Hans dan Ruthai 19 Oktober 1991 “Nang...! Nang…!Ruthai, kemari sayang,” panggil pria berbadan tinggi ganteng dengan alis tebal dan brewokan yang tercukur rapih diruang tamu kepada isterinya yang sedang memasak di dapur itu. “Sebentar Hans, masakanku hampir jadi…segera aku kesanaaaa,” Aroma masakan dari dapur berlarian membabi buta keseluruh ruangan tak terkecuali masuk tanpa pamit menuju ruang tamu dan meremas-remas perut Hans yang sedang amat sangat keroncongan. Ia sedang asyik memilih-milih vinyl lagu untuk diputar ketika nanti bersantap ria bersama isteri tercintanya itu. Hans dan Ruthai memang biasa memakai ruang tamu untuk bersantai mendengarkan music, membaca buku sekaligus ritual isi perut. “Nikmat sekali aroma masakan ini, seperti aku kenal… tapi dimana ya?”dalam hatinya ia berdebat dengan memori otaknya mengenai misteri harum masakan itu. “Ahh ini dia! album ini lumayan lama tidak kuputar, jadi kangen musi
Baca selengkapnya