Tepat setelah mereka berdua pulang, Ana kini tengah terduduk sendiri diruang tamu rumahnya. Pikirannya kosong, dia tidak bisa berfikir dengan benar kembali. Baru saja dia telah bermain api tepat didepan Rico. Beberapa kali Ana menepuk-nepuk mukanya, “Sadar Ana, sadar astaga.” ucap Ana pada dirinya sendiri.Dia bahkan tidak bisa menahan hasratnya sedikitpun untuk tidak melakukan hal itu. Entah apa yang Novan lakukan padanya. Setiap melihat kedua bola mata Novan yang memandangnya penuh hasrat, membuat diri Ana bergetar. Seakan terperangkap, dia tidak dapat lepas dari permainan Novan dan lupa diri. Semakin Novan menariknya, semakin ia menginginkannya pula. “Ini tidak baik untukku,” umpat Ana pada dirinya sendiri lagi. Namun sisi lain dirinya tidak dapat berbohong, bahwa dia pun menyukai hal itu. Malam tersebut Ana habiskan dalam keadaan yang penuh dengan penyangkalan.***Pagi hari pun tiba, Ana masih senantiasa mendekap selimut hangatnya ke
Last Updated : 2021-09-12 Read more