"Alesha, maafkan aku." Deg.Sontak, piring yang masih aku sabuni jatuh. Beruntungnya ia jatuh di wastafel, tidak di lantai yang akan membuatnya pecah dan mungkin saja bisa melukaiku. "Maafkan aku atas kejadian di hotel tadi pagi." Bisiknya lagi. Tangannya turun ke perutku, mengelusnya. Dia juga malah sengaja bermain-main di titik terlemahku, leherku. Aku tidak tahu apa maksud kedatangannya kesini. Nano-nano. Aku tidak tahu apa yang aku rasakan kini. Entah antara mau menangis, marah, pura-pura tidak tahu dengannya seakan menjadi orang asing, atau malah akan menikmati apa yang dia lakukan padaku. Tapi yang pasti, aku tidak bisa melakukan apapun kini. Sedikit meringis. Mas Abi kembali menyedot leherku. Aku tidak mengerti, kenapa dia suka sekali memberikan jejak di leherku, yang pada akhirnya nanti dia sendiri yang tidak mau mengakuinya. Seperti yang terjadi di hotel tadi, menganggap kalau itu adalah perbuatan pria
Terakhir Diperbarui : 2021-08-26 Baca selengkapnya