All Chapters of Pria Tampan terdahsyat yang legendaris.: Chapter 131 - Chapter 140

Selama ini Lung Er selalu mengatakan dia tinggal di istana  sebagai pembantu Baginda Raja, jadi Ming Er mau berteman dengan Lung er, karena Ming Er itu benci Kaisar, dia merasa kaisar itu se wenang wenang , ingin membunuh langsung membunuh tanpa melihat dulu perkaranya. Jadi ketika di ajak ke istana Ming Er tidak mau, jadi dia selalu menghindar Lung Er.  Sayang Lung Er sudah senang dengan Ming Er jadi , dia tidak akan berhenti menjadikan Ming Er selirnya. Setelah berputar putar beberapa hari, Ming Er akhirnya mau diajak ke Istana dan di tempatkan di sebuah pavilium tenang dengan beberapa dayang yang melayaninya. Lung Er senang setelah bersusah payah dari kecil disiksa dan di hina, sekarang Lung Er telah menjadi Baginda Raja yang berkuasa tapi dia harus menyingkiri pejabat yang korup dan yang berkuasa se wenang wenang.  Perjalanan kariernya masih panjang, tapi memang setelah Lung Er bisa menghukum para pejabatnya yang tidak benar

Sebelum dikirim kemari, Rose berkenalan dengan jendral Liu yang ditemukan di jalanan , ketika Rose disuruh membeli kebutuhan Roseline, karena mereka saudara kembar, jadi Rose selalu tahu perhiasaan seperti apa yang diinginkan Roseline. Ketika dia sedang membeli perhiasaan itu, ada seorang pengemis berusaha mengambil uangnya dari kantung bajunya, tapi biarpun Rose tidak bisa ilmu bela diri, gerak refleknya cepat, begitu dia merasa ada yang menyentuhnya dia berbalik dan bertepatan dengan itu kuda jendral Liu lewat dan hampir mengenai Rose. Jendral Liu turun dari kudanya untuk melihat apakah Rose terluka dan melihat kecantikan Rose, biarpun dia memakai pakaian yang compang camping tapi tidak dapat menutupi kecantikannya. Jendral Liu terpukau dan menginginkan gadis ini menjadi istri sah nya , biarpun dia sudah memili

“Cepat sediakan air obat hangat untuk saya.” Kata Rose memerintah pengawal itu yang ketakutan akan kematiannya. Pengawal dengan ketakutan dan rasa sakit yang luar biasa mengikuti perintah Rose dan dia sangat bingung , bagaimana Rose yang penurut dan penakut itu tiba tiba berubah menjadi seseorang yang memiliki karakter yang sangat berbeda, bahkan bertolak belakang, kejam dan ganas itu. Ya, sangat kejam , dia dapat membuat dia ketakutan dengan memerintahkan dia minum racun yang sangat ganas itu, jadi jiwanya tinggal satu tahun. Sambil menangisi dirinya sendiri, pengawal itu memerintahkan budak pria yang bertugas malam untuk menyediakan air hangat itu dan kemudian diberikan obat oleh tabib yang bekerja disini, tabib yang untuk mengobati pengawal dan budak yang sakit karena penyakit atau karena yang mendapat hukuman

" Bagaimana kamu membantu kami, sedangkan kamu sendiri sekarang juga menjadi budak,?" tanya tabib Lie Wen (putra tabib LIe). " Paman , jangan takut, nanti kenalkan saya pada putra mahkota sehingga dia tertarik sama saya lalu menjadikan saya budak khusus untuk dia sendiri , bukan untuk selirnya. dan usahakan Merry juga terpilih menjadi budak putra mahkota, saya yakin setelah putra mahkota mengajak saya kekediamannya, saya akan menjadi budak atau selir kesayangannya." Kata Rose lagi dengan mantapnya. "Caranya , paman yang usahakan sehingga putra mahkota memilih saya dan Merry menjadi budak khusus putra mahkota bukan menjadi budak selirnya, bisakah paman sekeluarga membantu saya dengan rencana ini." Tanya rose mengharap. "Dulu, saya mengobati kamu, sehingga seluruh keluarga kami dihukum disini, biarpun kami hidup seperti tabib biasa, tapi kami tidak memiliki kebebasan atas diri kami sendiri, dan sekarang kamu meminta kami menbantu kamu, kami pasti membantu kamu

Masih menunggukah jendral Lie di perkampungan itu? Mereka bermalam di tengah gunung sambil memantau keadaan di perkampungan. Pagi harinya, mereka menaiki gunung selama sehari dan bermalam di lereng gunung, besok mereka baru bisa sampai di puncak gunung . Hari ini adalah hari ketiga , mereka sudah sampai di puncak gunung dan Lie Wen turun ke jurang untuk memetik jamur itu, setelah dipetik, tengah hari mereka menurunin gunung dan akan memakan waktu dua hari lagi baru sampai di perkampungan. Rose tidak tahu apakah Jendral Lie telah pulang dari perkampungan dan dia tidak peduli dan malas untuk memikirkannya. Hari kelima sejak mereka naik ke gunung, mereka sampai di rumah tabib yang telah dijaga dengan beberapa pegawal, melih