'Aku liat, Tammy sepertinya nggak takut mati.' Tammy mengalami tembakan, dan saat ia bangun, bahkan sebelum lukanya sembuh, ia turun dari tempat tidur sambil mengeluarkan pisau untuk mencoba membuat Sharon cacat. ‘Aku cuma bisa bilang dia benar-benar mau buat aku cacat.’"Nona Tammy, Anda... Luka Anda terbuka!" Jesse melihat kemejanya bernoda merah di bagian perutnya. Ia ketakutan dan berseru pelan, "Darah… Darahnya banyak sekali!" Tammy kesakitan sampai dahinya basah oleh keringat dingin. Ia terus terengah-engah sambil berkata, "Diam..." "Nona Tammy, saya akan bawa Anda kembali ke kamar Anda. Saya akan segera cari dokter!" Ekspresi Jesse berubah menjadi lebih buruk. "Tunggu di sana!" Tammy meraung padanya dengan dingin. Tammy jelas sangat kesakitan sehingga ia hampir tidak bisa bernapas. Namun, ia masih mengacungkan pisau di lantai, memerintahkan Jesse, "Ambil itu dan hancurkan wajahnya!" Jesse tercengang. "Maaf, Nona Tammy?" Sharon juga tercengang saat mendengar kome
Baca selengkapnya