Semua Bab Laki-Laki Misterius: Bab 31 - Bab 40

42 Bab

Rahasia Harvey (1)

Tampaknya bukan cuma aku yang bergumul dengan perasaan, kulihat dahinya berkerut dan sesekali dia membuka mulut untuk bicara tapi kemudian membatalkan niatnya.Akhirnya aku yang membuka mulut lebih dahulu, “Apa pun yang dipercayakan dr. Satya padaku, kau tidak punya hak untuk ikut campur.Dia bukan mempercayakan benda itu padamu.”Harvey terdiam cukup lama. Ada sedikit penyesalan dalam hatiku sudah berkata demikian, tapi aku ingin tahu bagaimana dia akan membujukku untuk berbagi rahasia itu dengannya. Kalau lagi-lagi dia mengatakan bahwa keselamatanku terancam, maka aku akan menuntut dia untuk menjelaskan siapa yang mengincar benda itu.Dari situ, mungkin aku bisa menggali lebih banyak informasi yang bisa kujadikan berita.
Baca selengkapnya

Rahasia Harvey (2)

Harvey membawaku ke tempat yang tak pernah aku kunjungi sebelumnya. Katanya tempat itu termasuk salah satu tujuan wisata buat mereka yang berkunjung ke Jakarta. Maklumlah kalau aku tak tahu, kalau dihitung-hitung belum lama aku hidup di ibu kota.Awalnya aku merasa sedikit seram melihat nisan-nisan dan monument tua yang bertebaran di tempat itu.Namun Harvey tampaknya tak menyadari itu. Sambil berjalan menyusuri jalan-jalan setapak di antara tebaran patung, monumen, dan nisan; dia bercerita selayaknya seorang pemandu wisata.Bercerita tentang sejarah tempat itu dan tiap-tiap artefak yang kami lewati.Perlahan-lahan aku ikut menikmati kesan yang asri dan tenang yang menaungi tempat itu.Waktu seakan berhenti di sana, terhenti
Baca selengkapnya

Organisasi Rahasia

“Aduh!” seru Harvey mengaduh, saat tinjuku mendarat di dadanya.“Kenapa?” tanyanya keheranan sambil memegangi bahu.“Huh … nggak apa-apa. Cuman kesal aja,” jawabku sambil membuang muka, sedikit kesal.Kami berdua jadi terdiam dengan suasana canggung. Akhirnya aku menghela nafas dan berusaha memecahkan kecanggungan itu, dengan hati-hati aku bertanya, “Jadi benar kau anak dr. Satya dan Sofia Janssens?”Harvey tampak lega aku tak lagi mendiamkan dia, dengan cepat dia menjawab, “Aku menduga begitu, jadi … masalahnya aku dititipkan oleh kedua orang tuaku ke sebuah panti asuhan sejak aku masih kecil.Usiaku baru sekitar 4 atau 5 tahun waktu itu.”
Baca selengkapnya

Harvey Bertemu Nyonya Burhan

"Haah ?" seruku terkejut."Benar, organisasi rahasia itu sangat tertarik dengan situs arkeologi yang sedang diteliti oleh mendiang suamimu.Setelah kecelakaan itu terjadi, perhatian mereka beralih ke dirimu.Diam-diam aku pun memutuskan untuk membayangi dirimu," jawabnya dengan lancar."Jadi saat itu kau sedang membayangiku, bukan membuntuti dr. Satya?" Aku ingin memastikan pendengaranku."Uhm… tidak juga." Dia terlihat ragu saat menjawab."Nah, sekarang kau yang membuatku bingung," ujarku sambil mengerutkan alis."Sebelum kejadian itu, ayahku …, dr. Satya..., saat itu aku tidak tahu kalau itu dia.
Baca selengkapnya

Arah Baru Penyelidikan

Kami berdua menghela nafas lega berbarengan, saat aku akhirnya menutup pintu kamar di belakang kami. Saling berpandangan, kami tertawa geli ketika menyadari bahwa kami sama-sama tertekan di bawah tatapan mata Nyonya Burhan.Seperti dua orang anak kecil nakal sedang berada di bawah pengawasan gurunya.Harvey menarikku ke dalam pelukannya dan menciumku dengan hangat."Ibu kostmu menakutkan juga," ujarnya setengah berbisik, sambil tertawa kecil."Itu karena kita menyembunyikan sesuatu darinya," ujarku menjawab.“Yah… mau bagaimana lagi?” kata Harvey sambil mengangkat bahu.“Bagaimana kalau misalnya kau ceritakan ke Tante Burhan tentang pekerjaanmu yang sebena
Baca selengkapnya

Ada Apa dengan Harvey

"Dewi, aku tidak tahu siapa Harvey itu dan sejauh apa hubunganmu dengannya.Tapi kupikir tidak bijak bila kau membagikan hasil penyelidikanmu dengannya.Bagaimana kalau dia menjual beritamu pada media lain?" Nyonya Burhan langsung membuka percakapan kami dengan keras, tanpa berbasa-basi lagi."Tante, kuharap Tante menghormatiku sebagai seorang dewasa yang punya hak untuk menentukan pilihannya sendiri," jawabku dengan alis berkerut."Aku tidak punya hak untuk ikut campur dengan kehidupan pribadimu, tapi aku yang merekomendasikanmu pada Johan.Aku punya kewajiban pada Johan. Aku hanya mengingatkan, apa yang kau lakukan ini bisa merugikan perusahaan tempatmu bekerja."Mendengar penje
Baca selengkapnya

Kembali ke Rumah

Sampai aku dan Yolanda sudah berada di bandara dengan dua tas besar berisi keperluan kami selama nantinya berada di Malang, belum juga ada kabar dari Harvey."Dewi … Dewiii.... Kau dengar nggak?" Yolanda dengan setengah berteriak, bertanya padaku."Eh, maaf Mbak, sorry … sorry …. Mbak nanya apa tadi?" Aku tergagap saat menyadari Yolanda sejak tadi menanyakan sesuatu padaku."Duh … ini anak, ngelamun aja dari tadi. Ada apa sih Dewi?Kayaknya kamu jadi beda deh sejak kemarin. Apa mikirin almarhum suamimu, karena ini kita mau pulang ke rumahmu yang dulu?" Kata-kata Yolanda membuatku sedikit merasa bersalah, karena justru laki-laki lain yang saat ini membuatku melamun."Uhm, iya Mbak, sedikit," jawabku
Baca selengkapnya

Catatan Mas Bambang

"Mbak, buku yang itu jangan ditaruh di situ, tempatnya di rak yang di sisi barat sana." Kami berdua berada di ruang perpustakaan pribadi Almarhum Mas Bambang, dari ujung mataku kulihat Yolanda hendak meletakkan catatan yang baru dia periksa di rak yang salah."Eh …, salah ya?" gumam Yolanda, tak lupa mengembalikan catatan itu di tempat yang benar.Aku hanya bisa menggelengkan kepala saja, "Mbak… makanya nyarinya yang urut gitu. Jangan lompat-lompat, nanti bingung sendiri."“Banyak banget sih Dewi … kali-kali aja kalau pas feeling-ku bener bisa langsung dapat yang cocok,” jawab Yolanda, rambutnya acak-acakan terlihat lelah dengan pencarian kami.Penampilan Yolanda membuatku ingin tertawa, tapi mengingat usahanya untuk membantuku, sebisa mu
Baca selengkapnya

Ketakutan Yolanda

"Haah? Takut kenapa Mbak? Siang-siang begini hantu masih pada sembunyi kok." Aku menatap Yolanda bingung.Kulihat dia benar-benar ketakutan, jadi aku berusaha membuatnya tertawa dengan sedikit becanda."Dewi …, coba kau katakan lagi, bagaimana kau tadi bisa menemukan catatan-catatan yang tepat?" Yolanda bertanya dengan hati-hati."Uhm … karena aku berpikir medali itu ada hubungannya dengan almarhum suamiku." Aku samar-samar bisa meraba ke mana arah pertanyaan Yolanda, meski masih sedikit ragu."Kemudian ternyata instingmu benar, artinya kemungkinan besar memang medali ini ada hubungannya dengan almarhum suamimu.Hal itu juga menjelaskan bagaimana dr. Satya … alma
Baca selengkapnya

Rahasia di Balik Medali Batu

Kupijit-pijit mataku sambil menyandarkan tubuh di sofa, ketika pintu kamar hotel dibuka dan Yolanda muncul sambil berkacak pinggang. "Katanya tadi mau nyusul?" tanya Yolanda tak suka."Maaf Mbak, ini baru aja selesai," ucapku dengan senyum kelelahan."Huuh… sudah kuduga," kata Yolanda dengan tangan dilipat di depan dada."Tapi sekarang sudah selesai kan?" tanyanya kemudian dengan mata berkilat nakal."Iyaa … sudah, kayaknya ada rencana nih?" Melihat kilat di matanya aku bertanya curiga."Heehee, waktu aku lagi jalan ke tempat spa, aku mulai berpikir kau bakalan lama deh baca bukunya. Jadi kupikir-pikir lagi, aku akhirnya memutuskan untuk nggak ke spa dulu, samp
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status