Home / Romansa / I See U in the Past / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of I See U in the Past: Chapter 11 - Chapter 20

47 Chapters

Break

Menurutnya ia tidak seburuk itu. Lantas kenapa ia tampak begitu burk di mata Shevandra. Memangnya kesalahan apa yang telah ia perbuat sejauh ini. Sepertinya pria itu memang tidak pernah berubah. Sekali ia membenci seseorang, maka ia akan tetap membencinya. Bukankah manusia lebih mudah untuk mengingat satu salah dari pada seribu kebaikan.Ailisha memilih untuk diam dan tak berkomentar sedikit pun. Ia tidak bisa mengubah cara pandang pria itu terhadap dirinya. Mustahil. Ailishaakan tetap menjadi orang yang paling tidak ia sukai di dunia ini selamanya. Shevandra mendadak bersikap baik hanya karena ada keperluan saja. Ada maksud terselubung di balik setiap tindakannya. Ailisha tak tahu apa. Yang jelas pasti pria itu sedang memanfaatkan dirinya untuk keuntungan pribadi. Ailisha menyimpulkan semuanya sendiri.Ternyata pria itu sama sekali belum berubah. Ia masih bisa melihar Shevandra dari empat tahun yang lalu di dalam dirinya. Mereka benar-benar masih sama. Bahkan waktu ti
Read more

Dinner

ISUITP 11Akhirnya kolega bisnis Shevandra datang juga setelah cukup mereka menunggu cukup lama. Hal itu membuat Ailisha bertanya-tanya apakah jalanan di kota sedang macet saat ini. Shevandra dan Ailisha langsung berdiri untuk menyambut mereka yang baru saja datang. Tidak terlalu banyak sesuai dengan ekspektasi gadis itu selama ini. Hanya ada seorang pria yang tak jauh berbeda umurnya dengan Shevandra. Ia juga membawa seorang gadis bersamanya. Mungkinkah jika itu kekasihnya."Selamat datang!" ucap Shevandra sebagai kata sambutan.Mereka saling melempar senyum satu sama lain, kemudian berjabat tangan. Tidak ada yang istimewa di sini. Mereka masih melakukan setiap halnya dengan normal."Apakah ini gadis yang pernah kau ceritakan waktu itu?" tanya pria tersebut secara tiba-tiba.Shevandra hanya mengangguk untuk mengiyakan perkataan temannya. Ia tak mau terlalu banyak bicara. Itu bisa merusak citranya nanti. "Memangnya apa yang ia ceritakan
Read more

Go Home

Sepertinya hanya Ailisha satu-satunya orang yang tidak mengerti dengan pembahasan mereka. Menurutnya topik yang diangkat terlalu berat. Mereka bahkan membahas soal proposal. Entah sejak kapan pria itu menjadi pebisnis yang cukup handal. Padahal dulu Shevandra merupakan lulusan dari jurusan teknik waktu masih duduk di sekolah menengah. Kemudian melanjutkan kuliah dengan jurusan hukum. Dan sekarang, lihat saja pekerjaan seperti apa yang tengah ia tekuni saat ini. Sama sekali tidak ada hubungannya dengan pendidikan yang pernah ia ambil sebelumnya.  Iya, pria itu siswa SMK bukan SMA. Yang lulusan SMA adalah Ailisha. Ia merupakan salah satu siswa jurusan IPA sebelumnya. Bahkan gadis itu pernah berada di kelas unggulan. Meski hanya berlangsung selama satu tahun, setidaknya hal itu bisa ia banggakan.Mereka berdua sama-sama tidak sinkron. Hidupnya nyaris tanpa arah, tapi mereka tetap bisa bertahan. Shevandra memutuskan untuk terjun ke dunia bisnis dan telah membangun
Read more

Escape

Ailisha langsung menghempaskan tubuhnya dengan kasar ke atas kasur miliknya. Ia bahkan tidak sempat untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu. Sudah tidak ada lagi tenaga yang tersisa, membuatnya merasa tak berdaya untuk melakukan apa pun. Baru saja ia akan memejamkan matanya untuk memasuki alam bawah sadar. Gadis itu nyaris terlelap. Namun, secara mengejutkan ponselnya bergetar pelan. Sontak Ailisha terperanjat kaget. Ia kembali membuka kedua kelopak matanya secara spontan. “Ck! Siapa sih malam-malam gini nelpon?!” gerutunya sebal.Ia menatap layar ponsel miliknya dengan seksama. Tidak bisa dipungkiri jika pandangannya mulai terasa buram dan tidak fokus akibat mengantuk. Jadi, ia harus melakukan usaha ekstra untuk membaca nama yang tertera di sana. Malam-malam begini siapa yang mau meneleponnya. Seperti tidak ada kerjaan lain yang jau lebih penting saja. “Nomer enggak dikenal,” gumamnya malas.Sebe
Read more

Trying

 Shevandra memutuskan untuk membawa gadis ini ke salah satu rumah makan. Kali ini tempatnya memang tidak semewah kemarin. Lagi pula sebentar lagi sudah waktunya makan siang. Mereka berdua sedang menunggu pesanan yang masih dibuatkan. Sebentar lagi akan diantar begitu selesai.Ailisha masih tetap bergeming sejak tadi. Ia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Wajahnya tampak datar. Tidak ada yang bisa dijelaskan dari ekspresinya tersebut. Pria itu pun sampai tak tahu harus berbuat apa untuk mencarikan suasana. Ia telah kehabisan akal. Padahal tak pernah seperti ini sebelumnya.Bahkan Shevandra sampai rela berdeham untuk mendapatkan atensi dari gadis itu. Tapi ternyata hasilnya masih tetap nihil. Ia tidak tahu separah apa kesalahannya. Sampai-sampai tidak peduli seberapa keras Shevandra terus mencoba, ia masih terus mengacuhkan pria itu begitu saja.“Mau sampai kapan diam kayak gini?” tanya Shevandra yang pada akhirnya memutuskan untuk membuk
Read more

Apartment

Tidak seperti kebanyakan penculik lainnya yang akan membawa korban mereka ke sebuah gudang kosong atau rumah lama, berbeda halnya dengan pelaku kejahatan yang satu ini. Ia malah menyuruh anak buahnya untuk membawa Ailisha ke salah satu apartment miliknya. Sembari menunggu gadis itu sadar dari pingsannya, si penculik tampak menyibukkan dirinya di dapur.Kalian salah jika mengira kalau yang melakukan semua ini adlaah seorang pria. Bahkan wanita zaman sekarang pun memiliki nyali yang jauh lebih besar dari para kaum Adam. Sama halnya seperti yang terjadi hari ini. Wanita itu tampaknya sudah lumayan mapan. Ia memiliki kekuasaan dan juga koneksi dimana-mana. Sampai ia bisa melakukan apa saja yang diinginkan.Dunia hanya mendengarkan mereka yang berkuasa. Kau bukan apa-apa tanpa uang. Setelah dipikir-pikir, kalimat yang satu itu ada benarnya juga. Memangnya siapa yang mau hidup bebas jika tanpa uang. Kalau begitu caranya, maka hidupmu tidak akan ada apa-apany
Read more

Liora

Liora masih menatap gadis di hadapannya itu dengan sorot mata yang sulit untuk ditangkap apa maksudnya. Ia memang tidak bertindak sama sekali. Tapi, tatapannya berhassil mengintimidasi Ailisha. Kharisma yang dimilikinya sama sekali tidak setara dengan Ailisha.“Lo siapa?!” tanya Ailisha dengan lantang.Gadis itu berusaha untuk memberanikan dirinya. Ia tidak bisa diam sja seperti ini jika ingin selamat. Tidak ada yang gratis di dunia ini.“Haha!!!”Mendengar pertanyaan Ailisha barusan berhasil memancing gelak tawa Liora. Tapi ia hanya tertawa sebentar. Kurang dari lima detik kemudian ia langsung berhenti. Wajahnya kembali serius. Sorot matanya kian menajam hingga menurus iris mata Ailisha.“Apa kamu tidak diajarkan bagaimana caranya bersikap sopan kepada orang yang lebih tua?” tanya Liora lebih seperti menyindir.Ia tidak tahu kenapa semua orang terus mempermasalahkan soal sopan santunnya. Padahal menurut A
Read more

Run

Sekarang sudah hampir menjelang sore. Tapi, Ailisha sama sekali belum menemukan jalan keluar dari tempat ini. Ia hampir putus asa. Satu-satunya jalan keluar yang ia miliki sudah diblokir oleh Liora. Saat ini ia tak tahu harus meminta tolong kepada siapa lagi. Ailisha duduk di ujung ranjang sembari memikirkan cara untuk keluar dari sini. ia harus berhasil melarikan diri dari wanita itu tepat sebelum tengah malam. Apa pun caranya. Ia tak mau terjebak di tempat seperti ini selamanya. Ailisha terus memutar otak dan memaksa organ yang satu itu untuk bekerja keras melebihi kapasitasnya sendiri. “Bagaimana aku bisa keluar dari ini?” gumamnya sabil menggigiti kuku jari tangannya. Gadis itu memang selalu melakukan hal serupa setiap kali dilanda kepanikan yang berlebihan. Ia sampai tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Ailisha bisa saja menggila sewaktu-waktu. Dia bukan penderita sakit jiwa apa lagi memiliki gangguang mental. Gadis itu baik-bai
Read more

Gun

Ailisha berhasil bersembunyi dari kejaran para anak buah Liora itu dengan bersembunyi di salah satu lorong sepi. Setelah aman, ia pergi ke bawah dengan menggunakan lift. Beruntung liftnya sedang kosong, jadi ia bisa langsung masuk. Kemungkinan besar setiap kamera pengawas yang berada di sekitar sini akan menangkap sosok Ailisha dengan jelas.Gadis itu duduk di sudut ruangan sambil memeluk kedua kakinya yang sedang bergetar hebat. Ailisha nyaris mati ketakutan. Padahal ia tidak melakukan tindak kriminal apa pun. Liora adalahs atu-satunya orang yang bersalah di sini. Bukan Ailisha. Tapi, tidak menutup kemungkinan juga jika ia yang akan disalahkan meski sudah jelas kalau Liora pelakunya. Wanita itu memiliki kekuasaan dan koneksi dimana-mana. Ia bisa mengendalikan sesuatu. Semesta bergerak atas kemauannya.‘TING!’Ailisha buru-buru bangkit begitu mendengar bunyi nyaring tersebut. Itu tandanya ia sudah sampai di lantai dasar yang merupakan tujuan awalnya.
Read more

Noise

Shevandra bilang ia akan selalu mengawasi gadis itu. Tapi, buktinya saat Ailisha sedang terjebak dalam bahaya besar yang mewajibkannya untuk mempertaruhkan nyawanya sendiri, Sehvandra sama sekali tidak ada di sana untuk membantu. Untung saja ia bisa lepas dari tangan Liora dengan selamat.Ternyata memang benar jika kita tidak bisa selalu mengandalkan orang lain. Ailisha sebenarnya sudah memgang prinsip tersebut di dalam hidupnya sejak lama. Ia selalu melakukan semua yang ia bisa sendiri. Gadis itu terlahir mandiri. Bahkan ia sudah pindah ke apartment dan tinggal di sana sendiri sejak masih kelas satu SMP. Ailisha baru saja lulus dari bangku sekolah dasar pada waktu itu.Jika kalian bertanya kemana orang tuanya, maka ia akan menjawab jika mereka ada urusan ke luar kota. Saat ini kedua orang tuanya berada di Jakarta untuk mengurus bisnis mereka. Sementara ia tinggal di sini sendiri. Gadis itu sudah terbiasa untuk sendiri. Bahkan saat kepindahannya ke apartment, itu semua
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status