Yui berjalan menuju singgasana, penasaran dengan orang yang sedang duduk di sana. Semakin lama berjalan, rasa dingin menusuk kulit. Bukankah ini mimpi, namun kenapa terasa hawa dingin. Yui mulai mendekap tubuhnya dengan dua tangannya. Sosok yang duduk di singgasana mulai terlihat, rambut hitam panjang, dengan dua tanduk di kepalanya. Lalu mata hitamnya terlihat begitu kelam. Senyuman yang diperlihatkan bukanlah senyuman ramah melainkan senyum sinis. Tatapannya begitu tajam, seakan mampu melihat ke dalam relung hati terdalam “Siapa kamu?” tanya Yui saat mereka cukup dekat untuk bercakap-cakap. “Bukankah kau sudah tahu siapa aku,” jawabnya. “Kau bukan Yuan,” jawab Yui. Dia masih menyelidiki sosok di depannya. “Aku Yuan, saudara kembarmu.” Dia berdiri dan memperlihatkan
Terakhir Diperbarui : 2021-10-12 Baca selengkapnya