Semua Bab Awas, Bos Jatuh Cinta!: Bab 931 - Bab 940

1747 Bab

Bab 931

Tammy menatap mata Simon dan merasakan sensasi dingin yang perlahan menyelimutinya. Ada rasa dendam yang bersemayam di dalam hati Tammy. "Apa kamu benar-benar mau bersikap kasar sama aku?" "Selain sebagai istriku, aku bisa setujui permintaan lain yang kamu punya. Tapi aku cuma bisa menyetujui salah satu permintaanmu, sebagai tanda penghargaan karena kamu telah merawat aku sebelum ini." “Tapi aku cuma mau jadi istri kamu!” “Kalau gitu aku minta maaf soal itu. Aku nggak bisa penuhi permintaanmu itu." "Aku tahu kamu nggak punya hati. Aku nggak pernah kira kamu akan jadi nggak berperasaan ini!" Tammy merasa ia belum pernah mengenal Simon secara mendalam. "Nggak berperasaan?" Simon melengkungkan bibirnya dengan dingin. "Siapa yang nggak berperasaan sepertimu? Kamu tau Franky itu tangan kanan terbaikku, tapi jadiin dia spesimen kamu?" Ekspresi Tammy berubah. "Kamu... kamu udah temuin dia?" Segera, ia menambahkan, "Bukannya aku mau buat dia spesimen aku. Aku cuma mikir untuk
Baca selengkapnya

Bab 932

Simon yang begitu proaktif malah membuat Sharon merasa aneh. Ia merasa itu lucu dan menatap Simon.Ia berkata sambil tersenyum, "Apa yang kamu bilang sama dia begitu? Apa maksud kamu nggak ketemu sama dia lagi?" 'Kurasa aku sama sekali nggak halangin kamu untuk ketemu Tammy, kan?' Simon sengaja beringsut ke depan Sharon dan napas hangatnya menerpa wajahnya. "Aku bilang sama dia aku cuma satu punya istri dan itu kamu dan dia nggak akan pernah punya kesempatan ini." Simon mengatakan komentar itu tanpa pemberitahuan sebelumnya, dan ini membuat Sharon tidak dapat bereaksi terhadapnya."Dia ... dia minta jadi istri kamu?" Bahkan, dalam dugaan Sharon, Tammy tidak akan mudah menyerah. 'Hanya saja, bukannya Tammy benci Simon karena hancurin Chester Manor?' "Aku juga nggak tau apa yang harus aku lakukin lagi supaya dia nyerah." Simon mengerutkan kening karena ia hanya bisa mengatakan padanya bahwa mereka tidak akan pernah bertemu lagi.Selain itu, Simon tidak sepenuhnya memaafkan
Baca selengkapnya

Bab 933

Simon tiba-tiba menjadi begitu dekat di depannya. Matanya yang dalam menatap tepat ke arahnya. Bibirnya melengkung membentuk senyum samar. "Jangan bilang kamu malu?" Sebelum Sharon sempat menjawab, Simon menambahkan, "Kita udah lama jadi pasangan, kenapa masih malu-malu?" Simon berpikir sejenak, dan seringainya semakin lebar. "Tapi kita memang kepisah lama ya.. Itu normal sih kalau kamu untuk malu." Simon bersikap pengertian karena Sharon selalu mudah tersipu. "Sejak... sejak kapan aku malu?" Tanpa sadar, setelah mengatakannya, Sharon menyesalinya. Ia seharusnya mengakuinya. Setidaknya, Simon masih akan mencari perawat atau penyedia layanan kesehatan lainnya. "Nggak malu? Jadi itu berarti kamu pikir aku nggak guna dan nggak bisa jaga kamu?""Aku nggak maksud begitu..." "Kalau begitu jangan cari perawat. Aku akan bantu kamu." Simon menambahkan dengan sangat cepat. Sharon membuka mulutnya, tetapi ia menyadari ia tidak bisa memaksa dirinya untuk menolaknya. Ia tidak ber
Baca selengkapnya

Bab 934

Ada tempat tidur lain di kamar dan Simon berbaring di tempat tidur itu. Seperti yang disebutkan Sharon sebelumnya. Karena tempat tidurnya terlalu kecil, dan mereka tidak bisa tidur bersama, maka membiarkan Simon tidur di tempat tidur yang lain juga bisa dianggap sebagai tidur bersama. Tempat tidur lainnya digeser dan ditempatkan di dekat miliknya. Ia bisa meraih tangannya jika ia mengulurkan tangannya. Saat ini, mereka berpegangan tangan satu sama lain. Ia juga tidak tahu mengapa ia tiba-tiba menempel pada Simon seperti ini. Ia takut Simon akan pergi begitu ia membuka matanya. "Kalau begitu aku mau tidur. Selamat malam."Sharon memiringkan kepalanya dan berkata kepada Simon. "Selamat malam." Simon menggenggam tangannya dan mencium punggung tangannya. Simon memperhatikannya dengan tenang sampai ia tertidur. Tangan mereka masih berpegangan satu sama lain dan akhirnya, ia juga memejamkan mata. Tepat ketika Simon hendak tertidur, ia mengendus aroma yang sangat aneh. Ia ingin m
Baca selengkapnya

Bab 935

"Aku bilang berikan pisau itu pada aku!" Tammy meraung. Jesse tidak ingin Tammy mengamuk. Oleh karena itu, ia hanya bisa memberikan pisau tajam padanya. "Nona Tammy..." "Tutup mulutmu!" Tammy segera memotongnya dengan kejam. Ia beringsut lebih dekat ke bagian depan Sharon dan menatap wajahnya yang masih agak pucat. Tammy merasa wajah Sharon tidak terlalu cantik jika dilihat dari keadaan, namun ia tidak bisa menahan rasa cemburu. "Aku akan hancurin wajahmu sekarang. Aku mau lihat apa Henry masih menginginkan kamu atau nggak ketika saatnya tiba." Tammy tersenyum dingin. Mungkin Sharon telah merasakan bahayanya atau mungkin ia tidak terlalu menikmati ekstasi karena ia hanya tertidur lelap, saat ini, ia mulai perlahan bangun. Sharon membuka matanya dan melihat sebilah pisau tajam tersaji di hadapannya. Matanya melebar drastis. Melihat lebih dekat, ia memperhatikan penampilan Tammy dan yang terakhir bibirnya melengkung menjadi seringai dingin. Sharon mengira ia sedang bermimpi
Baca selengkapnya

Bab 936

'Aku liat, Tammy sepertinya nggak takut mati.' Tammy mengalami tembakan, dan saat ia bangun, bahkan sebelum lukanya sembuh, ia turun dari tempat tidur sambil mengeluarkan pisau untuk mencoba membuat Sharon cacat. ‘Aku cuma bisa bilang dia benar-benar mau buat aku cacat.’"Nona Tammy, Anda... Luka Anda terbuka!" Jesse melihat kemejanya bernoda merah di bagian perutnya. Ia ketakutan dan berseru pelan, "Darah… Darahnya banyak sekali!" Tammy kesakitan sampai dahinya basah oleh keringat dingin. Ia terus terengah-engah sambil berkata, "Diam..." "Nona Tammy, saya akan bawa Anda kembali ke kamar Anda. Saya akan segera cari dokter!" Ekspresi Jesse berubah menjadi lebih buruk. "Tunggu di sana!" Tammy meraung padanya dengan dingin. Tammy jelas sangat kesakitan sehingga ia hampir tidak bisa bernapas. Namun, ia masih mengacungkan pisau di lantai, memerintahkan Jesse, "Ambil itu dan hancurkan wajahnya!" Jesse tercengang. "Maaf, Nona Tammy?" Sharon juga tercengang saat mendengar kome
Baca selengkapnya

Bab 937

Sharon memandang Tammy, yang wajahnya tidak berubah sedikitpun. Ia tidak sangka Tammy begitu kejam sampai saat ini. "Kamu salah. Aku nggak akan biarin kamu sakitin dia. Selain itu ... aku mencintainya karena dia, bukan wajahnya." kata Simon perlahan. Sharon telah memberi tahu Tammy hal yang sama sebelumnya tetapi yang terakhir tidak percaya. Saat ini, ia mendengar kata-kata dari mulut Simon sendiri. Itu membuatnya merasa hancur namun tidak puas. Tammy memuntahkan seteguk darah dan nafasnya menjadi lebih cepat seolah-olah ia akan mati dalam waktu dekat! "Nona Tammy!" Jesse bergegas ke sisinya. Jesse sangat gugup dan takut sehingga ia akan menangis. "Nona Tammy, saya akan pergi cari dokter sekarang!" Setelah berbicara, Jesse berlari keluar dari bangsal. Di sisi lain, Sharon dan Simon juga melihat adegan itu. Mereka mengira Tammy mungkin tidak bisa menahannya lebih lama lagi. Mereka tidak akan pernah menyangka Tammy mengeluarkan satu tong bensin dari belakang kursi rodanya.
Baca selengkapnya

Bab 938

Api yang ganas telah sepenuhnya menelan kamar itu. Jika bukan karena Simon yang buru-buru membawa Sharon bersamanya dan meninggalkan kamar, mereka juga tidak akan bisa melarikan diri. Sharon menatap lautan api. Tammy, yang terbakar, masih meronta dan menjerit. “Henry… kembalilah kesini… aku akan tetap mau jadi istrimu walaupun aku jadi hantu…” Tammy terus berteriak dengan suara seraknya hingga suaranya menghilang di tengah lautan api. Sharon menyaksikan adegan Tammy dibakar sampai mati dan mau tidak mau merasa takut. 'Sulit dipercaya Simon dan aku hampir mati terbakar! Aku cuma bisa bilang Tammy terlalu kejam. Lain hal kalau dia mau mati, tapi dia mau seret kita sama dia!'Simon bisa merasakan Sharon gemetar, jadi ia memeluknya. Ia berkata dengan lembut, "Nggak apa-apa sekarang." Ia juga merasa Tammy terlalu kejam. Hanya saja ia tidak menyangka Tammy begitu kejam padanya. Alarm di rumah sakit sudah lama mati. Saat itu, petugas pemadam kebakaran bergegas ke tempat kejadian
Baca selengkapnya

Bab 939

Eugene mendengar teriakan Jesse dan dengan lembut mengutuk pelan. Ia lebih suka menjadi buta daripada melihat hal-hal seperti itu! Tanpa sadar, ia mengangkat tangannya untuk menutupi mata Sebastian, tidak membiarkannya melihatnya. "Kenapa Paman tutup mataku?" Sebastian tidak mendapatkan pandangan yang jelas. "Ada hal-hal yang nggak seharusnya kamu lihat." Setelah berbicara, Eugene segera membalikkan Sebastian. "Shar, sepertinya kamu nggak terluka oleh Tammy. Aku akan mengatur kamar baru untukmu. Kamu harus istirahat hari ini." Eugene berbalik dan berkata kepada Sharon. Sharon masih sedikit linglung. Setelah kekacauan malam ini, ia kelelahan. Sementara itu, lukanya telah terbuka kembali dan ia harus menyusahkan dokter untuk memeriksanya nanti. Simon mengalihkan pandangannya dari mayat Tammy. Ia kemudian memerintahkan anak buahnya, "Kumpulkan beberapa pria dan kubur dia dengan benar." Itu adalah tanda penghargaan. Ia hanya membalas budi kepada Tammy. Simon telah memerintahkan
Baca selengkapnya

Bab 940

Ada dua karangan bunga yang diletakkan di depan batu nisan Tammy. Di depan batu nisannya, Simon sedang duduk di kursi roda sementara Summer berdiri di sampingnya. Nona Tammy dari Chester Manor dulu berada di puncak hierarki, namun saat ini, hanya ada dua dari mereka yang mengantarnya pergi dalam perjalanan terakhirnya. "Aku tidak pernah kira dia jadi sekejam ini." Summer terkejut ketika ia mendengar bagaimana Tammy membakar dirinya sampai mati. Simon mengerucutkan bibirnya dan tidak berkomentar. Tatapannya tertuju pada batu nisan. Sejujurnya, Simon tidak perlu mengantarnya pergi dalam perjalanan terakhirnya. Lagi pula, ia telah melakukan terlalu banyak hal untuk melawan Simon. Hanya saja Simon masih berutang budi padanya dan Chester Manor memang berantakan karena ia. Oleh karena itu, mengantarnya pergi adalah ia membalas budinya. "Kalau aku tahu dia orang yang kejam, aku nggak akan bawa kamu ke dia sejak awal." Summer menyesalinya. "Banyak hal sudah terjadi. Nggak ada gun
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
9293949596
...
175
DMCA.com Protection Status