Share

Liora

Penulis: Dian Dipa Pratiwi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Liora masih menatap gadis di hadapannya itu dengan sorot mata yang sulit untuk ditangkap apa maksudnya. Ia memang tidak bertindak sama sekali. Tapi, tatapannya berhassil mengintimidasi Ailisha. Kharisma yang dimilikinya sama sekali tidak setara dengan Ailisha.

“Lo siapa?!” tanya Ailisha dengan lantang.

Gadis itu berusaha untuk memberanikan dirinya. Ia tidak bisa diam sja seperti ini jika ingin selamat. Tidak ada yang gratis di dunia ini.

“Haha!!!”

Mendengar pertanyaan Ailisha barusan berhasil memancing gelak tawa Liora. Tapi ia hanya tertawa sebentar. Kurang dari lima detik kemudian ia langsung berhenti. Wajahnya kembali serius. Sorot matanya kian menajam hingga menurus iris mata Ailisha.

“Apa kamu tidak diajarkan bagaimana caranya bersikap sopan kepada orang yang lebih tua?” tanya Liora lebih seperti menyindir.

Ia tidak tahu kenapa semua orang terus mempermasalahkan soal sopan santunnya. Padahal menurut A

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • I See U in the Past   Run

    Sekarang sudah hampir menjelang sore. Tapi, Ailisha sama sekali belum menemukan jalan keluar dari tempat ini. Ia hampir putus asa. Satu-satunya jalan keluar yang ia miliki sudah diblokir oleh Liora. Saat ini ia tak tahu harus meminta tolong kepada siapa lagi.Ailisha duduk di ujung ranjang sembari memikirkan cara untuk keluar dari sini. ia harus berhasil melarikan diri dari wanita itu tepat sebelum tengah malam. Apa pun caranya. Ia tak mau terjebak di tempat seperti ini selamanya. Ailisha terus memutar otak dan memaksa organ yang satu itu untuk bekerja keras melebihi kapasitasnya sendiri.“Bagaimana aku bisa keluar dari ini?” gumamnya sabil menggigiti kuku jari tangannya.Gadis itu memang selalu melakukan hal serupa setiap kali dilanda kepanikan yang berlebihan. Ia sampai tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Ailisha bisa saja menggila sewaktu-waktu. Dia bukan penderita sakit jiwa apa lagi memiliki gangguang mental. Gadis itu baik-bai

  • I See U in the Past   Gun

    Ailisha berhasil bersembunyi dari kejaran para anak buah Liora itu dengan bersembunyi di salah satu lorong sepi. Setelah aman, ia pergi ke bawah dengan menggunakan lift. Beruntung liftnya sedang kosong, jadi ia bisa langsung masuk. Kemungkinan besar setiap kamera pengawas yang berada di sekitar sini akan menangkap sosok Ailisha dengan jelas.Gadis itu duduk di sudut ruangan sambil memeluk kedua kakinya yang sedang bergetar hebat. Ailisha nyaris mati ketakutan. Padahal ia tidak melakukan tindak kriminal apa pun. Liora adalahs atu-satunya orang yang bersalah di sini. Bukan Ailisha. Tapi, tidak menutup kemungkinan juga jika ia yang akan disalahkan meski sudah jelas kalau Liora pelakunya. Wanita itu memiliki kekuasaan dan koneksi dimana-mana. Ia bisa mengendalikan sesuatu. Semesta bergerak atas kemauannya.‘TING!’Ailisha buru-buru bangkit begitu mendengar bunyi nyaring tersebut. Itu tandanya ia sudah sampai di lantai dasar yang merupakan tujuan awalnya.

  • I See U in the Past   Noise

    Shevandra bilang ia akan selalu mengawasi gadis itu. Tapi, buktinya saat Ailisha sedang terjebak dalam bahaya besar yang mewajibkannya untuk mempertaruhkan nyawanya sendiri, Sehvandra sama sekali tidak ada di sana untuk membantu. Untung saja ia bisa lepas dari tangan Liora dengan selamat.Ternyata memang benar jika kita tidak bisa selalu mengandalkan orang lain. Ailisha sebenarnya sudah memgang prinsip tersebut di dalam hidupnya sejak lama. Ia selalu melakukan semua yang ia bisa sendiri. Gadis itu terlahir mandiri. Bahkan ia sudah pindah ke apartment dan tinggal di sana sendiri sejak masih kelas satu SMP. Ailisha baru saja lulus dari bangku sekolah dasar pada waktu itu.Jika kalian bertanya kemana orang tuanya, maka ia akan menjawab jika mereka ada urusan ke luar kota. Saat ini kedua orang tuanya berada di Jakarta untuk mengurus bisnis mereka. Sementara ia tinggal di sini sendiri. Gadis itu sudah terbiasa untuk sendiri. Bahkan saat kepindahannya ke apartment, itu semua

  • I See U in the Past   Auditorium

    Saat ini mereka sedang dalam perjalanan ke kampusnya Ailisha. Tentu saja untuk menghadiri festival tersebut. Padahal Ailisha sama sekali tidak ingin pergi ke sana pada awalnya. Tidak peduli jika Shevandra memaksa sekalipun. Ia tetap tidak akan pergi. Gadis itu cukup konsisten terhadatp ucapannya sendiri.Jika saja pria itu tidak menjadikan ponselnya sebagai ancaman, mungkin Ailisha masih tetap berada di dalam kamarnya tanpa menghiraukan sahutan pria itu.“Nanti akan saya kasih setelah festivalnya selesai,” ujar pria itu secara tiba-tiba.Sontak kedua bola mata Ailisha terbelalaj lebar karena hal tersebut. Itu sama saja dengan menyuruhnya untuk berada di kampus selama seharian penuh. Acaranya baru akan dimulai jam sembilan nanti dan selesai pukul tiga sore. Hampir seharian.Tapi, tidak ada gunanya juga jika ia protes kepada Shevandra. Pria itu tidak akan menghiraukan rengekannya sama sekali. Mereke berdua sama-sama konsisten.“Kena

  • I See U in the Past   Kejutan

    Shevandra sama sekali tidak kelihatan batang hidungnya sejak tadi. Tidak ada yang tahu kemana perginya pria itu. Bahkan Arga bilang jika ia tidak ada di belakang panggung sejak tadi. Sebenarnya urusan apa yang sedang ia kerjakan dan kemana ia pergi. Kenapa mendadak ia pergi tanpa memberitahu Ailisha tujuannya. Jika Shevandra belum kembali juga sampai acara selesai, maka ponsel gadis ini bagaimana ceritanya. Awas saja kalau ia berani mengerjai Ailisha.“Lo habis ini pulang sama siapa?” tanya Arga.“Sendiri lah!” ketusnya.“Emang mau sama siapa lagi?” cicit gadis itu.Bibirnya maju beberapa centi karena sebal. Untuk apa ia menanyakan hal itu lagi. Padahal Arga tahu betul jika temannya itu selalu pulang bersamanya, atau tidak pulang sendiri kalau pria itu tengah sibuk. Ailisha juga masih tahu diri. Ia tidak mau sampai terlalu merepotkan pria itu meski mereka teman dekat.“Ya udah, nanti lo pulang bareng gue aj

  • I See U in the Past   Kaki Lima

    Ailisha sama sekali tidak habis pikir jika ia akan melihat pemandangan menjijikkan sekaligus menakutkan itu dengan mata kepalanya sendiri. Gadis itu segera kembali kepada Arga yang kebetulan sudah selesai dengan pekerjaanya saat ia datang. Jadi, mereka bisa langsung pulang. Shevandra tidak menyusul gadis itu meski ia mau. Liora mencegahnya untuk pergi. Ia bilang jika Ailisha pasti perlu waktu untuk menenangkan dirinya sendiri. Pria itu setuju dengan ucapan Liora barusan.Saat ini Ailisha dan Arga tengah berada di salah satu sudut kota. Mereka memilih untuk makan bakso terlebih dahulu di kaki lima sebelum benar-benar kembali ke rumah. Kesibukan Arga belakangan ini berhasil membuat mereka jadi jarang menghabiskan waktu seperti biasanya.“Lo habisin dulu makanannya baru kita pulang,” ujar Arga yang kemudian diangguki oleh gadis itu.Entah kenapa mereka selalu membawa gadis ini ke tempat makan setiap kali keluar. Tanpa disadari, itu sama saja dengan meng

  • I See U in the Past   Top 5

    Semoga saja setelah kejadian tadi Shevandra tidak menemui gadis itu. Lagi pula Ailisha sama sekali tidak berminat untuk mendengarkan penjelasan darinya. Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi, karena semua sudah cukup jelas.Begitu sampai di kamar kost, ia langsung menghempaskan rubuhnya ke kasur. Tas yang ia bawa dicampakkan ke sembarang arah. Hari ini ia benar-benar kelelahan. Pinggangnya terasa nyeri karena harus duduk seharian. Ia bahkan tidak bisa bergerak sama sekali. Padahal tadi Ailisha berencana untuk bersantai di kamar seharian. Paling tidak untuk mengistirahatkan pikirannya sejenak. Tapi, kedatangan pria itu berhasil mengacaukan semua rencananya.Sekarang ia sudah tidak ada urusan lagi dengan Shevandra. Ponselnya sudah kembali. Dan yang terpenting, acara festival kampusnya yang melibatkan pria itu sudah selesai. Tidak ada alasan lagi bagi Shevandra untuk tetap berada di kota ini. Sebentar lagi ia pasti pergi. Terlebih Shevandra tengah sibuk menguruh perusahaan

  • I See U in the Past   Street

    Pagi ini Ailisha mendengar kabar jika Shevandra akan kembali ke Korea Selatan. Pria itu yang mengiriminya pesan. Ia berharap agar mereka bisa bertemu untuk yang terakhir kalinya sebelum ia benar-benar pergi. Tapi, seperti biasa Ailisha hanya mengacuhkan pesan tersebut. Gadis itu sama sekali tidak ingin menanggapinya lebih lanjut. Bahkan sampai sekarang saja ia masih belum menyimpan nomer pria itu di ponselnya. Padahal Shevandra sudah memintanya untuk melakukan hal tersebut sejak beberapa hari yang lalu.Sepertinya Ailisha memang benar-benar ingin memutuskan hubungannya dengan pria itu. Dia tidak mau berurusan lagi dengan Shevandra. Terlebih dirinya sempat diancam oleh Liora beberapa saat yang lalu untuk menjauhi Shevandra. Gadis ini tidak mau mengambil resiko dengan membahayakan dirinya sendiri.Untuk apa ia memikirkan nasib pria itu. Sementara nasibnya saja masih tidak jelas. Shevandra juga tidak pernah memikirkan bagaiman perasaannya sejak dulu. Pria itu selalu bersi

Bab terbaru

  • I See U in the Past   Condition

    Apa yang terjadi hari ini benar-benar berada di luar ekspektasinya. Shevandra sama sekali tidak pernah mengira jika hal semacam itu akan terjadi. Mulai dari kabar Ailisha kecelakaan, hingga ia harus terpaksa tetap berada di rumah sakit sampai larut malam.Padahal sebelumnya ia berencana untuk tidak berlama-lama di sini. Sebelum matahari keluar dari sarangnya esok hari, ia harus sudah sampai di Seoul lagi. Tapi, yang terjadi malah sebaliknya. Tidak apa-apa. Shevandra tidak akan menyalahkan Ailisha atau siapa pun itu.“Sepertinya dia datang kemari sendirian,” gumam pria itu sambil menyantap makan malamnya.Sekarang ia tengah berada di kantin rumah sakit. Shevandra tidak bisa pergi jauh-jauh dari rumah sakit. Seperti yang sudah ia katakan beberapa saat lalu, jika dirinya akan selalu berada di sisi gadis itu. Paling tidak sampai ia sembuh dan bisa merawat dirinya sendiri.“Tapi, kenapa mendadak Ailisha datang kemari?” tanyanya.

  • I See U in the Past   UGD

    Beruntung kondisi jalanan hari ini tidak begitu padat. Sehingga mobil pria itu bisa langsung menuju ke rumah sakit yang dimaksud dalam waktu yang lumayan cepat. Begitu sampai, Shevandra langsung menepikan mobil miliknya di parkiran rumah sakit.Dengan langkah yang tergesa-gesa, nyaris seperti berlari ia pergi ke dalam. Sementara itu Tiodora hanya bisa membuntuti langkahnya dari belakang. Bagi gadis itu akan sulit untuk menyamakan posisinya dengan Shevandra. Sebab pria itu bisa bergerak dengan begitu cepat. Langkah yang ia ciptakan panjang, berbeda dengan Tiodora.“Permisi, boleh aku tahu dimana korban kecelakaan pewasat tadi ditempatkan?” tanya Shevandra kepada salah satu perawat yang kebetula sedang lewat tepat di hadapannya.“Oh, mereka ada di bangsal sebelah kiri ini. Sisanya berada di ruang UGD karena masih belum sadarkan diri juga sampai sekarang,” jelas perawat tersebut sambil menunjuk ke arah yang dimaksud.Shevandra dan Tio

  • I See U in the Past   Driving

    Perjalanan mereka baru dimulai tepat setelah jam makan siang selesai. Kebetulan hari ini tidak ada rapat sama sekali. Selain itu pekerjaan Shevandra juga tidak banyak-banyak amat. Dia masih bisa menyelesaikannya nanti setelah urusannya di sana selesai. Pria itu sama sekali tidak berencana untuk menetap di sana selama beberapa hari ke depan. Mungkin nanti malam ia juga sudah kembali ke Seoul. Sebab, besok ada audisi tahap dua yang akan langsung ditangani olehnya.Selaku pemilik perusahaan, Shevandra berhak untuk memilih calon pekerjanya. Tentu saja hal ini berkaitan dengan kualitas serta eksistensi perusahaannya nanti. Masa depan perusahaan ini tidak hanya berada di tangan Shevandra sendiri. Juga melainkan para pekerja di depan layar.Mereka yang bekerja di belakang layar hanya memiliki potensi yang sangat kecil utuk memcemarkan nama perusahaan. Sebab, mereka tidak akan pernah disorot oleh media. Jangankan disorot. Publik saja tidak mengenal mereka. Karena memang para s

  • I See U in the Past   Urgent

    BREAKING NEWS“Sebuah pesawat dengan nomer penerbangan berikut ini telah melakukan pendaratan darurat di pesisir laut Busan. Pesawat dari Jakarta dengan tujuan Incheon tersebut terpaksa mendarat darurat karena kesalahan sistem yang masih belum diketahui sampai saat ini. Dua orang awak kabin dan satu orang penumpang dikabarkan mengalami kondisi kritis dan segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Sementara itu, penumpang lainnya hanya mengalami luka-luka biasa. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.”Shevandra masih berada di kantor saat ini. Ia bahkan sama sekali tidak berniat untuk pergi keluar dan mencari makan siang seperti yang lainnya. Padahal kalau dipikir-pikir, pekerjaannya tidak sedang menumpuk belakangan ini. Pria itu bisa saja meluangkan waktunya sebentar untuk pergi makan siang jika ia mau. Namun, pada kenyataannya Shevandra malah hanya bersantai di ruang kerjanya sembari menonton berita dari ponsel.“Sungguh ma

  • I See U in the Past   Turbulence

    Turbulensi di awal penerbangan saat akan lepas landas sudah merupakan hal yang cukup biasa untuk terjadi. Meski terasa agak mengerikan pada awalnya, namun Ailisha sama sekali tidak mempermasalahkan hal tersebut. Itu bukan lagi sesuatu yang baru baginya. Paling tidak, untuk sekarang Ailisha sudah mulai berhasil untuk beradaptasi.“Apa aku akan bertemu dengan Kak Shevandra di sana?” batinnya di dalam hati.Informasi terakhir yang ia dengan soal pria itu adalah kepergiannya menuju Korea Selatan. Bukan pergi. Lebih tepatnya kembali. Ada bisnis yang perlu ia urus dengan segera. Sebab sejak awal Shevandra memang sudah merintis bisnisnya di negeri ginseng itu.Yang kemarin itu hanya kunjungan bisnis. Oleh sebab itu Shevandra datang ke Indonesia. Dan kebetulan mereka bertemu. Setelah sekian tahun lamanya, Ailisha sama sekali tidak mendengar kabar apa pun dari pria itu. Meskipun hanya sekedar kabar burung.“Tapi, bukankah Korea Selatan terlalu be

  • I See U in the Past   Boy

    Butuh waktu selama kurang lebih delapan jam perjalanan jika menggunakan mobil dari Jakarta menuju Jogja. Jika Jeri baru berangkat tepat pada pukul tujuh malam tadi, maka bisa dipastikan jika pria itu sekarang pria itu sudah berhasil menempuh lebih dari setengah perjalanan.Tiga jam lagi pria itu akan sampai. Tepat pada pukul tiga dini hari. Hanya selisih satu jam saja sejak jadwal keberangkataan Ailisha dari bandara. Pria itu tidak akan tiba lebih cepat dari perkiraannya. Bahkan jika kondisi jalanan tidak ramai atau bahkan macet sama sekali.Sepertinya rencananya untuk menghindari pria itu akan berhasil kali ini. Jeri tidak akan langsung menemuinya ketika sampai. Sudah larut malam. Tentu saja ia masih memiliki etika dan sopan santun. Jeri tidak akan melakukan hal tersebut jika masih memiliki akal sehat. Lagipula ia berencana untuk langsung pergi ke hotel begitu sampai. Kemungkinan besar, besok baru Jeri akan berusaha untuk mencari Ailisha.***&

  • I See U in the Past   Informal Situation

    Pergerakan pria itu terlalu cepat untuk dibaca. Aaron melakukan segalanya secara tiba-tiba, tanpa ada peringatan sama sekali. Sehingga gadis itu tidak sempat melakukan apa pun untuk mencegahnya.Kedua bola mata Agatha membulat dengan sempurna, ketika ia mengetahui kalau Aaron sudah mengunci pergelangan tangannya. Mustahil untuk melarikan diri di saat seperti ini. Pria itu terlalu kuat. Dia tidak akan bisa melawannya hanya dengan tangan kosong. Agatha pasti sudah jelas akan kalah. Paling tidak ia perlu sebuah taktik sederhana di sini untuk menolong dirinya sendiri.Satu-satunya kesempatan untuk melarikan diri yang dimiliki oleh gadis ini adalah ketika Aaron lengah. Mungkin sebentar lagi. Agatha harus berhasil mengalihkan perhatian pria itu.“Apa yang kau inginkan?!” seru Agatha.Kali ini nada bicaranya terdengar jauh lebih nyaring dari pada sebelumnya.Satu detik, dua detik, tiga detik berlalu. Tidak ada jawaban sama sekali dari Aaron. B

  • I See U in the Past   Plan A

    18.00Ailisha baru saja selesai berkemas. Ia masih punya cukup banyak waktu sebelum pesawatnya berangkat pukul dua nanti. Jeri pun tampaknya belum berangkat dari Jakarta. Meskipun pada akhirnya nanti pesawat gadis itu akan transit lebih dulu di Bandara Internasioanl Soekarno-Hatta untuk bertukar pesawat, hal itu jauh lebih baik.Setidaknya jika Ailisha pergi ke Jakarta dengan jalur udara, ia tidak akan berpapasan dengan pria itu. Maka hal sebaliknya mungkin saja terjadi jika Ailisha pergi ke Jakarta melalui jalur darat. Ia tidak ingin mencari gara-gara. Pergi dari jalur darat sama saja dengan merusak rencananya sendiri. Ia tidak mau kalau sampai hal itu terjadi.Rencananya yang kali ini tidak boleh sampai gagal. Meski Ailisha sendiri merencanakannya dalam waktu yang terkesan serba mendadak. Tidak ada persiapan yang benar-benar matang. Namun meski begitu, keputusannya sudah bulat. Tidak ada yang bisa mengganggu gugat. Termasuk Jeri sekali pun. Sebab, perjalanan y

  • I See U in the Past   Escape

    Setelah punggung pria itu menghilang dari pandangannya, tepat di ujung jalanan sana, Ailisha segera berbalik badan. Awalnya ia berniat untuk segera masuk ke dalam. Tidak ada lagi alasan untuk tetap berada di sini lebih lama. Lagipula sekarang langit sudah tampak kelabu. Sepertinya hujan akan turun sebentar lagi.Begitu sampai di dalam kamar kost, gadis itu langsung melemparkan tasnya ke sembarang arah. Tidak hanya sampai di situ saja. Ia bahkan langsung merobohkan dirinya di atas kasur, tanpa sempat mengganti pakaiannya terlebih dahulu.“Pingganggku akan patah rasanya,” keluh Ailisha.Wajar saja jika ia merasa kelelahan. Akhir-akhir ini jadwal kegiatan gadis itu memang sedang padat-padatnya. Tidak bisa dipungkiri. Lihat saja bagaimana ia harus membantu Arga dalam mempersiapkan segala keperluan acara pentas. Padahal, namanya tidak terdaftar dalam kepanitiaan sama sekali. Namun, Arga tetap memintanya secara paksa untuk berpartisipasi.Ditambah b

DMCA.com Protection Status