini juga hari pertama masuk ke sekolah baru bagi seorang Pria bernama Dicky. Jujur, ia benci dengan Jakarta. Karena kota ini selalu mengingatkannya akan masa lalu yang kelam. Namun apa boleh buat, keputusan ibunya yang membuatnya kembali ke kota ini. Ruang kepsek sekolah itu tak kunjung ia temukan. Sebesar apa sih sekolah ini sampai sampai ruangan kepsek saja sangat sulit ditemukan? Ingin bertanya tapi semua murid sudah masuk ke kelas mereka. Bagaimana ia akan belajar kalau ia tidak tau kelas yang akan ia tepati. "DAMN!" umpatnya."Aduh," Keluh seorang gadis karena tak sengaja tertabrak oleh Dicky."Maaf, gue gak sengaja," ucap Dicky membantu gadis itu b
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-07
Baca selengkapnya

2

Dicky mencoba memanggil seseorang yang ada di UKS tersebut. Namun sayangnya tidak ada seorangpun di sana. Dengan cepat Dicky mencoba mengambil kotak P3K. Berusaha mengobati pria bernama Ryan ini sebisa mungkin."Ryan!" ujar seorang gadis yang tiba tiba masuk ke UKS dan menghampiri Ryan.Tampak gadis itu sangat khawatir dengan kondisi Ryan. Bahkan gadis itu hampir menangis. Mungkin gadis ini orang terdekatnya Ryan. Atau mungkin pacarnya."Kenapa Ryan bisa gini?" tanya gadis itu pada Dicky."Tadi dia dikeroyok,"jawab Dicky."Brayn brengsek! pasti dia," umpat gadis itu."Iya,pelakunya Brayn, ini pacar lo?"
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-07
Baca selengkapnya

3

Motor kesayangan Dicky saat itu melaju melalui jalanan Jakarta yang padat. Huh dia sangat benci dengan suasana kota ini. Kelamnya masa lalu membuatnya tidak bersahabat dengan kota ini. Kenapa ia harus kembali lagi ke kota metropolitan ini? Fokus Dicky tiba-tiba tertuju kepada seorang gadis yang sepertinya ia kenal sedang berdiri di sebuah halte. Itu adalah Putri. Dickypun menghampiri Putri yang sedang berdiri sendiri di halte itu."Putri?lo ngapain di sini?" tanya Dicky."Loh? Dicky?" tampak Putri terkejut melihat kehadiran Dicky."Gue lagi nungguin bis, tapi gak ada yang berhenti disini," menjawab pertanyaan Dicky.Dicky mencoba melihat sekitar halte tersebut. Dan ternyata halte tersebut tutup karena akan ada perbaikan. Membuat Dicky tersenyum menahan tawanya. Putri heran. Dicky memeri
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-07
Baca selengkapnya

4

"Dasar Wanita tak tau diri!!!" teriak seorang lelaki paruh baya menampar wajah Ibu Dicky. Wajah cantik Ibu Dicky ternodai oleh tamparan seorang lelaki paruh baya. Ibu Dicky hanya bisa pasrah mendapatkan tamparan itu sambil menahan rasa sakit di wajah dan hatinya. Tak ada niatan untuk melawan. Karena ia mencintai lelaki itu dengan tulus. Walau lelaki itu sudah membawa seorang gadis muda dan selembar surat cerai."Kamu dengar ya! Aku udah gak cinta lagi sama kamu!" bentak lelaki itu."Tapi aku masih cinta sama kamu, dan sampai kapanpun aku gak akan mau pisah sama kamu," balas Ibu Dicky. Hal itu membuat Ibu Dicky kembali mendapat tamparan. Dicky hanya bisa melihat dari depan pintu kamarnya. Menangis melihat kekejaman lelaki i
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-07
Baca selengkapnya

5

Lelaki bernama Ryan itu menghampiri Dicky. Duduk di hadapan Dicky yang sedang memperhatikan makanan yang diberikan oleh Levin tadi. "Keren ya lo, baru masuk udah ditaksir Thania," puji Ryan tersenyum menggoda Dicky. Tampak dari tingkahnya, Ryan adalah orang yang mudah akrab."Enggak sampe naksir juga kali yan, orang gue baru kenal," balas Dicky."Lo tau nama gue dari mana? Dari Levin tadi ya," "Bukan, tapi dari cewek lo, kemarin cewek lo khawatir banget ama lo," "Ya maap hhehhe, kan gue sengaja," jawab Ryan cengengesan.Jawaban itu membuat Dicky tak bisa menahan tawanya. Ryan adalah orang yang unik. Di hari kedua d
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-07
Baca selengkapnya

6

Dicky dan Putri saat itu sudah berada di jalan untuk pulang. Namun Dicky merasa aneh. Putri tampak khawatir sejak di rumah sakit tadi.Tak juga ada percakapan diantara mereka sejak tadi. Membuat Dicky heran."Putri, lo kenapa sih dari tadi?" tanya Dicky membuka obrolan."Gue boleh minta sesuatu gak ama lo?""Apa?""Boleh gue minta lo untuk gak ikutan genk Ryan? Permusuhan Ryan ama Brayn itu udah mendarah daging, Brayn itu bahaya Dicky, dia itu--""Lo tenang aja, gue bisa jaga diri kok" balas Dicky."Tapi, Brayn itu--""Putri, dengerin ini ya, gue bakal jaga diri kok, kalau nantinya
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-08
Baca selengkapnya

7

Malam itu Dicky berada di kamarnya. Memikirkan perasaan yang ia rasakan saat ini. Pertanyaan lagi lagi muncul di hatinya. Apa ia jatuh cinta saat ini. Ibu Dicky yang menyadari hal itu menghampiri Dicky ke kamarnya. Tak biasanya Dicky seperti ini. Biasanya Dicky akan bermain bersama Nisa. Tapi saat ia masuk ke sekolah barunya ini, ia lebih sering sendiri dan mengurung diri di kamarnya. Membuat Ibu Dicky khawatir akan anak sulungnya itu."Boleh mama masuk?" tanya Ibu Dicky di depan pintu kamar Dicky yang terbuka."Masuk aja ma,"Ibu Dicky menghampiri anaknya itu yang sedang seperti memikirkan sesuatu. Ntah apa yang ia pikirkan."Hei, kamu mikirin apa?" tanya Ibu Dicky."Aku gak pikirin apa apa ma," bohong Dicky."Mama tau kamu Dicky, kamu mikirin apa? jujur ama mama!" tegas Ibu Dicky.Dicky tak bisa mengelak lagi. Ia memang sedang memikirkan tentang apa yang ia rasakan saat ini. Ia juga tak mungkin terus-menerus menyimpan petanyaan tent
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-09
Baca selengkapnya

8

Setelah mengantarkan Nisa, Dicky akhirnya tiba di sekolahnya. Tujuan Dicky saat itu langsung ke kelasnya. Banyak yang menatap Dicky dengan tatapan kagum saat Dicky berjalan menuju ke kelasnya. Tapi ia tak menghiraukan tatapan itu. Di kelas Dicky mencoba untuk mengirim pesan ke Ryan untuk sekedar menanyakan keberadaan Ryan. Tapi anehnya Ryan hanya membaca pesan tersebut. Membuat Dicky heran. Tak biasanya Ryan hanya membaca pesannya seperti ini. Namun tiba-tiba Ryan sudah berada di dihadapannya dengan seorang lelaki yang sangat ia kenal. Dicky benar=benar terkejut dengan kehadiran laki laki itu."Rey?!" ujar Dicky terkejut."Hai Dicky," sapa Rey."Lo kok bisa disini?" tanya Dicky."Jadi kemarin waktu lo udah balik ama Thania, dokter tib
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-09
Baca selengkapnya

9

Siang itu sepulang sekolah Dicky berniat ke sebuah tempat yang dulu sering ia kunjungi saat masih tinggal di Jakarta. Tak tau kenapa ia tiba-tiba ingat akan tempat itu. Ia juga ingin tau apa tempat itu sudah terbengkalai atau tidak. Namun kala itu Dicky kembali menabrak seorang gadis. Huh, ia sangat ceroboh sampai menabrak gadis itu. Dan ternyata ia kembali menabrak Putri. Beruntung kali ini Putri tidak sampai terjatuh. Ayolah, sudah dua kali ia menabrak Putri. Apa ini kebetulan atau pertanda?"Putri sorry, gue gak sengaja," ucap Dicky."Gakpapa, btw ini kali kedua lo nabrak gue, apa sekarang udah jadi hobi?" canda Putri tersenyum.Dicky hanya cengengesan. Tak tau harus membalas apa. Memang juga salahnya. Senyuman Putri itu tak bisa dipungkiri begitu manis bagi Dicky."Lo mau langsung balik?" tanya Putri."Gue ada urusan dulu, kenapa? Mau bareng?" tanya Dicky balik."Boleh, tapi lo selesain urusan lo dulu ya, gue juga gak mau pulang cepet,"
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status