Semua Bab I See U in the Past: Bab 31 - Bab 40

47 Bab

Ceremony

Sementara Frans dan Lidya sibuk menyambut para rekan kerjanya yang baru saja datang, gadis ini diajak berkeliling oleh Jeri. Pria itu juga banyak mengenalkannya kepada rekan-rekan kerja ayahnya yang sebagian besar memang sudah mengenal gadis ini sejak masih berusia tujuh tahun.Telapak sepatu hal tinggi Ailisha seolah tengah beradu dengan puluhan suara tapak sepatu yang beradu dengan lantai marmer. Hampir semua pria menggunakan sepatu pantofel dan dibalut dengan setelah jas formal. Sementara, para wanitanya menggunakan gaun dengan berbagai warna, namun tetap menunjukkan kesan formal. Berbeda dengan penampilan para pria yang didominasi oleh warna hitam. Kaum hawa malah menunjukkan sebaliknya. Sepertinya, mereka suka bermain dengan warna. “Mau kuambilkan minum?” tawar Jeri yang dibalas dengan gelengan dari gadis itu.“Aku tidak haus. Tapi, kalau kau mau silahkan,” balasnya sambil tersenyum tipis. Sebenarnya, Ailisha merasa sediki
Baca selengkapnya

Dilema

Sementara Frans dan Lidya sibuk menyambut para rekan kerjanya yang baru saja datang, gadis ini diajak berkeliling oleh Jeri. Pria itu juga banyak mengenalkannya kepada rekan-rekan kerja ayahnya yang sebagian besar memang sudah mengenal gadis ini sejak masih berusia tujuh tahun.Telapak sepatu hal tinggi Ailisha seolah tengah beradu dengan puluhan suara tapak sepatu yang beradu dengan lantai marmer. Hampir semua pria menggunakan sepatu pantofel dan dibalut dengan setelah jas formal. Sementara, para wanitanya menggunakan gaun dengan berbagai warna, namun tetap menunjukkan kesan formal. Berbeda dengan penampilan para pria yang didominasi oleh warna hitam. Kaum hawa malah menunjukkan sebaliknya. Sepertinya, mereka suka bermain dengan warna. “Mau kuambilkan minum?” tawar Jeri yang dibalas dengan gelengan dari gadis itu.“Aku tidak haus. Tapi, kalau kau mau silahkan,” balasnya sambil tersenyum tipis. Sebenarnya, Ailisha merasa sediki
Baca selengkapnya

Night

Kini bisa dipastikan jika semua orang yang berada di dalam ruangan itu sekarang sudah tahu jika Ailisha merupakan anak tunggal dari keluarga ini. Tentu bukan lagi sesuatu yang mengejutkan bagi sebagian besar orang yang sudah mengenal keluarga Frans sejak lama. Namun, berbeda halnya dengan Liora. Wanita itu adalah satu-satunya orang yang merasa terkejut di sini, namun berhasil disamarkan dengan permainan ekspersinya yang begitu lihai. Dia cukup pandai dalam mengatur raut wajahnya dengan sedemikian rupa.“Jadi, anak itu bukan orang sembarangan?” gumamnya.Liora sudah menyoroti Ailisha sejak tadi dari kejauhan, tanpa sepengetahuan Ailisha sama sekali. Mengingat meja mereka berada dalam jarak yang tidak dekat. Gadis itu begitu menyita perhatian Liora saat ini.“Dia tidak bisa diremehkan,” ucapnya dengan penuh penekanan.Kali ini, Liora datang bersama beberapa pengawal pribadinya dan juga karyawan di perusahaannya. Dia tidak bersama She
Baca selengkapnya

Bye Jakarta

06.00Hari ini Ailisha akan kembali ke Jogja. Setelah semalam ia terpaksa menunda jam tidurnya karena sibuk mempertimbangkan suatu keputusan. Tapi, gadis itu tetap tidur di bawah pukul dua belas malam. Sebenarnya bisa lebih lama lagi jika ia tidak selelah itu. Begadang bukan sesuatu yang baru lagi baginya. Ailisha sudah sering melakukan hal serupa. Ada banyak faktor yang mempengaruhi. Namun, yang paling sering adalah karena tugas menumpuk.Karena tidur lebih awal, hari ini dia juga bangun lebih awal. Sekitar pukul enam pagi, ia telah mandi dan bersiap. Kemudian membereskan kamarnya. Meskipun hanya tinggal beberapa kali di tempat ini, dia tetap harus merapihkan semuanya sebelum kembali.“Mama sudah selesai memasak?” tanya Ailisha sembari berjalan menghampiri wanit itu ke dapur.“Baru saja selesai,” jawabnya.“Itu berarti tidak ada pekerjaan yang bisa ku lakukan lagi?” tanya gadis itu lagi.“Tentu saja
Baca selengkapnya

Am I Wrong?

Gadis ini mengambil tempat duduk tepat di samping kursi pengemudi. Ia enggan untuk menempati bagian belakang. Yang sudah jelas pasti aman dan lebih nyaman. Padahal tadi Jeri sudah memintanya untuk duduk di kursi bagian belakang saja. Tapi, tetap saja ia tidak bisa memaksa. Jeri tetap harus menghormati keputusan gadis itu maunya bagaimana.Perjalanan kali ini akan melelahkan bagi Ailisha. Dan akan jauh lebih melelahkan bagi Jeri. Karena setelah mengantar gadis ini sampai ke kostnya dengan selamat, ia harus bergegas kembali ke Jakarta. Dia terlalu memaksakan diri. Tidak memberikan jeda kepada dirinya sendiri. Minimal untuk sekedar menarik napas panjang-panjang dan memnuhi paru-parunya dengan pasokan oksigen.“Apa Liora sudah lama kenal dengan Papa?” tanya Ailisha.Jeri sendiri tidak tahu kenapa ia menanyakan pertanyaan seperti itu tiba-tiba. Bahkan pria itu sendiri nyaris tidak percaya. Pada akhirnya ia mulai buka suara setelah mereka meninggalkan Jaka
Baca selengkapnya

Day 1 After Back

ISUITP 25‘TAP! TAP! TAP!’Suara langkah kaki gadis itu berhasil membelah keheningan di salah satu lorong yang sedang ia lewati kala itu. Ailisha hanya sendirian. Jalanan di sekitar ruang sanggar memang selalu sepi. Hanya akan ramai ketika ada acara besar atau ujian. Memang selalu begitu pada prinsipnya. Sudah bukan hal yang baru lagi bagi Ailisha untuk mndapati situasi seperti ini.Ia baru saja menyelesaikan kelas pertamanya untuk hari ini. Nanti akan ada kelas lagi setelahnya. Tapi pukul dua siang nanti. Sementara, sekarang masih pukul sepuluh pagi. Ia bisa bersantai sebentar. Atau paling tidak menyegarkan pikirannya sendiri saja terlebih dahulu sebelum memasuki kelas berikutnya.Tadi, ia sudah membuat janji untuk bertemu dengan Arga di kantin. Pria itu sudah sampai di sana lebih dulu sejak beberapa saat yang lalu. Ailisha tentu akan langsung menyusulnya.“Ily!” sahut Arga dari kejauhan sembari melambai-la
Baca selengkapnya

Join

Seperti biasanya, Ailisha dan Arga selalu pergi bersama kemana saja. Itu pun selagi Arga tidak terlalu sibuk dengan kegiatan organisasinya. Sebenarnya, pria itu sudah sempat beberapa kali mengajak Ailisha untuk bergabung ke dalam organisasi. Tapi, Ailisha terus saja menolak dengan berbagai macam alasan.“Kita makan siang dulu ya?!” tawar Arga.“Iya!” balas gadis itu.Mereka berdua terpaksa menguatkan volume suaranya agar bisa terdengar. Pasalnya saat ini mereka sedang berkendara. Ada begitu banyak kebisingan di jalan raya. Sehingga biasanya kedua anak itu terbilang cukup jarang berbicara ketika sedang berkendara. Selain tidak terdengar jelas, hal tersebut juga bisa membuat Arga kehilangan konsentrasi. Akibatnya bukan main-main. Tidak menutup kemungkinan jika akan berakhir pada kecelakaan tunggal.***Pria itu menepikan sepeda motornya tepat di depan warung makan padang.  Sejauh ini, tempat makan yang satu itu masih menj
Baca selengkapnya

Bad Mood

Namun, setelah dipikir-pikir koneksi Frans cukup banyak. Ia bisa mendapatkan informasi dari mana saja dengan mudahnya. Termasuk info soal anak semata wayangnya sendiri. Semakin ke sini Ailisha semakin yakin, jika selama ini ia tidak pernah benar-benar dilepaskan begitu saja. Pria itu pasti masih tetap mengawasinya dari berbagai arah. Hanya saja, Ailisha tidak pernah menyadari hal tersebut.Sebenarnya cara yang dilakukan oleh pria itu cukup bagus. Ia tetap menjaga serta mengawasi putrinya sendiri, tanpa membuat Ailisha merasa terganggu akan privasinya. Lagipula jika hal itu bemaksud untuk mengamankan dirinya, Ailisha juga tidak akan masalah.Setelah selesai dengan urusannya yang satu itu, Ailisha segera kembali ke tempat duduknya. Ia tidak mau sampai membuuat Lena dan Arga menunggu. Jika Ailisha pergi terlalu lama, mereka pasti akan merasa penasaran. Lau mencari tahu segala informasi yang bisa didapatkan. Terutama Arga, bisa ditebak jika ia adalah orang yang paling mera
Baca selengkapnya

Escape

Setelah punggung pria itu menghilang dari pandangannya, tepat di ujung jalanan sana, Ailisha segera berbalik badan. Awalnya ia berniat untuk segera masuk ke dalam. Tidak ada lagi alasan untuk tetap berada di sini lebih lama. Lagipula sekarang langit sudah tampak kelabu. Sepertinya hujan akan turun sebentar lagi.Begitu sampai di dalam kamar kost, gadis itu langsung melemparkan tasnya ke sembarang arah. Tidak hanya sampai di situ saja. Ia bahkan langsung merobohkan dirinya di atas kasur, tanpa sempat mengganti pakaiannya terlebih dahulu.“Pingganggku akan patah rasanya,” keluh Ailisha.Wajar saja jika ia merasa kelelahan. Akhir-akhir ini jadwal kegiatan gadis itu memang sedang padat-padatnya. Tidak bisa dipungkiri. Lihat saja bagaimana ia harus membantu Arga dalam mempersiapkan segala keperluan acara pentas. Padahal, namanya tidak terdaftar dalam kepanitiaan sama sekali. Namun, Arga tetap memintanya secara paksa untuk berpartisipasi.Ditambah b
Baca selengkapnya

Plan A

18.00Ailisha baru saja selesai berkemas. Ia masih punya cukup banyak waktu sebelum pesawatnya berangkat pukul dua nanti. Jeri pun tampaknya belum berangkat dari Jakarta. Meskipun pada akhirnya nanti pesawat gadis itu akan transit lebih dulu di Bandara Internasioanl Soekarno-Hatta untuk bertukar pesawat, hal itu jauh lebih baik.Setidaknya jika Ailisha pergi ke Jakarta dengan jalur udara, ia tidak akan berpapasan dengan pria itu. Maka hal sebaliknya mungkin saja terjadi jika Ailisha pergi ke Jakarta melalui jalur darat. Ia tidak ingin mencari gara-gara. Pergi dari jalur darat sama saja dengan merusak rencananya sendiri. Ia tidak mau kalau sampai hal itu terjadi.Rencananya yang kali ini tidak boleh sampai gagal. Meski Ailisha sendiri merencanakannya dalam waktu yang terkesan serba mendadak. Tidak ada persiapan yang benar-benar matang. Namun meski begitu, keputusannya sudah bulat. Tidak ada yang bisa mengganggu gugat. Termasuk Jeri sekali pun. Sebab, perjalanan y
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status