Home / CEO / Kubuat Mantan Suami Jatuh Miskin / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Kubuat Mantan Suami Jatuh Miskin: Chapter 21 - Chapter 30

37 Chapters

Informasi Baru Tentang Wiji

Jahat sekali Rianti, bukan hanya merebut Mas Wiji saja, dia pun menggunakan nama kami untuk menghasilkan uang setiap bulan dari Mas Wiji. Kalau saja Mas Wiji tidak berbicara padaku, mungkin aku tidak mengetahuinya. Selama ini harusnya kami tidak tidur di jalan. Semua ulah Rianti, perempuan jahat itu harus terkena karmanya. Sejak dulu, aku tidak pernah iri padanya. Tinggal di rumah ibunya pun, aku bekerja. Melakukan apa yang seharusnya dilakukan Rianti. Aku selalu membuat hidupnya enak, ternyata dia tidak berterima kasih padaku.Aku menghela napas, Mas Bambang sudah berada di hadapanku. Ia menatapku tak berkedip."Mas, kenapa?""Kamu memikirkan apa, sampai saya ada di sini kamu tidak sadar." Ia tersenyum padahal sudah kuacuhkan. Bagaiamana bisa aku bercerita tentang Mas Wiji? Tidak mungkin aku melakukan itu, bisa tidak enak dengan Mas Bambang. Biarkan saja menjadi cerita duka yang hanya aku simpan sen
Read more

Mempermalukan Rianti

Jahat sekali Rianti, bukan hanya merebut Mas Wiji saja, dia pun menggunakan nama kami untuk menghasilkan uang setiap bulan dari Mas Wiji. Kalau saja Mas Wiji tidak berbicara padaku, mungkin aku tidak mengetahuinya. Selama ini harusnya kami tidak tidur di jalan. Semua ulah Rianti, perempuan jahat itu harus terkena karmanya. Sejak dulu, aku tidak pernah iri padanya. Tinggal di rumah ibunya pun, aku bekerja. Melakukan apa yang seharusnya dilakukan Rianti. Aku selalu membuat hidupnya enak, ternyata dia tidak berterima kasih padaku.Aku menghela napas, Mas Bambang sudah berada di hadapanku. Ia menatapku tak berkedip."Mas, kenapa?""Kamu memikirkan apa, sampai saya ada di sini kamu tidak sadar." Ia tersenyum padahal sudah kuacuhkan. Bagaiamana bisa aku bercerita tentang Mas Wiji? Tidak mungkin aku melakukan itu, bisa tidak enak dengan Mas Bambang. Biarkan saja menjadi cerita duka yang hanya aku simpan sen
Read more

Mempermalukan Rianti (2)

Demi ponsel, Rianti berlari sambil menangis. Salam kondisi seperti ini, benda pipih itu sangat sulit kembali ia dapatkan. Bagus juga Bu Sandra membantingnya hingga terbelah dua. Bu Sandra kini menghampiri Rianti, tangannya menarik kasar rambut wanita yang mereka bilang cantik. Kengerian terlihat dari wajah mereka. Begitu juga aku, tapi bagaimana juga, ini adalah tontonan sangat menarik. "Sejak kapan kalian berselingkuh, hah?" tanya Bu Sandra."Sa--saya nggak selingkuh dengan siapa pun." Rianti menjawab gugup.Bagaimana tidak berselingkuh, pasti Bu Sandra sudah tahu kalau mereka berselingkuh. Tidak mungkin kalau Bu Sandra membanting ponsel Rianti tanpa sebab. Rianti masih terlihat cemas dan gugup. Sesekali ia melihatku dengan emosi. Kamu tahu berhadapan dengan siapa sekarang? Kamu sudah menjual namaku pada Mas Wiji. Mengambil uang hak anakku, dan berkata boh
Read more

Kejahatan Wiji

Aku merebahkan tubuh di kursi, menarik napas dalam-dalam mengingat ucapan Harlan. Sampai kapan pun aku tidak mau bekerja sama dengannya. Di dunia ini, tidak ada satu orang pun yang bisa dipercaya, termaksud anak dari suamiku. Bekerja sama? Hah, dia pikir aku sudi? Aku tidak mau termakan permainan kamu Harlan. Aku bisa sendiri melakukan pembalasan untu Wiji."Permisi, Bu." Suara Irma dari luar membuatku tersadar bermacam lamunan."Masuk, Ir."Irma masuk dengan membawa beberapa berkas di tangan. Apa yang kali ini dia bawa di dalam map banyak itu. "Ada apa, Ir?""Pak Seno, Auditor senior kemarin menelepon aku. Dia di luar menunggu Ibu, boleh dipersilahkan masu, Bu?" tanya Irma."Boleh."Sepertinya ada kabar baik untuk membuat Mas Wiji ke luar dari kantor ini. Kemarin aku meminta Irma mencari auditor handal untuk memeriksakan data perusahaan. Aku sepertinya kurang percaya dengan auditor l
Read more

Persembunyian dan kalah berjudi

POV Wiji Raisah pasti sedang ketakutan di sana dengan ancamanku yang akan mengambil Arman. Apalagi pesan masuk terakhirku, pasti dia mulai gemetar. Sialan sekali dia menjadikan aku buronan. Kenapa kesialanku terus menghampiri setelah menelantarkannya? Ah, mungkin aku sedang sial saja. Untung saja tabungan Rianti masih banyak, sebenarnya aku emosi saat tahu dia berselingkuh dengan pria lain. Namun, saat melihat tabungannya bernominal banyak, hmm ... aku sedikit melunak. Lumayan, untuk kembali mananam modal di rumah judi. "Mas, sampai kapan kita bersembunyi?" tanya Rianti. "Kamu bodoh, ya, gara-gara saudara kamu, aku jadi buronan.""Loh, kok saudara aku? Makanya, Mas jangan macam-macam, jadi begini, kan!"Sialan Rianti, kutarik rambutnya yang panjang. "Heh, aku seperti ini karena kamu juga. Tuntutan yang kamu berikan membuat aku mengambil jalan pintas. Enak saja kamu menyalah
Read more

Karma Dibayar Tunai

POV RiantiMas Wiji meningalkan aku di kelab malam ini, sebagai pengganti hutang yang dia tidak bisa bayar. Sialan sekali, dia meraup uang banyak dan menghabiskannya, sedangkan aku sebagai alat melunasinya. Suami macam apa dia? Jadi, selama ini dia suka berjudi. Kenapa aku tidak mengetahui semuanya ini? Dia selalu pulang malam dan bicarakan bisnis. Apa jangan-jangan bisnis yang dia maksud ini?Percuma aku berteriak memaki dirinya, tetap saja aku terpenjara dalam ruang kamar ini. Semua terasa begitu cepat berlalu. Sepertinya semua berturut-turut membuat hidupku kembali ke titik awal. Aku rindu Alex, mantan pacar yang menjadi selingkuhanku. Andai saja Raisha tidak membongkar semua perselingkuhan ini, mungkin aku dan Alex akan pergi jauh dari kota ini. Badanku masih nyeri, pukulan demi pukulan diberikan Mas Wiji padaku setelah Bu Sandra melempar tubuhku ke hadapan Mas Wiji. Sepulang dari rumah Sonia, kupikir dia akan
Read more

Ketakutan Raisha

POV RaishaRaishaAku belum bisa tertidur pulas kalau Mas Wiji belum tertangkap juga. Polisi belum juga menemukan keberadaannya, juga Rianti sebagai istrinya.Sudah kutanyakan Bu Sandra, terakhir bersama Rianti sore kemarin. Katanya, dia mengantarkan Rianti pada Wiji, tadinya mau mengirimnya ke penjara, tetapi pasti nanti suaminya akan ikut terseret. Jadi, dia hanya mengantar ke Mas Wiji agar suaminya tahu kelakuan Rianti.Baik sekali Bu Sandra, tetapi dia sangat mencintai berondong ya. Sampai, tidak rela jika Alex bersama Rianti. Bu Sandra juga mengancam kalau Rianti sapai nekat menemui suaminya, jangan salahkan penjara menanti.Ah, kenapa tidak sekalian aja dimasukkan ke sel penjara? Biar dia bersama Mas Wiji sekalian di sana. Orang-orang bejat seperti mereka harusnya dimusnakan. "Ada apa?" tanya Mas Bambang."Nggak bisa tidur, Mas. Aku masih gelisah memikirkan Mas Wiji. Takut dia berha
Read more

Penyelidikan

POV 3POV 3"Sudahlah, kamu tidak usah khawatir." Harlan mencoba menenangkan wanita berpakaian rumah itu"Lucu kamu, nggak usah khawatir. Di luar banyak polisi, masa iya dia bisa melewati mereka." Kini, Raya yang bersuara.Kadatangan kedua anak Bambang awalnya hanya ingin memastikan sang ayah tidak mengalami hal buruk. Namun, setelah itu mereka kembali menyalahkan Raisha atas kejadian yang sering menimpa ayah mereka selama ini.Raisah tidak suka dengan kedatangan mereka, karena hanya membuat dirinya terpojok. Bukannya memberikan solusi dan menenangkan, justru membuat hatinya semakin tidak tenang."Jangan jadi pahlawan, Raisha. Kamu saja masih ketakutan, apalagi kamu melawan kami.""Aku nggak mau bahas masalah lain. Tolong, kalau kalian datang untuk membuat keributan silahkan keluar.""Kamu ngusir kami?" Suara Raya meninggi.Sementara,Bambang mulai tidak nyaman dengan perdebatan antara istr
Read more

Penangkapan

POV 3POV 3Rianti berjalan terus sampai dia kelelahan. Kembali dia memegangi perut karena kelaparan. Dia mendekat ke arah anak-anak jalanan yang sedang makan. "De, minta, makanannya boleh nggak?" Rianti bertanya seraya matanya tak henti memperhatikan makanan."Kalau mau, Kakak kerja. Masa minta sama aku.""Kerja apa?" Anak kecil itu menunjukkan karung  dan alat mengambil botol. Rianti bergidik mendengar penuturan anak kecil itu. Sebelum melakukan, dia sudah bergidig ngeri. Seumur hidupnya, dia tidak menyangka akan melakukan hal seperti itu."Itu kalau Kakak mau, kalau nggak, tahan aja tuh perut." Tawa anak kecil itu membuat Rianti kesal. Benar yang dikatakan anak itu, Rianti akan kelaparan jika tidak makan, dan salah satu cara mendapatkan makanan itu adalah dengan bekerja. Namun, dia kembali teringat saat dirinya mengejek Raisha. "Duh, hidupmu sial sekali, ya.
Read more

Melawan Harlan

"Tolong, tolong saya!" Rianti berteriak dengan lantang.Beberapa orang sudah berkumpul mengelilingi mereka. Pria itu semakin panik, sedangkan Rianti semakin kencang berteriak."Ada apa, Mba?""Pria ini mau menangkap saya dan dijadikan wanita bayaran, Mas. Tolong saya," ujar Rianti."Ngg--gak, jangan percaya." Pria itu mengelak saat semua warga sudah siaga menangkapnya. Rianti memang cerdik dalam mengambil simpati. Dia menangis di depan semua orang agar mereka Iba. Mereka semua berlari mengejar Joni yang sudah lari tunggang langgang.Beberapa Ibu-ibu menenangkan Rianti. Ada yang belas kasih memberikannya uang. Ada juga memberikan makanan. Sungguh rezeki tak terduga pikirnya. Rianti melangkah pergi. Dia yakin Joni tidak akan datang menemuinya. Sepertinya dia harus merubah diri menjadi seorang pria. Supaya tidak di goda oleh siapa pun atau preman sekitar."Ka, dapat banyak makanan tuh,"
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status