All Chapters of Pelakor Tak Pantas Bahagia: Chapter 71 - Chapter 80

85 Chapters

Kesepakatan Tante Rani dan Hamid.

"Sialan!" teriak Adam, dia menghantam meja kerjanya. Dari mesin pencarian diketahui kalau mobil tersebut milik sebuah perusahaan ekspedisi, tapi tahun lalu hilang di curi dan sampai sekarang tak ditemukan di mana. "Bagaimana aku bisa menemukan jejak mereka? Alika juga tak membawa hape." Adam terlihat kalut, selama ini dia tak pernah setakut ini. Dia mulai mengambil hape, mencari nama orang yang bisa membantu. Sayangnya, sampai nama di kontaknya,dia sama sekali tak menemukan nama yang cocok. Adam kembali menutup hape, pandangannya beralih ke laptop, mendalami siapa pencuri mobil itu. *****  Di gudang. "Argh." Alika berteriak menahan sakit, dia baru saja siuman, tangannya terasa kesemutan, dia mengubah posisi dari terlentang ke miring. Matanya mengerjap-ngerjap, mencoba menyesuaikan dengan pencahayaan yang sedikit minim. 
Read more

Mengikuti Hamid

Sehari semalam, Adam tak bisa tidur, dia terus memikirkan Alika,dia sudah berkeliling tempat hiburan malam untuk mencari info yang berkaitan dengan minivan yang menculik Alika. Pikiran Adam kacau, telpon dari Bella pun dia abaikan, dia hanya mengirim pesan agar tak mengganggunya, karena lagi menjalankan misi. Ketika pikirannya sangat kalut, seseorang menepuk pundaknya dari belakang, ternyata orang itu adalah Andika, sahabat sekaligus klien paling setianya. "Tumben, Lo di sini, kembali ke jalan sesat nih?" tanya Andika. Memang, setelah menikah Adam memberi tahu sahabatnya itu, bahwa dia ingin berhenti dari dunia hitam dan Andika sangat setuju akan keputusan sahabatnya itu. Sayangnya malam ini dia melihat Adam kembali di club, membuatnya berpikir untuk sekedar menyapa. "Nggak, gue lagi pusing, istri gue di culik, sampe sekarang gue nggak tau dia di mana, pencul
Read more

Membebaskan Alika

"Aku mau wanitanya polos, belum pernah jualan, tak perlu terlalu cantik, aku ingin yang menantang susah di taklukkan dan kalau bisa menutup aurat dari luar, alias tidak terlihat seksi," jawab Andika, dia mengulang ciri-ciri yang telah dia sampaikan kepada Amara.  "Kebetulan ada stok baru, masuk sudah dua hari yang lalu. Tapi, barang ini mahal karena limited edition," terang lelaki yang bernama Jo. "Asal sesuai dengan seleraku, uang tak jadi masalah," ucap Andika jumawa. "Ok," jawab Jo, dia mengeluarkan hapenya dan memperlihatkan sebuah foto kepada Andika. Lelaki kaget, karena wanita dalam foto tersebut adalah Alika, teman almarhum Airin, Adiknya. Dia merutuki diri, kenapa dari awal dia tak melihat foto yang dikirim oleh Adam ke chat pribadinya. Tanpa pikir panjang Andika langsung berkata. "Aku suka gadis ini!"  "Boleh sa
Read more

Keputusan Adam

Sepanjang malam , Alika memeluk Adam, hingga keesokan harinya, badan Adam seolah mati rasa. Pelan-pelan, Adam bangkit, dia ingin membuatkan Alika sarapan, gadis itu pasti lapar. Adam melangkah ke dapur, dia membuka kulkas dan mengambil beberapa biji telur, dua buah sosis, sawi hijau, lalu mulai memotong semuanya, tak lupa nasi dia ambil dari magic com. Adam dengan cekatan mengeksekusi semua bahan yang tadi di ambilnya menjadi dua piring nasi goreng, dengan toping sosis dan telur mata sapi. Segelas susu coklat menjadi pelengkap sarapan khusus untuk Alika. Menggunakan nampan, Adam membawa piring berisi nasi goreng dan susu ke kamar, dia meletakkan di atas meja. Lalu membuka gorden, membuat Alika terbangun terkena sinar matahari pagi. "Selamat pagi, Tuan putri," sapa Adam. Alika menggeliat, menyembunyikan mukanya di balik selimut. "Bisakah, membiarkan ku tidur l
Read more

Adam Terluka

Segera asisten Bos, menginfokan kepada orang yang berjaga di luar agar menghabisi Adam.Beberapa orang segera menghadang Adam yang sedang berjalan keluar, nampak dari wajah mereka tak bersahabat.Melihat orang-orang mencegat nya, Adam mulai waspada, orang-orang yang akan di hadapi oleh Adam bukanlah orang sembarangan, mereka terlatih membunuh."Minggir dari jalanku," perintah Adam ketika dua orang menghadang jalannya."Hahahaha, langkahi dulu mayat kami," ucap lelaki yang Adam tau bernama Dirman."Kalau itu mau kalian, aku tak akan keberatan," ucap Adam.Setelah mengatakan hal itu, secepat kilat Adam menyerang Dirman dengan tinju, lelaki itu dapat menghindar dengan mundur selangkah.Lalu Dirman membalas  menyerang Adam dengan tinjunya dari samping, berhasil ditangkis oleh Adam.Kini giliran Adam memberi tendangan secepat kilat, gagal di tangkis, sehingga mengenai perut Dirman, lelaki itu mundur beberapa langkah, dia
Read more

Adam Jujur

"Astaghfirullah, kamu kenapa?" tanya Alika ketika Adam pulang ke rumah. Wajahnya sedikit bengkak, memar sana sini, Alika sampai tak yakin kalau yang ada di depannya sekarang adalah Adam. Alika menarik tangan Adam, membantu lelaki itu duduk. "Mbak, tolong ambilkan minum," suruh Alika kepada pembantu baru mereka. Sambil menunggu air minum, Alika memberanikan diri menyentuh wajah Adam. "Ahhh," ringisnya ketika Alika memegang wajah Adam. "Sakit, ya?" tanya Alika. Wajah Adam seketika di tekuk, dia tak habis pikir, apa Alika pura-pura lugu atau memang lugu. Masa wajahnya sudah hancur seperti itu, masih di tanya sakit atau tidak? "Kamu liatnya bagaimana?" jawab Adam dengan kesal. "Maaf," ucap Alika. Mbak Nur datang membawa segelas air, diberikan kepada Alika, gadis itu memberikan kep
Read more

Pelaku Pembakaran

"Kebakaran, kebakaran, Tuan, kebakaran." "Aduh," teriak Adam, ketika doa membuka mata dan ingin segera bangun, dia malah terjatuh.  Ternyata, apa yang tadi dia lakukan hanya mimpi, Adam semakin meringis.  "Tuan, kebakaran!" teriak mbak Nur yang sudah berada di depan Adam, dia membantu Adam bangkit.  Peluh sudah membanjiri wajah mbak Nur, rasa panik tergambar jelas, Adam memaksakan diri untuk bangkit, rasa nyeri yang menjalar di seluruh tubuhnya berusaha dia tahan. "Mbak jangan panik, cepat panggil Alika, aku akan periksa pintu dan jendela," perintah Adam. "Baik, Tuan." Mbak Nur gegas berlari ke kamar Alika, dia menggedor pintu majikannya dengan sangat cepat, tak lama, muncul wajah jutek Alika. "Mbak kenapa?" tanyanya. "Kebakaran, Nyonya." ucap mbak Nur. "Apaaaa, kebakaran?" Mata Ali
Read more

Membujuk Alika

"Apa ini?" tanya AIPTU Wawan. "Ini pelaku pembakaran, tadi dia ada disini, aku berhasil melumpuhkannya," jelas Adam. "Kalau begitu, kita segera ke kantor, untuk membuat laporan supaya bisa di proses secepatnya," ujar AIPTU Wawan. "Boleh, Pak. Tapi, apakah saya bisa minta tolong untuk pelakunya tak dirilis dulu, takutnya dalangnya kabur sebelum bukti cukup untuk menangkapnya," ujar Adam. "Bisa saja, nanti kita bicarakan di kantor saja." Mereka akhirnya bersama-sama ke kantor polisi, mereka memakai mobil Adam, sedangkan AIPTU Wawan mengikuti mereka dari belakang. TKP masih dalam proses pemadaman, pihak kepolisian belum berani melakukan investigasi, takut tempatnya masih berbahaya. Polisi belum mengeluarkan statement apapun terkait sebab kebakaran tersebut. Sampai di kantor polisi, Adam di arahkan untuk membuat laporan, sementara lelaki yang berada di bagasi seg
Read more

Menyelamatkan Pak Andreas

"Pergi kamu!" usir pak Andreas, matanya nyalang menatap tak suka pada Adam. Tangannya hendak menjangkau telpon, Adam segera menahannya. "Hentikan pikiran Anda untuk memanggil security, itu tak akan cukup kalau aku berniat membunuh Anda." Adam berkata sombong. Pak Andreas mengurungkan niatnya, dia duduk kembali di tempatnya dengan wajah kuyu. "Mau kamu apa sebenarnya?" tanya pak Andreas. "Aku sudah bilang dari awal, Anda saja tidak percaya. Sekarang, ku tanya sekali lagi. Maukah Anda menghancurkan lelaki di dalam foto, maka aku akan melindungi Anda." ucap Adam. "Baiklah, aku akan membantumu," ucap pak Andreas, dia tak bisa berbuat apa-apa, dia baru tau kalau didepannya adalah si Penyair Perang, pembunuh bayaran yang terkenal dikalangan mafia. "Asal Anda tau, awalnya saya yang diminta untuk membunuh Anda, hari ini adalah jadwal kematian And
Read more

Tante Rani dan Hamid

Duarrr Terdengar bunyi tabrakan yang sangat besar, pak Andreas dan Adam terbanting, untung saja mobil tak terbalik. Hanya body belakang mobil penyok dan berasap. Tanpa aba-aba, mereka berdua kompak segera keluar dari mobil. Pak Andreas tersungkur ke tanah, tak lupa dia sujud syukur, Adam membaringkan diri di tanah, dia tak mengira bisa melakukan hal seperti tadi. Tak ingin berlama-lama di tempat itu, Adam segera menelpon seorang temannya untuk menjemput mereka. Dia melarang pak Andreas menelpon sopir ataupun orang-orang yang bekerja dengannya, takut di antara mereka adalah mata-mata. "Sepertinya aku harus menyeleksi mereka lagi," gumam pak Andreas. Adam hanya melirik sesaat, dia tau bagaimana rasanya di khianati orang yang paling dipercaya. "Jadi sampai kapan aku harus bersembunyi?" tanya pak Andreas. "Anda tidak haru
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status