Home / Romansa / Pernikahan tidak selalu indah / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Pernikahan tidak selalu indah: Chapter 21 - Chapter 30

158 Chapters

Berkas data

Nathan menjawab dengan nada biasa: "aku tadi sibuk kerja ibu aku ada urusan mendadak di kantor jadi tidak bisa menemani dia"Ibu Nathan menghela napas panjang sambil berkata: "Yasudah lebih baik kamu temui dia sekarang dan bawa menemui ibu sekarang!!"Nathan menjawab: "iya..."Nathan langsung menutup panggilan dengan klik, berdiri dan berjalan keluar dengan ekspresi dingin, ada beberapa karyawan yang lewat dengan diam, ada juga yang melirik Nathan dengan takut, Nathan tidak peduli dia hanya berjalan lurus keluar dari kantornya, sepanjang perjalanan dia berjalan dia berpikir apa hukuman yang akan dia berikan kepada Diana karena dia di salahkan oleh ibunya.Di jam yang sama dia tamanDiana yang tidak tau apa-apa hanya menunggu Nathan datang menjemputnya, dia berpikir bahwa Nathan pasti tidak akan menjemputnya untuk bertemu dengan ibunya, tapi Diana tetap menunggu walapun dia masih berpikir tidak pasti.****************Novita masih bera
Read more

Tersenyum

Nathan sampai di taman yang di sebutkan Diana saat awal menelepon, Nathan dengan malas berjalan keluar dari mobilnya menuju kursi yang sedang di duduki Diana, Diana tidak sadar bawah Nathan sudah datang menghampirinya dia masih asik bermain game di ponselnya sambil menunduk. Nathan sedang dalam mood yang buruk dia tidak mau basa basi, langsung menarik lengan Diana dengan kasar meyeretnya. Diana yang sedang asik bermain game di kejutkan oleh Nathan membuat dia terkejut sekaligus kesal dia sedang main game dan sedikit lagi dia menang malam di kacaukan oleh Nathan membuat dia juga kesal.Diana berteriak hampir mendekati telinga Nathan: "apa yang kamu lakukan!!"Teriakan Diana membuat Nathan semakin marah, dia menutup mulut Diana dengan tangannya, berkata dengan dingin melototi mata Diana: "kamu Diam!!"Diana yang sudah di tutup Nathan dengan tangannya tidak bisa berkata-kata apa-apa dia hanya bisa diam mengangguk, Nathan melepas tangannya dari mulut Diana dan kemba
Read more

Perasaan

Novita mengerjakan pekerjaan yang belum di selesaikan bosnya dengan cepat, karena suasana hatinya sedang bagus hari ini dia mengerjakannya dengan senyum bahagia di bibirnya, teman sekantornya yang juga adalah seorang perempuan yang bernama Anna, yang duduk tepat di sebelah mejanya menatapnya dengan tersenyum."Vita kamu tumben hari ini terlihat bahagia?"Novita yang sedang asik dengan banyak berkas tidak terlalu merespon pertayaan Anna, tetapi dia tetap menjawab dengan bodoh sambil tersenyum: "aku baru saja menerima pesan dari Biily aku bahagia sekali"Anna mendengar jawaban Novita membuatnya tertawa, dia kira perempuan seperti Novita tidak akan pernah memiliki orang yang dia suka karena bisa di katakan Novita itu orang yang terlihat dingin dan pemarah seperti bosnya, tapi jika mengenal lebih jauh dia adalah orang yang baik. Tapi dia tidak kenal siapa BIlly itu, siapanya Novita.karena terlalu penasaran Anna bertanya dengan nada lembut menggoda temanya: "
Read more

Salah Paham

Setelah melihat ibunya pergi ke dapur dengan bahagia, Nathan langsung mendorong tubuh Diana dari dadanya, Diana sudah siap untuk itu dia mencoba mensetabilkan tubuhnya di atas sofa. Nathan menatap Diana yang berada si sebelahnya dengan jijik, Diana tidak peduli dengan tatapan Nathan itu dia hanya diam mencari ponselnya di kantong celananya dan mencoba mengalihkan pandangannya dengan itu, Diana tidak suka suasana diam atau canggung dia hanya bisa memainkan ponselnya, Nathan yang berada di sebelahnya juga tidak mengajaknya bicara, membuatnya juga diam, dia ingin berbicara dengan Nathan tapi jika Nathan mengabaikannya untuk apa dia berbicara.Diana asik memainkan ponselnya, mengabaikan semua hal yang ada di sebelahnya, ataupun di dekatnya, Nathan yang merasa di abaikan walapun awalnya dia memang tidak berbicara sejak tadi, mencoba menganggu Diana dengan menarik ponsel Diana dari wajahnya yang hampir dekat dengan layar. Diana yang merasa di ganggu oleh Nathan, berbalik menatap ma
Read more

Tertidur

Novita mendongak sambil melirik dengan lembut ke jam dinding yang berada tidak jauh dari tempat duduknya, dia melihat jam dinding menunjukkan pukul 06:00 itu adalah jam pulang dia di kantor, walapun kadang dia bisa pulang larut malam karena banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan. Novita berdiri dari kursinya, mengambil ponselnya di atas meja, membuka kuncinya dan tidak melihat satupun pesan dari Billy membuat senyum masam di wajahnya, tetapi dia juga tidak terlalu berharap akan di sms lagi oleh Billy lagi, walapun ada sedikit harapan tapi jika tidak ada juga tidak apa. Novita membereskan beberapa barangnya yang berada di atas meja, sambil memanggil Angga asistenya."Angga!!" Novita berbicara sambil berteriak dia terlalu malas berjalan untuk mencari Angga walapun dia tau di jam segini angga akan berada di depan ruangannya berbicara dengan Anna, tentang sesuatu hal yang dia juga tidak tau. Novita masih berdiri sambil membereskan barang yang berada di atas mejanya, tidak lam
Read more

Bertemu Sahabat

Rama berjalan keluar dari kantornya dengan santai, dia malas menelepon Biily sahabatnya karena dia tau jika dia sudah menentukan tempat bertemu, pasti dia akan sampai sana tidak menelepon atau mengabari dulu, Biily seperti orang yang suka langsung (dadakan) ingin orang datang atau tidak dia tetap datang. Seperti contohnya dulu saat mereka SMA, sewaktu kerja kelompok padahal dia dan Diana sudah merencakan akan datang ke rumahnya jam 10:00, padahal Diana belum datang masih berada di rumah, dan teryata Biily duluan yang sampai padahal dari awal Diana sudah memesan telpon terlebih dahulu jika ingin datang ke rumah Rama, dia yang saat itu malah sedang tidur, mendengar seseorang berteriak dari luar. Teryata itu adalah Biily yang menggedor pintu rumahnya dengan kencang, seperti maling juga bukan... Maling tidak pernah permisi, seperti tukang las juga bukan. Sejak saat itu Rama tau sifat sahabatnya ini dan memikirkannya lagi membuat dia menghela nafas kasar. Rama berjalan ke mobilnya yang b
Read more

Berkelahi

 Rama berpikir dengan sangat lama mengabaikan sahabatnya Biily yang masih murung di depannya. Tidak lama pelayan datang membawa makanan dan minuman pesanan Rama tadi, pelayam membawa dua steak dengan kentang goreng di atasnya, satu jus mangga dan melon. Pelayan meletakan dengan lembut, makanan dan minuman tadi di depan Rama dan Billy, Rama melirik pelayan dengan ringan sambil tersenyum mengangguk, Rama memang orang yang sopan, walapun di dalam pikirannya bertanya-tanya tentang semua hal menyangkut Diana dan Nathan. Karena penasarannya melebihi semua pikirannya, ramapun mengambil hpnya di atas meja, mencari kontak Diana menekan panggilan.Nathan yang sedang tertidur dia bangunkan oleh suara nada dering telpon di atas meja, dia dengan malas menggapai hp, yang berada di atas meja dengan tangannya. Mengambil hp yang berada di atas meja, membaca nama orang yang menelepon adalah "Rama" membuat Nathan berpikir dengan bodoh, siapa rama bukannya dia tidak pernah menyimpan
Read more

Terdiam

Nathan semakin mendekat membuatnya semakin gugup, mengigit bibirnya masih sambil menunduk. Diana berpikir dengan aneh kenapa dia berada di sini dan juga ada Nathan, apa ini adalah kamar Nathan, dia merasa dua kali sudah menemukan kejadian ini, pertama dia tiba-tiba berada di apartemen Nathan tertidur juga di atas kasurnya, dan kedua yang ini kenapa dia bangun di kamar Nathan lagi, apalagi di atas kasurnnya.... ya walapun empuk di atas kasurnya.Diana mencoba mencubit tangannya dengan ringan mencoba menyadarkan dirinya agar tidak semakin gugup, tetapi dia malah menjadi semakin gugup. Diana juga mencoba mensetabilkan ekspresinya dengan diam. Tidak mau menatap Nathan yang sedikit lagi berada di sebelah dirinya. Nathan mendekati Diana tanpa ekpresi di wajahnya dengan dingin berkata: "Ini sudah malam lebih baik kamu pulang!!"Nathan berpikir Diana harus pergi karena dia terlalu malas melihat calon istirnya tinggal di kamarnya lagi, dia ingin bebas sebentar karena besok mere
Read more

Berkeliling

Keesokan harinya pagi yang cerah, Novita membuka kedua kelopak matanya dengan lembut, mendudukan dirinya di atas kasurnya yang empuk, sambil melirik kalender yang berada di dinding kamarnya, menyimpitkan matanya. Tetapi karena angka di kalender terlalu kecil, membuat Novita berdiri, dan berjalan dengan malas. dia melihat tanggal di kalender tanggal 18 September hari sabtu, dia melihat tanda lingkaran merah di tanggal itu, tetapi dia tidak ingat hari ini adalah hari yang penting, cuman ada hari libur, mungkin dia tandai itu adalah hari libur, pikir Novita. ia juga melirik jam dinding, tapi di jam dinding itu jarum yang kecil dan besar tidak bergerak, dia hampir lupa bahwa jam itu sudah mati seminggu yang lalu... dia lupa menggantinya karena banyak sekali pekerjaan di kantor akhir-akhir ini yang membuat dia kelupaan tentang hal-hal yang berada di rumahnya. Ponsel Novita berada di atas meja di dekat kasurnya tadi, jadi dia memutuskan untuk kembali ke kasurnya tadi untuk mengamb
Read more

Mencari

Novita buru-buru menelepon Billy, sambil berjalan ke parkiran mobil yang berada jauh di lantai bawah rumahnya, Novita tinggal di rumah yang besar, kamarnya berada di lantai 3, dia bisa di katakan orang yang kaya bahkan jika dia tidak bekerja lagi menjadi sekertaris Nathan dia bisa menghidupi dirinya sampai ke cucu-cucunya nanti, Tetapi Novita bukan wanita yang malas, dia sudah berkemauan untuk bekerja, jadi dia harus bekerja. Walaupun orang tua Novita juga kaya dia juga harus bekerja keras dan mendapatakan uang sendiri bukan?, jika hanya mengandalkan orang tuanya kapan dia akan dewasa, dan jika orang tuanya menyuruhnya meneruskan perusahaan mereka nanti dia juga bisa mendapat pengalaman dari bekerja dengan Nathan. Novita wanita yang tekun, terkadang lembut atau pemaran jika mood dia tidak baik, pekerja keras, suka lupa sesuatu bahkan bosnya Nathan marah karena kebiasaan buruknya ini. Saat Novita sudah sampai di lantai bawah, berjalan menuju mobilnya... Telponnya dia angkat o
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status